Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Berbasis Budaya : Pengertian
Proses pembudayaan di
sekolah adalah untuk pencapaian akademik siswa, untuk membudayakan siswa,
pengetahuan ketrampilan dan tradisi yang
ada dalam suatu komunitas budaya, serta
untuk mengembangkan budaya dalam suatu
komunitas melalui pencapaian
akademik siswa.
Contoh :
1.
Siswa
belajar matematika dan IPA di SD…………… untuk pencapaian akademik : kemampuan
bernalar matematis, pengetahuan tentang IPA, dan ketrampilan scientific
inquiry (menganilis suatu fenomena
secara ilmiah .
2.
Siswa
belajar tentang budaya bali ………. Untuk membudayakan “menjadi orang bali”.
3.
Siswa
Bali mengembangkan budayanya
menggunakan pengetahuan IPA dan
matematika.
Budaya menurut E.B.Taylor (1871) merupakan a complex
which includes knowledge, belief,
art, law, morals, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society.
A.
Proses Pembudayaan
Proses
pembudayaan terjadi dalam bentuk pewarisan tradisi budaya dari satu
generasi kepada generasi berikutnya, dan
adopsi tradisi oleh orang yang belum mengetahui budaya budaya sebelumnya.
Pendidikan merupakan proses pembudayaan, dan
pendidikan juga di pandang sebagai alat
untuk perubahan budaya. Proses pembelajaran di sekolah merupakan proses pembudayaan yang formal atau proses akulturasi. Pendidikan menyebabkan terjadinya
beragam perubahan dalam bidang
social budaya, ekonomi, politik, dan agama. Pendidikan
juga merupakan alat untuk
konservasi budaya, transmisi, adopsi, dan pelestarian budaya, sebagaimana
terlihat dalam diagram berikut ini :
Pembelajaran
berbasis budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar
dan perencangan pengalaman belajar mengintregasikan budaya sebagai bagian dari
proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada pengakuan
terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental
(mendasar dan penting) bagi pendidikan, ekspresi dan komunikasi suatu gagasin, dan
perkembangan pengetahuan.
Pembelajaran
berbasis budaya sebagai strategi
pembelajaran mendorong terjadinya
proses imaginative, metaforik, berpikir kreatif, dan juga sadar budaya.
Pembelajaran
berbasis budaya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu belajar tentang budaya,
belajar dengan budaya, dan belajar
melalui budaya.
C.
Landasa Teori Pembelajaran
Berbasis Budaya
Pembelajaran
berbasis budaya merupakan salah satu
cara yang dipersepsikan dapat :
1.
Menjadikan
pembelajaran bermakna dan kontekstual yang sangat terkait dengan komunitas budaya, dimana suatu bidang ilmu dipelajari dan akan diterapkan nantinya, dan dengan
komunitas budaya darimana anda berasal.
2.
Menjadikan
pembelajaran menarik dan
menyenangkan. Kondisi belajar yang
memungkinkan terjadinya penciptaan makna secara kontekstual berdasarkan pada pengawalan awal anda sebagai seorang anggota suatu
masyarakat budaya merupakan salah satu
prinsip dasar dari teori
konstruktivisme.
Konstruktivisme, juga dikembangkan
oleh piaget (Piagetian Psychological Constructivism), yang
menyatakan bahwa setiap individu
menciptakan makna dan pengertian baru,
berdasarkan interaksi antara apa yang
telah yang di miliki, di ketahui, dan dipeercayai dengan fenomena idea tau
informasi baru yang dipelajari.
Broks & Brooks (1993) menyatakan bahwa pembelajaran
konstruktivis bercirikan :
1.
Tidak
Terpaku pada proses mempelajari materi sebagaimana tercantum dalam kurikulum,
tetapi memungkinkan proses pembelajaran
berfokus pad aide atau gagasan
yang bersifat umum /makro (big concept/idea/ picture)
2.
Proses
belajar merupakan milik siswa sehingga
siswa sangat di beri keleluasan untuk
menuruti minat dan rasa ingin tahunya
untuk membuat keterkaitan antar
konsep/ide, untuk mereformulasikanide dan gagasan, serta untuk mencapai suatu kesimpulan yang unik.
3.
Mempercayai
adanya beragam prespektif yang
berbeda-beda, dan kebenaran merupakan
suatu hasil interpretasi makna (meaning
making)
D.
Perubahan Budaya Pembelajaran
Pembelajaran berbasis budaya
menyerukan bagaimana guru, siswa, kurikulum, dan proses belajar
membuat perbedaan dalam proses
pembelajaran maupun hasil pembelajaran atau
secara umum dalam budaya
pembelajaran.
Kegiatan Belajar 2
Model Dan Aplikasi
Pembelajaran
Berbasis Budaya
Ada
empat hal yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran berbasis budaya, yaitu
substansi dan kompetensi bidang ilmu,
kebermaknaan dan proses pembelajaran,
penilaian hasil belajar serta peran budaya.
A.
Substansi (Materi) dan kompetensi Bidang Ilmu
Substansi meliputi :
1.
Content knowledge, yaitu konsep
dan prinsip dalam bidang ilmu.
2.
Inquiry and problem solving knowledge, yaitu pengetahuan tentang
proses penemuan dan proses penyelesaian
masalah dalam bidang ilmu.
3.
Epistemic knowledge, yaitu pengetahuan tentang aturan main (rules of the
game) yang berlaku di dalam bidang ilmu.
B.
Kebermaknaan dan Proses Pembelajaran
1.
Tugas
yang bermakna bersifat konteks tual
katena dirancang bersal dari
pengalaman dan pengetahuan awal siswa,
dan ditempatkan untuk (untuk pemberian contoh, dan penerapan) pada konteks
komunitas budaya (misalnya dari local tempat sekolah berada).
2.
Interaksi
Aktiif
Interaksi aktif merupakan sarana
terjadinya proses negosiasi dalam
penciptaan arti.
Terdapat berbagai macam metode
interaksi aktif yang dapat
dirancang dalam proses pembelajaran
berbasis budaya, antara lain belajar melalui
proyek (project – based) pembelajaran berbasis masalah
(problem – based) discovery learning,
collaborative and cooperative learning dan lain-lain.
3.
Penjelasan
dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual
Dalam penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual, guru maupun siswa
bertumpu pada pengalaman dan pengetahuan
awal siswa dalam konteks komunitas
budaya sebagai titik berangkat
atau titik awal proses belajar.
Penjelasan ilmu secara
kontekstual adalah menjelaskan sesuatu
yang sudah lama atau sudah dikenal
dengan cara baru ( Lythcott & Stewart,2001)
4.
Pemanfaatan beragam Sumber belajar
Dalam pembelajaran berbasis budaya , pemanfaatan beragam sumber
belajar mencakup pemanfaatan bahasa
sebagai alat komunikasi ide dan
pemanfaatan komunitas budaya sebagai
konteks proses pembelajaran.
C.
Penilaian Hasil Belajar
Konsep penilaian hasil belajar dalam pembelajaran berbasis budaya
adalah beragam perwujudan (multiple representations). Hal ini berarti
hasil belajar siswa dinilai
melaalui beragam cara dan perwujudan,
guru menggunakan beragam teknik dan alat ukur, siswa mengekspresikan keberhasilan dalam beragam bentuk.
D.
Peran Budaya
Dalam
pembelajaran berbasis budaya, budaya
menjadi sebuah metode bagi siswa untuk mentransformasikan hasil observasi mereka ke dalam bentuk-bentuk
dan prinsip-prinsip yang
kreatif tentang bidang ilmu. Dalam
pembelajaran berbasis budaya,
budaya dapat berperan dalam belajar tentang budaya, belajar dengan
budaya, dan belajar melalui budaya (Goldberg, 2000).
E.
Aplikasi Pembelajaran Berbasis Budaya
Contoh-contoh
pembelajaran berbasis budaya relative
cukup banyak, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
1.
Program
SUAVE (Socius Unidos Para Artes via
Education)
Program
SUAVE yang di lakukan di Calivornia,
Amerika Serikat, merupakan program yang di tujukan untuk membantu guru
menggunakan bennda-benda seni untuk
mengerjakan bilang ilmu, seperti matematika, IPA. Bahasa, IPS disamping untuk
menciptakan kesadaran dan apresiasi terhadap seni
dari suatu komunitas budaya
(Goldberg) 2001).
2.
Etno
Matematika di Filipina
Di
Filipina, gerakan etno matematika sudah
dilaksanakan oleh UP College of Baguio Discipline of Mathematics (1996).
3.
Pembelajaran
Scince, Environment, Technology an Society
Pembelajaran
SETS merupakan pembelajaran terpadu yang diharapkan mapu membelajarkan siswa untuk memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegratif
dengan memperhatikan keempat
unsure, yaitu sains (science), lingkungan (environment),
teknologi (technology), dan masyarakat (society).
4.
Pembelajaran Inovatif IPA – Toray
Toray
Science Foundation, yaitu sebuah
yayasan jepang yang berada di Indonesia
membuka kesempatan bagi guru-guru
sekolah menengah untuk membuat inovasi dalam pembelajaran IPA, yaitu
pembelajaran biologi, fisika dan kimia.
0 comments:
Post a Comment