BAB
V
CIRI,
PERWUJUDAN, JENIS, PENDEKATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
A. CIRI KHAS PERILAKU BELAJAR
1. Intensional (disengaja)
2. Positif dan aktif (bermanfaat dan atas
hasil usaha sendiri)
3. Efektif dan fungsional (berpengaruh dan
mendorong timbulnya perubahan batu)
B. PERWUJUDAN PERILAKU BELAJAR
1. Kebiasaan: timbul karena proses
penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulus yang
berulang-ulang. Kebiasaan ini terjadi karena prosedur pembiasaan seperti classical dan operant conditioning.
2. Keterampilan: kegiatan yang berhubungan
dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan
jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya.
3. Pengamatan: proses menerima, menafsirkan
dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan
telinga.
4. Berpikir asosiatif dan daya ingat:
proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons. Di samping itu,
daya ingat pun merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsur pokok dalam
berpikir asosiatif. Jadi, siswa yang telah mengalami proses belajar akan
ditandai dengan bertambahnya simpanankemampuan menghubungkan materi tersebut
dengan situasi atau stimulus yang sedang ia hadapi.
5. Berpikir rasional dan kritis: perwujudan
perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah.
6. Sikap: perwujudan perilaku belajar siswa
akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah
berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa dan
sebagainya.
7. Inhibisi: kesanggupan siswa untuk
mengurangi dan menghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu memilih atau
melakukan tindakan lainnya yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan
lingkungannya.
8. Apresiasi: penghargaan atau penilaian
terhadap benda-benda baik abstrak maupun konkret yang memiliki nilai luhur.
Tingkat apresiasi seorang siswa terhadap nilai sebuah karya sangat bergantung
pada tingkat pengalaman belajarnya.
9. Tingkah laku afektif: tingkah laku yang
menyangkut keaneka-ragaman perasaan seperti: takut, marah, sedih, gembira,
kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya.
C. JENIS-JENIS BELAJAR
1. Belajar abstrak: belajar yang
menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman
dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.
2. Belajar keterampilan: belajar dengan
menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat
syaraf dan otot-otot. Tujuannya untuk memperoleh dan menguasai keterampilan
jasmaniah tertentu.
3. Belajar sosial: belajar memahami
masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya
untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah
sosial.
4. Belajar pemecahan masalah: belajar
menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis,
teratur dan teliti. Tujuannya untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif
untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas.
5. Belajar rasional: belajar dengan
menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal
sehat). Tujuannya untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep.
6. Belajar kebiasaan: proses pembentukan
kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan baru atau perbaikan
kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap
dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti
selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.
7. Belajar apresiasi: belajar
mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya agar siswa
memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa yang dalam hal ini kemampuan
menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu.
8. Belajar pengetahuan: belajar dengan cara
melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Atau
sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan
melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen (Reber, 1988).
0 comments:
Post a Comment