Thursday, 12 November 2015

Resensi Buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru


RESENSI BUKU
Judul Buku    : Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru
Pengarang      : Drs.Muhibbin Syah M.Ed
Penerbit          : Remaja Rosdakarya (Bandung)
Tahun Terbit :1995
ISBN               : 979-514-447-2
Tebal Buku    : 269 hal


Pendidikan adalah: “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (UU No.20 Tahun 2003). Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidik yang professional yakni guru dan dosen. Pengetahuan yang perlu dikuasai oleh guru atau calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan dengan pendekatan baru yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar dalam suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini.
Belajar sering dihubungkan dengan kegiatan siswa ketika menjalani proses pembelajaran (perilaku mempelajari materi) baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.  Sedangkan kegiatan mengajar dikaitkan dengan kegiatan guru khususnya ketika berada ditengah-tengah proses belajar mengajar (PBM). Pendidikan merupakan konsep ideal, sedangkan pengajaran adalah konsep operasional, dan keduanya berhubungan erat yang tidak mungkin untuk dipisahkan. Psikologi pendidikan ialah disiplin psikologi yang berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan. Psikologi pendidikan mencakup semua hal yang bersifat kependidikan terutama hal belajar, mengajar, dan belajar-mengajar. Belajar dan mengajar bukan hanya sekedar transfer  ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik, melainkan yang terpenting adalah penanaman nilai-nilai moral dari proses belajar mengajar itu sendiri.
Pada hakikatnya bahwa pengajaran memiliki signifikansi  yang vital dalam proses pendidikan. Hal ini tampak konsep-konsep ideal (pendidikan dan operasional (pengajaran) sama-sama berfungsi sebagai alat pencetak sumber daya manusia (SDM) dan sama-sama menciptakan SDM yang berkulitas. Bedanya, konsep operasional merupakan penjabaran dari konsep ideal, oleh karenanya pengajaran berhubungan langsung dengan fungsi dan tujuan , yang dituangkan sang penulis ke dalam bukunya. Buku yang berjudul Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru merupakan buku yang membahas secara keseluruhan mengenai belajar-mengajar dibandingkan buku sejenis yang membahas psikologi pendidikan.
Buku ini ditulis oleh Muhibbin Syah, seorang penulis produktif yang telah menghasilkan 3 judul buku namun sudah dicetak berkali-kali. Buku pertamanya, A Competency-based Reading  and Self-study  Reference.  Buku Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru pertama kali diterbitkan  pada tahun 1995. Sebagaimana yang disampaikan oleh Syah dalam kata pengantarnya, latar belakang penulisan buku ini tak lain sebagai bentuk kepedulian yang teramat besar dari seorang Syah untuk memberikan kontribusi yang berarti dalam memantapkan kualitas kompetensi calon guru dan guru professional pada saat sekarang ini.
Syah membagi buku ini ke dalam dua bagian utama, yaitu hal belajar dan hal mengajar dengan berbagai pendekatan literatur. Dari hal belajar dan mengajar dibagi kedalam beberapa bagian.
Bagian pertama tentang psikologi, pendidikan, dan pengajaran. Pada bagian ini pembaca diajak untuk merefleksi tentang belajar dan mengajar dimana Syah mengungkapkan hasil risetnya mengenai objek dan kajian berupa siswa terutama dalam hal belajar, mengajar dan belajar-mengajar. Syah menegaskan bahwa prinsip, konsep, dan metode psikologi pendidikan merupakan landasan berpikir dan bertindak bagi guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang selaras dengan keadaan dan kebutuhan siswa.
Bagian kedua mengulas batasan perkembangan manusia yang meliputi dimensi (cakupan dan ukuran) rohaniah dan jasmaniah. Kemudian juga tentang faktor-faktor  yang mempengaruhi perkembangan. Perkembangan pada asasnya ialah tahapan perubahan psiko-fisik manusia yang progresif sejak lahir hingga akhir hayat. Kemudian dalam perkembangan tersebut tentu saja ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, Seperti : 1)aliran Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis; 2) aliran Empirisme adalah kebalikan dari aliran Nativisme; 3) aliran konvergensi merupakan gabungan antara aliran Empirisme dengan aliran nativisme. Arti penting perkembangan kognitif siswa ialah: 1) untuk mengembangkan kecakapan kognitif; 2) mengembangkan kecakapan afektif; 3) mengembangkan kecakapan psikomotor. Syah juga menegaskan bahwa proses perkembangan pertimbangan moral menurut teori Kohlberg meliputi tiga tingkatan: 1) moralitas prakonvensional; 2) moralitas konvensional; 3) moralitas pascakonvensional.
Bagian ketiga dari buku ini mengulas tentang belajar . dimana belajar pada asasnya ialah: tahapan perubahan perilaku siswa yang relative positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. menurut aliran behaviorisme, setiap siswa lahir tanpa warisan/pembawaan apa-apa dari orang tuanya, dan belajar adalah kegiatan refleks-refleks jasmani terhadap stimulus yang ada (S-R theory) serta tidak ada hubungannya dengan bakat dan kecerdasan atau warisan/pembawaan. Kemudian Syah juga menegaskan bahwa menurut aliran kongnitif, setiap siswa lahir dengan bakat dan kemampuan mental yang menjadi basis kegiatan belajar. Faktor bawaan ini memungkinkan siswa untuk menentukan merespons atau tidak terhadap stimulus, sehingga belajar tidak bersifat otomatis seperti robot. Fase belajar menurut Bruner, meliputi: 1) informasi (penerimaan materi); 2) transformasi (pengubahan materi dalam memori); 3) evaluasi (penilaian penguasaan materi).
Bagian keempat akan berbicara masalah karakteristik, manifestasi dan pendekatan belajar, jenis-jenis belajar dan hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.  Ciri khas perubahan dalam belajar meliputi perubahan-perubahan yang bersifat: 1) intensional (disengaja); 2) positif dan aktif (bermanfaat dan atas hasil usaha sendiri); 3) efektif dan fungsional (berpengaruh dan mendorong timbulnya perubahan baru). Manisfestasi perilaku belajar tampak dalam: 1) kebiasaan; 2) keterampilan; 3) pengamatan; 4) berfikir asosiatif dan daya ingat; 5) berpikir rasional dan kritis; 6) sikap; 7) inhibisi (menghindari hal yang mubazir); 8) apresiasi (menghargai karya-karya yang bermutu); 9) tingkah laku yang afektif. Pada bagian ini Syah menegaskan bahwa Efesiensi belajar ialah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha belajar dan hasil belajar. Jadi, ada belajar yang efesien ditinjau dari sudut usaha dan ada pula yang efesien ditinjau dari sudut hasil. Dalam hal belajar tentu saja ada faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi: 1) faktor internal (dari dalam diri siswa); 2) faktor eksternal ( dari luar diri siswa); 3) faktor pendekatan belajar siswa. Pendekatan belajar dapat dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu: 1) pendekatan tinggi (speculative dan achieving); 2) pendekatan sedang (analytical dan deep); 3) pendekatan rendah (reprudctive dan surface).
Bagian ke lima, pada bagian ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan prestasi atau kinerja akademik (academic performance) dan batas minimal prestasi belajar siswa. Berbicara masalah prestasi tentu berkaitan dengan evaluasi. Evaluasi disini adalah penilaian terhadap keberhasilan siswa, yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa, dan berfungsi antara lain untuk menentukan posisi siswa dalam kelompoknya. Dijelaskan juga bahwa kesulitan belajar dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik dan munculnya misbehavior siswa, baik yang berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas rendah, karena faktor intern siswa dan ekstern siswa. Untuk mengatasi kesulitan dalam belajar tentu ada langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu: analisis hasil diagnosis, identifikasi kecakapan yang perlu perbaikan, dan penyusunan program remedial teaching. Dalam penyusunan program pengajaran perbaikan diperlukan adanya ketetapan sebagai  berikut: 1) tujuan pengajaran remedial; 2) materi pengajaran remedial; 3) metode pengajaran remedial; 4) alokasi waktu; dan 5) teknik evaluasi pengajaran remedial.
Bagian keenam, akan diuraikan tentang hal mengajar. Mengajar pada asasnya adalah kegiatan mengembangkan seluruh potensi ranah psikologis melalui penataan lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya kepada siswa agar terjadi proses belajar. Pandangan mengajar sebagai ilmu yang hanya menekankan pada pentingnya penguasaan guru atas pelbagai pengetahuan, sedangkan pandangan mengajar sebagai seni menganggap bakat keguruan lebih penting daripada pengetahuan. Berbicara masalah mengajar tentu saja tidak lepas dari suatu proses. Proses mengajar disini terdiri atas tahap-tahap: prainstruksional termasuk kegiatan pre test, instruksional (penyajian materi), dan evaluasi dan tindak lanjut termasuk kegiatan post test dan pemberian tugas.
Pada bagian akhir buku ini, Syah mengajak pembaca untuk memahami  interaksi instruksional antara guru dengan siswa, istilah proses mengajar-belajar (PMB) dipandang lebih tepat daripada proses belajar mengajar (PBM). Alasannya, karena dalam”proses” ini yang hampir selalu lebih dahulu aktif adalah guru (mengajar) lalu diikuti oleh aktivitas siswa (siswa) bukan sebaliknya. Syah juga menegaskan  hal lain, yang perlu dimiliki oleh guru adalah kompetensi dan profesionalisme keguruan yang sampai batas tertentu sering terlupakan oleh para guru. Kompetensi guru adalah kemampuan dan wewenang guru dalam melaksanakan profesinya, sedangkan profesionalisme berarti kualitas dan perilaku yang menjadi ciri khas guru professional. Jadi, guru yang professional ialah guru yang kompeten dan melaksanakan tugas mengajar sebagai satu-satunya profesi utama yang wajib dilaksanakan.
Selain memaparkan konsep dan teori-teori belajar-mengajar, buku ini juga disertai lampiran yang berisi daftar model, tabel, dan indeks. Dengan lampiran ini pembaca diharapkan dapat langsung memahami dan mempraktekkan cara belajar dan mengajar dengan pendekatan teori psikologi pendidikan.
Salah satu kritikan untuk buku ini, pembaca tidak menemukan daftar kata-kata istilah yang membantu menjelaskan konsep-konsep yang akan diuraikan. Hal ini berpotensi membuat pembaca jadi bingung. Selain itu juga pembaca tidak menemukan satu pun ilustrasi/gambar yang membantu mendekripsikan konsep yang akan diuraikan berkenaan dengan hal belajar-mengajar. Namun Syah memiliki pertimbangan lain,  menganggap semua pembaca dapat memahami secara keseluruhan konten buku tanpa memperhatikan level-level kemampuan yang membaca buku tersebut


0 comments:

Post a Comment