KEGIATAN BELAJA 1
PENGERTIAN GLOBALISASI
DAN DESENTRALISASI
A.
Makna dan Dinamika Globalisasi
Globalisasi
merupakan fenomena yang kompleks dan
mengandung sisi yang multi dimensional. Janson and santos (2000) …….. a process by which a given local
condition or entity succeeds instransferring borders
the chapacity to designate a rival
social condition or entity
as local”.
Mereka
menerangkan adanya unsur kekuatan yang
mampu melintasi batas-batas kondisi lokal itulah yang mendorong fenomena
globalisasi. Migrasi merupakan salah satu bentuk globalisasi, tetapi bukan
merupakan penyebab, melainkan cenderung sebagai auctomes akibat
perpindahan penduduk baik terampil maupun kurang terampil dari “selatan” ke “utara”
B. Pro dan Kontra Terhadap Globalisasi
Pihak yang pro dan kontra terhadap globalisasi memiliki
pandangan yang berbeda.bagi yang kontra umumnya berpendapat, bahwa sejumlah kemajuan yang di capai dengan kekuatan
globalisasi, secara kualitas dan kuantitas, telah mengubah peta kehidupan
dunia. Secara umum dunia telah mencapai kemajuan tinggi, akan tetapi sayangnya
dengan berkembangnya kemakmuran di
negara industri, pihak yang kontra globalisasi melihat terjadinya jurang yang semakin menganga antara negara yang sedang
berkembang dan negara industri maju.
Pihak yang pro terhadap globalisasi menilai bahwa kekhawatiran pihak yang kontra globalisasi, mereka yaqin
bagaimanapun suatu saat , betapapun telah terjadi inequalities (ketidakadilan) dan disadvatages (kemudhorotan) perlahan-lahan akan sirna.
C. Makna dan Dinamika Desentralisasi
Dalam konteks globalisasi desentralisasi merupakan suatu
konsekuensi, kehadiran globalisasi mengakibatkan pemerintah sentral beralih,
bahkan cenderung berkurang. Sebaliknya
peran individu , kelompok, dan lembaga semakin kuat. Kemampuan individu untuk
bersaing dan bekerja sama menjadi sangat tinggi baik dalam percaturan pergaulan
lokal, nasional, regional dan internasional.
Kegiatan Belaja 2
Implikasi Globalisasi dan Desentralisasi
Terhadap Pendidikan
A. Kronologis pembaruan Pendidikan
1. Proses sejarah pembaruan pendidikan
apabila dilihat dari fokus
kepentingannya, dapat di tapaktilasi sejak
lebih dari seribu tahun yang lalu
(lihat Townsend & Otero, 2000).
2. seiring dengan perjalanan waktu maka
desakan dari masyarakat juga mulai
tinggi. Pada tahun 1850-an, pendidikan dituntut untuk melayani banyak orang.
3. Mulai tahun 19000-an pendidikan mulai mengalami perubahan pusat perhatian, dari kepentingan individu dan lokal, menjadi lebih luas lagi yaitu kepentingan mesyarakat atau kepentingan
nasional.
4. Sekitar tahun 1980-an, tatkala ekonomi global mulai merebak dan memicu lahirnya pengembangan teknologi yang berhasil
mengubah wajah komunikasi dan pertukaran
ilmu pengetahuan, sekali lagi fokus
pendidikan mengalami perubahan.
5. Berada dalam meleniuk ke dua, fokus pendidikan kembali mengalami perubahan. Fokus pendidikan yang
serba nasional ternyata tidak lagi
merupakan bekal yang cukup untuk
bersaing, bergaul dan bekerja sama secara global dan internasional.
B. Tantangan Bagi Pendidikan
Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas
pendidikan menjadi sumber kritikan karena dituding tidak mampu mengikuti perubahan dan tuntutan sektor ekonomi, perdagangan dan industri.
Oleh karenanya meski melenium kedua dan seterusnya motto yang pernah
populer di tahun 1970-an, yaitu Think globally and locally di anggap sudah tidak sesuai lagi. Di era
globalisasi ini motto itu perlu
diperluas perspektifnya menjadi Think
and act both locally and globally.
Globalisasi memberikan
visibility yang khusus bagi pendidikan. Globalisasi juga
menyampaikan pesan khusus bahwa
pendidikan harus mampu menciptakan knowledge society, yaitu masyarakat yang berkeyakinan bahwa pengetahuan dan keterampilan manusia jauh lebih penting daripada sumber alam, material yang melimpah
dan bahkan modal sekalipun.
Pengetahuan lebih lebih dari sekedar kendaraan untuk maju
pada jalur ekonomi menuju kemakmuran, pendidikan
juga merupakan kendaraan utama untuk
pemberdayaan warga suatu bangsa,
untuk mengembangkan institusi demokrasi, untuk menciptakan sistem oprasi yang efektif dalam pemerintahan untuk
memerangi ketidak adilan, untuk mengikis kemiskinan dan penyakit, untuk
memelihara identitas cultural, dan untuk memperkuat masyarakat yang berbasis kekuatan sipil (civil society)
C. Pembaruan pendidikan Pada Tingkat Makro
Pembaruan pendidikan di tingkat indonesia niscaya kotak minzey, tidak akan cukup untuk
menampungnya yaitu dengan sebuah mobil
pengemudi, penumpang jalan raya dan rambu-rambunya, serta lingkungan yang di lalui dan tujuan yang akan di capai.
Pembaruan pendidikan dilakukan lebih banyak memusatkan perhatian untuk memperbarui mobil (kurikulum, bahan ajar,
sistem evaluasi, perbaikan dan pengadaan
gedung alat). Kemudian melatih pengemudinya (tenaga pendidikan, dan staf
administrasi) penumpang di dalamnya (siswa, orang tua dan pemakai lulusan)
tidak banyak di sentuh dalam praktik pendidikan.
D.
Reformasi
1.
Jalan
Raya dan Lingkungan Pendidikan
Jalan
raya dan lingkungan yang asri, aman, nyaman, dan terkendali dalam konteks
pendidikan. Dapat diibaratkan system makro yang langsung atau tidak
langsung terkait untuk mengembangkan
mutu dan pelayanan secara hasil pendidikan.
Bagaimana
mungkin pendidikan di Indonesia dapat berkembang jika kebijakan dan praktik-praktik
di tanah air sebagaimana yang
diinstrusikan oleh Editorial Media (3
Mei 2001)
Pendidikan di Indonesia adalah dunia yang sepi terbuang. Ia seperti
di takdirkan untuk menderita sendirian
dan menanggung kemasgulan dari penguasa
satu ke penguasa yang lain. .. hal yang amat menyedihkan, di republic ini
dalam kesulitan ekonomi paling
gawat sekalipun, politik selalu bias
dengan mudah menarik orang ramai untuk
mendanainya. Sementara itu pendidikan dalam keadaan ekonomi amat bagus sekalipun, ia tetap dalam papan.
2. Pengemudi Pendidikan
Pengemudi
Pendidikan guru dan Kepala Sekolah adalah pengemudi pendidikan di lapangan.
Semestinya mereka ini di rekrut dari
calon pengemudi yang berbakat, cerdas, dan bertanggung jawab. Beeby (1970)
mengamati teaching professional not
attractive for bright students (profesi guru tidak menarik bagi siswa yang cerdas)
3. Mobil
Dengan
jalan raya dan lingkungan yang kondusif
dan pengemudi yang tangguh maka dengan mobil (kurikulum, bahan ajar, dan
teknik serta media pembelajaran) seadanya pun kita masih dapat berharap penumpangnya kan sampai
ke tempat tujuan.
4. Penumpang dan tujuan
Penumpang
terpenting pertama adalah siswa. Penumpang kedua terpenting adalah orang tua
siswa, dan yang terpenting ke tiga adalah pemakai lulusan. Supi (guru) yang
bijak dan mobil (kurikulum, bahan ajar, dan teknik serta media pembelajaran)
yang bagus harus membawa ketiga jenis penumpang ini bersama-sama dalam satu
mobil.
Melalui
dialok ini diungkapkan tujuan masing-masing penumpang sehingga sopir mengerti
tujuan mana yang merupakan bersama dan tujuan mana pula yang merupakan tujuan yang unik dari masing-masing penumpang.
E.
Pembaruan Pendidikan Pada Tingkat Mikro
1.
Prinsip
yang menggaris bawahi pembaruhan pembelajaran
Asal
usul kata education adalah educo yang mengandung makna to lead out; to take out with one to one’s
province; to bring aut a ship from the har baur ; to put to sea; to assist at
birtgh; to nourish and support
(Lewis & Short Latin Dictionary)
Menjadi
guru masa kini perlu member bentuk baru delam hubungannya dengan anak didiknya,
yaitu dari bentuk power relationship ke bentuk shared relationship, yaitu dari posisi
mengontrol ke posisi kerja sama isu yang
kritikal dalam pendidikan bukan lagi bagaimana agar guru mampu mengontrol kelasnya, tetapi
bagaimana agar anak didik kita terlibat
langsung dalam pembelajaran. Inpun termasuk prinsip penting sebagai landasan untuk menuju pembaruan pembelajaran.
Pembelajaran
terjadi pada puncaknya jika ekspektasi
atau harapan dipusatkan pada keberhasilan
(lihat jugan A.Djalil, 1984)
a.
Rasa
takut bukanlah pemicu belajar yang efektif.
b.
Perubahan
harus di yakini sebagai sesuatu yang selalu mungkin di capai.
c.
Control
hanyalah suatu ilusi
d.
Saling
tergantung atau “interdependensi
merupakan kunci menuju sukses”.
2.
Riset
tentang Pembelajaran yang Efektif
Scheerens
(dalam Townsend & Otero (1990) mengidentifikasi empat kategori besar
riset persekolahan)
a.
Mengkaji
outcomes pendidikan
b.
Mengkaji
fungsi produksi pendidikan.
c.
Mengkaji
sekolah yang efektif .
d.
Mengkaji
instruksional yang efektif.
Hal yang banyak gunanya bagi pembaruan pembelajaran adalah riset
kategori 3, dan lebih-lebih lagi kategori 4. Mengapa menurut anda? Riset
kategori 3 dan 4 percaya bahwa hasil
belajar tidak sekedar dipengaruhi oleh latar belakang social ekonomi anak/orang tua dan bahkan tidak pula
ditentukan oleh banyaknya input.
Creemers (1992) mengingatkan semua pihak yang berkepentingan dengan sekolah agar
mengerahkan segala sumber daya untuk mendukung terlaksananya proses
pengajaran sebagai kunci untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Pengertian sumber daya dalam
cakupan yang lebih luas dari (Caldwell
& Spink, 1998) berikut ini :
a.
Knowledge (pengetahuan, yaitu kurikulum, tujuan sekolah, dan pengajaran
sekolah)
b.
Technology (media, teknik, dan alat pembelajaran anak)
c.
Power (kekuasaan, wewenang)
d.
Materiel (fasilitas, supplies, peralatan)
e.
People (tenaga kependidikan, administrative, dan staf pendukung lainnya).
f.
Time (alokasi waktu pertahun, perminggu, perhari, perjam,
perpelajaran).
g.
Finance (alokasi dana)
3.
Sekolah
yang efektif dn Berkembang
Pembaruan
pembelajaran apapun yang ada, pilihan jangan sampai lepas dari konteks.
a.
Kurikulum
b.
Pengambilan keputusan
c.
Sumber
d.
Hasil
belajar
e.
Kepemimpinan
f.
Iklim
4.
Cirri
– cirri pembelajaran yang Disarankan
Sebagai
tambahan cirri-ciri di atas, berikut ini saya sajikan peran sekolah dan guru yang terkait dengan
siswa.
a.
Memberikan
pemahaman mengenai faktor-faktor yang berpengaruh di dalam mengembangkan pandangan hidup siswa.
b.
Mengembang pengetahuan, siakap dan
ketrampilan yang penting guna berprrestasi dalam proses politik.
c.
Mengembangkan sikap cinta belajar dan mewujudkannya di dalam sikap
kegiatan yang terjadi sepanjang hidup.
d.
Mengembangkan bakat kreatif siswa secara penuh dalam berbagai
bidang kesenian.
F. Mengenal Anak Didik
Tak salah lagi, guru yang bijak merasa wajib
untuk mengenal siswa dengan baik. Saya mulai uraian ini dengan tes diri. Jawaban anda biasanya
akan merefleksikan strategi untuk pembelajaran yang anda yakini cocok.
1.
Pernyataan
Salah atau Betul
2.
Gaya
Belajar
3.
Contoh
Kasus
Kasus-kasus
ini mengangkat berbagai isu yang terkait dengan hak asasi manusia, toleransi, kerja sama
dengan gender. Semua isu ini akan dapat
anda tangani dengan baik jika
masyarakat sekolah anda berwawasan luas, mengakui kenyataan adanya keberagaman
dan perbedaa.
0 comments:
Post a Comment