Friday, 10 April 2015

PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA



Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Berbasis Budaya : Pengertian

Proses pembudayaan  di sekolah  adalah untuk pencapaian  akademik siswa, untuk membudayakan siswa, pengetahuan ketrampilan  dan tradisi yang ada dalam suatu komunitas  budaya, serta untuk mengembangkan budaya dalam suatu  komunitas melalui  pencapaian akademik siswa.

Contoh :
1.      Siswa belajar matematika dan IPA di SD…………… untuk pencapaian akademik : kemampuan bernalar  matematis, pengetahuan  tentang IPA, dan ketrampilan scientific inquiry (menganilis  suatu fenomena secara ilmiah .
2.      Siswa belajar tentang budaya bali ………. Untuk membudayakan “menjadi orang bali”.
3.      Siswa Bali mengembangkan  budayanya menggunakan  pengetahuan IPA dan matematika.
Budaya menurut E.B.Taylor (1871) merupakan  a complex  which  includes knowledge, belief, art, law, morals, and any other capabilities and habits acquired  by man as a member of society.
A.    Proses Pembudayaan
Proses pembudayaan terjadi  dalam bentuk  pewarisan tradisi budaya dari satu generasi  kepada generasi berikutnya, dan adopsi  tradisi oleh orang yang belum  mengetahui budaya  budaya sebelumnya.

Pendidikan  merupakan proses pembudayaan, dan pendidikan  juga di pandang  sebagai alat  untuk perubahan budaya. Proses pembelajaran di sekolah  merupakan proses  pembudayaan yang formal  atau proses akulturasi. Pendidikan menyebabkan  terjadinya  beragam perubahan dalam bidang  social budaya, ekonomi, politik, dan agama.  Pendidikan  juga merupakan alat  untuk konservasi budaya, transmisi, adopsi, dan pelestarian budaya, sebagaimana terlihat dalam  diagram berikut ini :


 

B.     Pembelajaran Berbasis Budaya
Pembelajaran berbasis budaya  merupakan  strategi penciptaan lingkungan belajar dan  perencangan pengalaman belajar  mengintregasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai  bagian yang  fundamental  (mendasar dan penting) bagi pendidikan, ekspresi  dan komunikasi suatu gagasin, dan perkembangan  pengetahuan.
Pembelajaran berbasis budaya  sebagai  strategi  pembelajaran  mendorong terjadinya proses imaginative, metaforik, berpikir kreatif, dan juga sadar budaya.
Pembelajaran berbasis budaya  dapat  dibedakan menjadi tiga  macam, yaitu belajar tentang budaya, belajar  dengan budaya, dan belajar melalui budaya.

C.    Landasa Teori  Pembelajaran Berbasis Budaya
Pembelajaran berbasis budaya merupakan salah satu  cara yang dipersepsikan  dapat :
1.      Menjadikan pembelajaran bermakna dan kontekstual yang sangat terkait  dengan komunitas  budaya, dimana suatu  bidang ilmu dipelajari dan akan  diterapkan nantinya, dan dengan komunitas   budaya darimana  anda berasal.
2.      Menjadikan pembelajaran menarik  dan menyenangkan.  Kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya penciptaan makna  secara kontekstual  berdasarkan pada pengawalan awal  anda sebagai seorang anggota suatu masyarakat  budaya merupakan salah satu prinsip  dasar dari teori konstruktivisme.
Konstruktivisme, juga dikembangkan  oleh piaget (Piagetian Psychological Constructivism), yang menyatakan  bahwa setiap individu menciptakan makna  dan pengertian baru, berdasarkan interaksi  antara apa yang telah yang di miliki, di ketahui, dan dipeercayai dengan fenomena idea tau informasi baru  yang dipelajari.
Broks & Brooks (1993) menyatakan bahwa pembelajaran konstruktivis bercirikan :
1.      Tidak Terpaku pada proses mempelajari materi sebagaimana tercantum dalam kurikulum, tetapi memungkinkan proses pembelajaran  berfokus pad aide atau  gagasan yang bersifat umum /makro (big concept/idea/ picture)
2.      Proses belajar merupakan milik  siswa sehingga siswa sangat di beri keleluasan  untuk menuruti minat dan rasa  ingin tahunya untuk membuat keterkaitan antar  konsep/ide, untuk mereformulasikanide dan gagasan, serta untuk  mencapai suatu kesimpulan yang unik.
3.      Mempercayai adanya beragam prespektif  yang berbeda-beda, dan kebenaran  merupakan suatu hasil  interpretasi makna (meaning making)
D.    Perubahan Budaya Pembelajaran
Pembelajaran berbasis budaya  menyerukan bagaimana guru, siswa, kurikulum, dan proses belajar membuat  perbedaan dalam proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran atau  secara umum dalam  budaya pembelajaran.
Kegiatan Belajar 2
Model Dan Aplikasi  Pembelajaran
Berbasis Budaya
Ada empat hal yang harus diperhatikan  dalam pembelajaran berbasis  budaya, yaitu substansi dan kompetensi bidang  ilmu, kebermaknaan dan  proses pembelajaran, penilaian hasil belajar serta peran budaya.
A.    Substansi (Materi) dan kompetensi Bidang Ilmu
Substansi meliputi :
1.      Content knowledge, yaitu konsep  dan prinsip dalam bidang ilmu.
2.      Inquiry and problem solving knowledge, yaitu pengetahuan tentang proses penemuan  dan proses penyelesaian masalah dalam bidang ilmu.
3.      Epistemic knowledge, yaitu pengetahuan tentang  aturan main (rules of the game) yang berlaku di dalam bidang ilmu.
B.     Kebermaknaan dan Proses Pembelajaran
1.      Tugas yang bermakna bersifat konteks tual  katena dirancang bersal  dari pengalaman dan pengetahuan  awal siswa, dan ditempatkan untuk (untuk pemberian contoh, dan penerapan) pada konteks komunitas budaya (misalnya dari local tempat sekolah berada).
2.      Interaksi Aktiif
Interaksi aktif merupakan sarana  terjadinya proses negosiasi dalam  penciptaan arti.
Terdapat berbagai macam metode  interaksi aktif  yang dapat dirancang dalam proses  pembelajaran berbasis budaya, antara lain belajar melalui  proyek (projectbased) pembelajaran berbasis masalah (problem – based)  discovery learning, collaborative and cooperative learning dan lain-lain.
3.      Penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual
Dalam penjelasan dan penerapan bidang  ilmu secara kontekstual, guru maupun siswa bertumpu pada pengalaman  dan pengetahuan awal siswa dalam konteks komunitas  budaya sebagai titik berangkat  atau titik awal proses belajar.
Penjelasan ilmu  secara kontekstual adalah  menjelaskan sesuatu yang sudah lama atau sudah dikenal  dengan cara baru ( Lythcott & Stewart,2001)
4.      Pemanfaatan  beragam Sumber belajar
Dalam pembelajaran berbasis budaya , pemanfaatan beragam sumber belajar  mencakup pemanfaatan bahasa sebagai alat komunikasi  ide dan pemanfaatan  komunitas budaya sebagai konteks  proses pembelajaran.

C.    Penilaian Hasil Belajar
Konsep penilaian hasil belajar dalam pembelajaran berbasis budaya adalah beragam perwujudan (multiple representations). Hal ini berarti hasil  belajar siswa dinilai melaalui  beragam cara dan perwujudan, guru menggunakan beragam teknik dan alat ukur, siswa mengekspresikan  keberhasilan dalam beragam bentuk.
D.    Peran Budaya
Dalam pembelajaran  berbasis budaya, budaya menjadi  sebuah metode bagi siswa  untuk mentransformasikan  hasil observasi mereka ke dalam  bentuk-bentuk  dan prinsip-prinsip  yang kreatif  tentang bidang ilmu. Dalam pembelajaran  berbasis budaya, budaya  dapat berperan  dalam belajar tentang budaya, belajar dengan budaya, dan belajar melalui budaya (Goldberg, 2000).
E.     Aplikasi Pembelajaran Berbasis Budaya
Contoh-contoh pembelajaran  berbasis budaya relative cukup banyak, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
1.      Program SUAVE (Socius  Unidos Para Artes via Education)
Program SUAVE  yang di lakukan di Calivornia, Amerika Serikat, merupakan program yang di tujukan untuk membantu guru menggunakan bennda-benda  seni untuk mengerjakan bilang ilmu, seperti matematika, IPA. Bahasa, IPS disamping untuk menciptakan  kesadaran dan apresiasi  terhadap seni  dari suatu  komunitas budaya (Goldberg) 2001).
2.      Etno Matematika di Filipina
Di Filipina, gerakan etno matematika sudah  dilaksanakan oleh UP College of Baguio Discipline of Mathematics (1996).
3.      Pembelajaran Scince, Environment, Technology an Society
Pembelajaran SETS merupakan pembelajaran  terpadu  yang diharapkan  mapu membelajarkan siswa untuk  memiliki kemampuan memandang  sesuatu secara  terintegratif  dengan  memperhatikan keempat unsure, yaitu sains (science), lingkungan (environment), teknologi (technology), dan masyarakat (society).
4.      Pembelajaran  Inovatif IPA – Toray
Toray Science Foundation, yaitu sebuah yayasan jepang yang berada di  Indonesia membuka kesempatan  bagi guru-guru sekolah  menengah untuk  membuat inovasi dalam pembelajaran IPA, yaitu pembelajaran biologi, fisika dan kimia.

0 comments:

Post a Comment