Friday, 10 April 2015

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF GLOBALISASI DAN DESENTRASI


KEGIATAN BELAJA 1
PENGERTIAN  GLOBALISASI  DAN DESENTRALISASI
A.    Makna dan Dinamika Globalisasi
Globalisasi merupakan  fenomena yang kompleks dan mengandung sisi yang multi dimensional. Janson and santos (2000)  …….. a process by which a given local condition or entity  succeeds  instransferring  borders  the chapacity  to designate  a rival  social  condition  or entity  as local”.
Mereka menerangkan adanya unsur kekuatan  yang mampu melintasi batas-batas kondisi lokal itulah yang mendorong fenomena globalisasi. Migrasi merupakan salah satu bentuk globalisasi, tetapi bukan merupakan penyebab, melainkan cenderung sebagai auctomes akibat perpindahan penduduk baik terampil maupun kurang terampil dari “selatan”  ke “utara”
B.     Pro dan Kontra Terhadap Globalisasi
Pihak yang pro dan kontra terhadap globalisasi memiliki pandangan yang berbeda.bagi yang kontra umumnya berpendapat, bahwa sejumlah  kemajuan yang di capai dengan kekuatan globalisasi, secara kualitas dan kuantitas, telah mengubah peta kehidupan dunia. Secara umum dunia telah mencapai kemajuan tinggi, akan tetapi sayangnya dengan berkembangnya kemakmuran  di negara industri, pihak yang kontra globalisasi melihat  terjadinya jurang yang semakin  menganga antara negara yang sedang berkembang  dan negara industri maju.
Pihak yang pro terhadap globalisasi  menilai bahwa kekhawatiran pihak  yang kontra globalisasi, mereka yaqin bagaimanapun suatu saat , betapapun telah terjadi  inequalities  (ketidakadilan) dan disadvatages  (kemudhorotan)  perlahan-lahan akan sirna.

C.    Makna dan Dinamika Desentralisasi
Dalam konteks globalisasi desentralisasi merupakan suatu konsekuensi, kehadiran globalisasi mengakibatkan pemerintah sentral beralih, bahkan cenderung berkurang.  Sebaliknya peran individu , kelompok, dan lembaga semakin kuat. Kemampuan individu untuk bersaing dan bekerja sama menjadi sangat tinggi baik dalam percaturan pergaulan lokal, nasional, regional dan internasional.
Kegiatan Belaja 2
Implikasi Globalisasi dan Desentralisasi  Terhadap Pendidikan
A.    Kronologis pembaruan  Pendidikan
1.      Proses sejarah pembaruan  pendidikan apabila  dilihat dari fokus kepentingannya, dapat di tapaktilasi sejak  lebih dari seribu  tahun yang lalu (lihat Townsend & Otero, 2000).
2.      seiring dengan perjalanan waktu  maka desakan dari masyarakat  juga mulai tinggi. Pada tahun 1850-an, pendidikan dituntut untuk melayani banyak orang.
3.      Mulai tahun 19000-an pendidikan mulai mengalami  perubahan pusat  perhatian, dari kepentingan  individu dan lokal, menjadi lebih luas lagi  yaitu kepentingan mesyarakat atau kepentingan nasional.
4.      Sekitar tahun 1980-an, tatkala ekonomi global  mulai merebak dan  memicu lahirnya   pengembangan teknologi yang berhasil mengubah wajah komunikasi  dan pertukaran ilmu  pengetahuan, sekali lagi fokus pendidikan  mengalami perubahan.
5.      Berada dalam meleniuk ke dua, fokus pendidikan kembali  mengalami perubahan. Fokus pendidikan yang serba nasional ternyata tidak lagi  merupakan bekal  yang cukup untuk bersaing, bergaul dan bekerja sama secara global dan internasional.
B.     Tantangan Bagi Pendidikan
Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas pendidikan  menjadi sumber kritikan  karena dituding tidak mampu mengikuti  perubahan dan tuntutan  sektor ekonomi, perdagangan dan industri.
Oleh karenanya meski melenium  kedua dan seterusnya motto yang pernah populer di tahun 1970-an, yaitu Think globally and locally  di anggap sudah tidak sesuai lagi. Di era globalisasi ini motto itu perlu  diperluas perspektifnya menjadi  Think and act both  locally and globally.
Globalisasi memberikan  visibility yang khusus bagi pendidikan. Globalisasi juga menyampaikan  pesan khusus bahwa pendidikan harus  mampu menciptakan  knowledge society, yaitu  masyarakat yang berkeyakinan  bahwa pengetahuan dan keterampilan  manusia jauh lebih penting  daripada sumber alam, material yang melimpah dan bahkan  modal sekalipun.
Pengetahuan lebih lebih dari sekedar kendaraan untuk maju pada jalur  ekonomi menuju kemakmuran, pendidikan juga merupakan kendaraan utama untuk  pemberdayaan warga  suatu bangsa, untuk mengembangkan institusi demokrasi, untuk menciptakan sistem oprasi  yang efektif dalam pemerintahan untuk memerangi ketidak adilan, untuk mengikis kemiskinan dan penyakit, untuk memelihara identitas cultural, dan untuk memperkuat masyarakat  yang berbasis kekuatan sipil (civil society)

C.    Pembaruan pendidikan Pada Tingkat Makro
Pembaruan pendidikan di tingkat indonesia niscaya  kotak minzey, tidak akan cukup untuk menampungnya  yaitu dengan sebuah mobil pengemudi, penumpang jalan raya dan rambu-rambunya,  serta lingkungan yang di lalui  dan tujuan yang akan  di capai.
Pembaruan pendidikan dilakukan  lebih banyak memusatkan perhatian untuk  memperbarui mobil (kurikulum, bahan ajar, sistem evaluasi, perbaikan dan pengadaan  gedung alat). Kemudian melatih pengemudinya (tenaga pendidikan, dan staf administrasi) penumpang di dalamnya (siswa, orang tua dan pemakai lulusan) tidak banyak di sentuh dalam praktik pendidikan.

D.    Reformasi
1.      Jalan Raya dan Lingkungan Pendidikan
Jalan raya dan lingkungan yang asri, aman, nyaman, dan terkendali dalam konteks pendidikan. Dapat diibaratkan system makro yang langsung atau tidak langsung  terkait untuk mengembangkan mutu dan pelayanan secara hasil pendidikan.
Bagaimana mungkin pendidikan di Indonesia dapat berkembang jika kebijakan dan praktik-praktik di tanah air   sebagaimana yang diinstrusikan oleh Editorial Media (3  Mei 2001)
Pendidikan di Indonesia adalah dunia yang sepi terbuang. Ia seperti di takdirkan untuk menderita  sendirian dan menanggung  kemasgulan dari penguasa satu ke penguasa yang lain. .. hal yang amat menyedihkan, di republic ini dalam  kesulitan ekonomi paling gawat  sekalipun, politik selalu bias dengan mudah menarik orang  ramai untuk mendanainya. Sementara itu pendidikan dalam keadaan ekonomi amat  bagus sekalipun, ia tetap dalam papan.
2.      Pengemudi Pendidikan
Pengemudi Pendidikan guru dan Kepala Sekolah adalah pengemudi pendidikan di lapangan. Semestinya mereka ini di rekrut  dari calon pengemudi yang berbakat, cerdas, dan bertanggung jawab. Beeby (1970) mengamati teaching professional  not attractive for bright students (profesi guru  tidak menarik bagi siswa yang cerdas)
3.      Mobil
Dengan jalan raya dan lingkungan yang kondusif  dan pengemudi yang tangguh maka dengan mobil (kurikulum, bahan ajar, dan teknik serta media pembelajaran) seadanya pun kita  masih dapat berharap penumpangnya kan sampai ke tempat tujuan.
4.      Penumpang dan tujuan
Penumpang terpenting pertama adalah siswa. Penumpang kedua terpenting adalah orang tua siswa, dan yang terpenting ke tiga adalah pemakai lulusan. Supi (guru) yang bijak dan mobil (kurikulum, bahan ajar, dan teknik serta media pembelajaran) yang bagus harus membawa ketiga jenis penumpang ini bersama-sama dalam satu mobil.
Melalui dialok ini diungkapkan tujuan masing-masing penumpang sehingga sopir mengerti tujuan mana yang merupakan bersama dan tujuan mana pula  yang merupakan tujuan yang unik  dari masing-masing penumpang.
E.     Pembaruan Pendidikan Pada Tingkat Mikro
1.      Prinsip yang menggaris bawahi pembaruhan pembelajaran
Asal usul kata education adalah educo yang mengandung makna  to lead out; to take out with one to one’s province; to bring aut a ship from the har baur ; to put to sea; to assist at birtgh; to nourish  and support (Lewis & Short Latin Dictionary)
Menjadi guru masa kini perlu member bentuk baru delam hubungannya dengan anak didiknya, yaitu dari bentuk power relationship ke bentuk shared  relationship, yaitu dari posisi mengontrol  ke posisi kerja sama isu yang kritikal dalam pendidikan bukan lagi bagaimana agar  guru mampu mengontrol kelasnya, tetapi bagaimana agar anak didik  kita terlibat langsung dalam pembelajaran. Inpun termasuk prinsip penting  sebagai landasan untuk menuju  pembaruan pembelajaran.
Pembelajaran terjadi pada  puncaknya jika ekspektasi atau harapan dipusatkan pada keberhasilan   (lihat jugan A.Djalil, 1984)
a.       Rasa takut bukanlah pemicu belajar yang efektif.
b.      Perubahan harus di yakini sebagai sesuatu yang selalu mungkin di capai.
c.       Control hanyalah suatu ilusi
d.      Saling tergantung atau “interdependensi  merupakan kunci menuju sukses”.
2.      Riset tentang Pembelajaran yang Efektif
Scheerens (dalam Townsend & Otero (1990) mengidentifikasi empat kategori besar riset  persekolahan)
a.       Mengkaji outcomes pendidikan
b.      Mengkaji fungsi  produksi pendidikan.
c.       Mengkaji sekolah yang efektif .
d.      Mengkaji instruksional yang efektif.
Hal yang banyak gunanya bagi pembaruan pembelajaran adalah riset kategori 3, dan lebih-lebih lagi kategori 4. Mengapa menurut anda? Riset kategori 3 dan 4 percaya bahwa  hasil belajar  tidak sekedar  dipengaruhi oleh latar belakang  social ekonomi  anak/orang tua dan bahkan tidak pula ditentukan  oleh banyaknya input.
Creemers (1992) mengingatkan semua pihak yang  berkepentingan dengan sekolah agar mengerahkan segala  sumber daya  untuk mendukung terlaksananya  proses  pengajaran  sebagai kunci untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pengertian sumber  daya dalam cakupan yang lebih luas dari  (Caldwell & Spink, 1998) berikut ini :
a.       Knowledge (pengetahuan, yaitu kurikulum, tujuan sekolah, dan pengajaran sekolah)
b.      Technology (media, teknik, dan alat pembelajaran anak)
c.       Power (kekuasaan, wewenang)
d.      Materiel (fasilitas, supplies, peralatan)
e.       People (tenaga kependidikan, administrative, dan staf pendukung lainnya).
f.       Time (alokasi waktu pertahun, perminggu, perhari, perjam, perpelajaran).
g.      Finance (alokasi dana)
3.      Sekolah yang efektif dn Berkembang
Pembaruan pembelajaran apapun yang ada, pilihan jangan sampai  lepas dari konteks.
a.       Kurikulum
b.      Pengambilan  keputusan
c.       Sumber
d.      Hasil belajar
e.       Kepemimpinan
f.       Iklim
4.      Cirri – cirri pembelajaran  yang Disarankan
Sebagai tambahan cirri-ciri di atas, berikut ini saya sajikan  peran sekolah dan guru yang terkait dengan siswa.
a.       Memberikan pemahaman  mengenai faktor-faktor yang berpengaruh  di dalam mengembangkan pandangan  hidup siswa.
b.      Mengembang pengetahuan, siakap dan ketrampilan  yang penting  guna berprrestasi dalam proses politik.
c.       Mengembangkan sikap cinta belajar  dan mewujudkannya di dalam sikap kegiatan  yang terjadi sepanjang hidup.
d.      Mengembangkan bakat  kreatif siswa secara penuh dalam berbagai bidang kesenian.
F.     Mengenal Anak Didik
Tak  salah lagi, guru yang bijak merasa wajib untuk mengenal siswa dengan baik. Saya mulai uraian ini  dengan tes diri. Jawaban anda biasanya akan  merefleksikan  strategi untuk pembelajaran  yang anda yakini cocok.
1.     Pernyataan Salah atau Betul
2.     Gaya Belajar
3.     Contoh Kasus
Kasus-kasus ini mengangkat  berbagai isu yang  terkait dengan  hak asasi manusia, toleransi, kerja sama dengan gender. Semua isu ini akan  dapat anda tangani   dengan baik jika masyarakat sekolah anda berwawasan luas, mengakui kenyataan adanya keberagaman dan perbedaa.

0 comments:

Post a Comment