RESENSI BUKU
Judul Buku : Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru
Pengarang : Drs.Muhibbin Syah
M.Ed
Penerbit : Remaja
Rosdakarya (Bandung)
Tahun Terbit :1995
ISBN : 979-514-447-2
Tebal Buku : 269 hal
Pendidikan adalah: “usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (UU No.20
Tahun 2003). Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidik yang
professional yakni guru dan dosen. Pengetahuan yang perlu dikuasai oleh guru
atau calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan dengan pendekatan baru
yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar dalam suasana zaman yang
berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini.
Belajar sering dihubungkan dengan kegiatan
siswa ketika menjalani proses pembelajaran (perilaku mempelajari materi) baik
di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sedangkan
kegiatan mengajar dikaitkan dengan kegiatan guru khususnya ketika berada
ditengah-tengah proses belajar mengajar (PBM). Pendidikan merupakan konsep
ideal, sedangkan pengajaran adalah konsep operasional, dan keduanya berhubungan
erat yang tidak mungkin untuk dipisahkan. Psikologi pendidikan ialah disiplin
psikologi yang berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan. Psikologi
pendidikan mencakup semua hal yang bersifat kependidikan terutama hal belajar,
mengajar, dan belajar-mengajar. Belajar dan mengajar bukan hanya sekedar
transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik, melainkan
yang terpenting adalah penanaman nilai-nilai moral dari proses belajar mengajar
itu sendiri.
Pada hakikatnya bahwa pengajaran memiliki
signifikansi yang vital dalam proses pendidikan. Hal ini tampak
konsep-konsep ideal (pendidikan dan operasional (pengajaran) sama-sama
berfungsi sebagai alat pencetak sumber daya manusia (SDM) dan sama-sama
menciptakan SDM yang berkulitas. Bedanya, konsep operasional merupakan
penjabaran dari konsep ideal, oleh karenanya pengajaran berhubungan langsung
dengan fungsi dan tujuan , yang dituangkan sang penulis ke dalam bukunya. Buku
yang berjudul Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru merupakan buku yang
membahas secara keseluruhan mengenai belajar-mengajar dibandingkan buku sejenis
yang membahas psikologi pendidikan.
Buku ini ditulis oleh Muhibbin Syah, seorang
penulis produktif yang telah menghasilkan 3 judul buku namun sudah dicetak
berkali-kali. Buku pertamanya, A Competency-based Reading and
Self-study Reference. Buku Psikologi Pendidikan dengan
pendekatan Baru pertama kali diterbitkan pada tahun 1995.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Syah dalam kata pengantarnya, latar belakang
penulisan buku ini tak lain sebagai bentuk kepedulian yang teramat besar dari
seorang Syah untuk memberikan kontribusi yang berarti dalam memantapkan
kualitas kompetensi calon guru dan guru professional pada saat sekarang ini.
Syah membagi buku ini ke dalam dua bagian
utama, yaitu hal belajar dan hal mengajar dengan berbagai pendekatan literatur.
Dari hal belajar dan mengajar dibagi kedalam beberapa bagian.
Bagian pertama tentang psikologi, pendidikan,
dan pengajaran. Pada bagian ini pembaca diajak untuk merefleksi tentang belajar
dan mengajar dimana Syah mengungkapkan hasil risetnya mengenai objek dan kajian
berupa siswa terutama dalam hal belajar, mengajar dan belajar-mengajar. Syah
menegaskan bahwa prinsip, konsep, dan metode psikologi pendidikan merupakan
landasan berpikir dan bertindak bagi guru dalam mengelola proses belajar
mengajar yang selaras dengan keadaan dan kebutuhan siswa.
Bagian kedua mengulas batasan perkembangan
manusia yang meliputi dimensi (cakupan dan ukuran) rohaniah dan jasmaniah.
Kemudian juga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.
Perkembangan pada asasnya ialah tahapan perubahan psiko-fisik manusia yang
progresif sejak lahir hingga akhir hayat. Kemudian dalam perkembangan tersebut
tentu saja ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, Seperti : 1)aliran Nativisme
adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran
pemikiran psikologis; 2) aliran Empirisme adalah kebalikan dari aliran Nativisme;
3) aliran konvergensi merupakan gabungan antara aliran Empirisme dengan aliran
nativisme. Arti penting perkembangan kognitif siswa ialah: 1) untuk
mengembangkan kecakapan kognitif; 2) mengembangkan kecakapan afektif; 3)
mengembangkan kecakapan psikomotor. Syah juga menegaskan bahwa proses
perkembangan pertimbangan moral menurut teori Kohlberg meliputi tiga tingkatan:
1) moralitas prakonvensional; 2) moralitas konvensional; 3) moralitas
pascakonvensional.
Bagian ketiga dari buku ini mengulas tentang
belajar . dimana belajar pada asasnya ialah: tahapan perubahan perilaku siswa
yang relative positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. menurut aliran behaviorisme, setiap siswa
lahir tanpa warisan/pembawaan apa-apa dari orang tuanya, dan belajar adalah
kegiatan refleks-refleks jasmani terhadap stimulus yang ada (S-R theory) serta
tidak ada hubungannya dengan bakat dan kecerdasan atau warisan/pembawaan.
Kemudian Syah juga menegaskan bahwa menurut aliran kongnitif, setiap siswa
lahir dengan bakat dan kemampuan mental yang menjadi basis kegiatan belajar.
Faktor bawaan ini memungkinkan siswa untuk menentukan merespons atau tidak
terhadap stimulus, sehingga belajar tidak bersifat otomatis seperti robot. Fase
belajar menurut Bruner, meliputi: 1) informasi (penerimaan materi); 2)
transformasi (pengubahan materi dalam memori); 3) evaluasi (penilaian
penguasaan materi).
Bagian keempat akan berbicara masalah
karakteristik, manifestasi dan pendekatan belajar, jenis-jenis belajar dan
hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Ciri khas
perubahan dalam belajar meliputi perubahan-perubahan yang bersifat: 1)
intensional (disengaja); 2) positif dan aktif (bermanfaat dan atas hasil usaha
sendiri); 3) efektif dan fungsional (berpengaruh dan mendorong timbulnya
perubahan baru). Manisfestasi perilaku belajar tampak dalam: 1) kebiasaan; 2)
keterampilan; 3) pengamatan; 4) berfikir asosiatif dan daya ingat; 5) berpikir
rasional dan kritis; 6) sikap; 7) inhibisi (menghindari hal yang mubazir); 8)
apresiasi (menghargai karya-karya yang bermutu); 9) tingkah laku yang afektif.
Pada bagian ini Syah menegaskan bahwa Efesiensi belajar ialah konsep yang
mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha belajar dan hasil belajar. Jadi,
ada belajar yang efesien ditinjau dari sudut usaha dan ada pula yang efesien
ditinjau dari sudut hasil. Dalam hal belajar tentu saja ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya meliputi: 1) faktor internal (dari dalam diri siswa); 2) faktor
eksternal ( dari luar diri siswa); 3) faktor pendekatan belajar siswa.
Pendekatan belajar dapat dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu: 1)
pendekatan tinggi (speculative dan achieving); 2) pendekatan sedang (analytical
dan deep); 3) pendekatan rendah (reprudctive dan surface).
Bagian ke lima, pada bagian ini akan diuraikan
beberapa hal yang berhubungan dengan prestasi atau kinerja akademik (academic
performance) dan batas minimal prestasi belajar siswa. Berbicara masalah
prestasi tentu berkaitan dengan evaluasi. Evaluasi disini adalah penilaian
terhadap keberhasilan siswa, yang bertujuan antara lain untuk mengetahui
tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa, dan berfungsi antara lain untuk
menentukan posisi siswa dalam kelompoknya. Dijelaskan juga bahwa kesulitan
belajar dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik dan munculnya
misbehavior siswa, baik yang berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas
rendah, karena faktor intern siswa dan ekstern siswa. Untuk mengatasi kesulitan
dalam belajar tentu ada langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu: analisis
hasil diagnosis, identifikasi kecakapan yang perlu perbaikan, dan penyusunan
program remedial teaching. Dalam penyusunan program pengajaran perbaikan
diperlukan adanya ketetapan sebagai berikut: 1) tujuan pengajaran remedial;
2) materi pengajaran remedial; 3) metode pengajaran remedial; 4) alokasi waktu;
dan 5) teknik evaluasi pengajaran remedial.
Bagian keenam, akan diuraikan tentang hal
mengajar. Mengajar pada asasnya adalah kegiatan mengembangkan seluruh potensi
ranah psikologis melalui penataan lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya kepada siswa agar terjadi proses belajar. Pandangan mengajar
sebagai ilmu yang hanya menekankan pada pentingnya penguasaan guru atas
pelbagai pengetahuan, sedangkan pandangan mengajar sebagai seni menganggap
bakat keguruan lebih penting daripada pengetahuan. Berbicara masalah mengajar
tentu saja tidak lepas dari suatu proses. Proses mengajar disini terdiri atas
tahap-tahap: prainstruksional termasuk kegiatan pre test, instruksional
(penyajian materi), dan evaluasi dan tindak lanjut termasuk kegiatan post test
dan pemberian tugas.
Pada bagian akhir buku ini, Syah mengajak
pembaca untuk memahami interaksi instruksional antara guru dengan
siswa, istilah proses mengajar-belajar (PMB) dipandang lebih tepat daripada
proses belajar mengajar (PBM). Alasannya, karena dalam”proses” ini yang hampir
selalu lebih dahulu aktif adalah guru (mengajar) lalu diikuti oleh aktivitas
siswa (siswa) bukan sebaliknya. Syah juga menegaskan hal lain, yang
perlu dimiliki oleh guru adalah kompetensi dan profesionalisme keguruan yang
sampai batas tertentu sering terlupakan oleh para guru. Kompetensi guru adalah
kemampuan dan wewenang guru dalam melaksanakan profesinya, sedangkan
profesionalisme berarti kualitas dan perilaku yang menjadi ciri khas guru
professional. Jadi, guru yang professional ialah guru yang kompeten dan
melaksanakan tugas mengajar sebagai satu-satunya profesi utama yang wajib
dilaksanakan.
Selain memaparkan konsep dan teori-teori
belajar-mengajar, buku ini juga disertai lampiran yang berisi daftar model,
tabel, dan indeks. Dengan lampiran ini pembaca diharapkan dapat langsung
memahami dan mempraktekkan cara belajar dan mengajar dengan pendekatan teori
psikologi pendidikan.
Salah satu kritikan untuk buku ini, pembaca
tidak menemukan daftar kata-kata istilah yang membantu menjelaskan
konsep-konsep yang akan diuraikan. Hal ini berpotensi membuat pembaca jadi
bingung. Selain itu juga pembaca tidak menemukan satu pun ilustrasi/gambar yang
membantu mendekripsikan konsep yang akan diuraikan berkenaan dengan hal
belajar-mengajar. Namun Syah memiliki pertimbangan lain, menganggap
semua pembaca dapat memahami secara keseluruhan konten buku tanpa memperhatikan
level-level kemampuan yang membaca buku tersebut
0 comments:
Post a Comment