Pembentukan konsonan didasarkan pada empat faktor, yakni:
1. Daerah
artikulasi,
2. Cara
artikulasi,
3. Keadaan
pita suara, dan
4. Jalan keluarnya udara.
Konsonan
bilabial, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan
mempertemukan kedua belah bibir yang bersama-sama bertindak sebagai artikulator
dan titik artikulasi. Bunyi yang dihasilkan ialah p, b, m, dan w.
Konsonan lobiodental,
yaitu konsonan yang dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas sebagai titik
artikulasi dan bibir bawah sebagai artikulator. Bunyi yang dihasilkan ialah f
dan v.
Konsonan apiko-dentall,
yaitu konsonan yang dihasilkan dengan ujung lidah yang bertindak sebagai
artikulator dan daerah antar gigi sebagai titik artikulasi. Bunyi yang
dihasilkan ialah t, d, dan n.
Konsonan apiko-alveolar,
yaitu konsonan yang dihasilkan olehe ujung lidah sebagai artikulator dan
lengkung kaki gigi sebagai titik artikulasi. Bunyi yang dihasilkan ialah s, z,
r, l.
Konsonan palatal atau
lamino-palatal, yaitu konsonan yang dihasilkan oleh
bagian tengah lidah sebagai artikulator dan langit-langit keras sebagai titik
artikulasi. Bunyi yang dihasilkan c, j, Ŝ, ň, dan y.
Konsonan velar atau dorso-velar,
yaitu konsonan yang dihasilkan oleh belakang lidah sebagai artikulator dang
langit-langit lembut sebagai artikulasi. Bunyi yang dihasilkan ialah k, g, x,
dan ή.
Konsonan glotal atau hamzah,
yaitu konsonan yang dihailkan dengan posisi pita suara sama sekali merapat
sehingga menutup glottis.
Konsonan laringal,
yaitu konsonan yang dihasilkan dengan pita suara terbuka terbuka lebar sehingga
udara uang keluar digesekkan melalui glottis. Bunyi yang dihasilkan ialah h.
b. Pembentukan
Konsonan Berdasarkan Cara Artikulasi
Konsonan hambat (stop),
yaitu konsonan yang dihasilkan dengan cara menghalangi sama sekali udara pada
daerah artikulasi. Konsonan yang dihasilkan ialah p, t, c, k, b, d, j, g, dam?
Konsonan geser atau frikatif,
yaitu konsonan yang dihasilkan dengan cara menggesekkan udara yang keluar dari
paru-paru. Konsonan yang dihasilkan ialah f, v, x, h, s, Ŝ, z, dan x.
Konsonan likuida tau lateral,
yaitu konsonan yang dihasilkan dengan menaikkan lidah ke langit-langit sehingga
udara terpaksa diaduk dan dikeluarkan melalui kedua sisi lidah. Konsonan yang
dihasilkan ialah l.
Konsonan getar atau trill,
yaitu konsonan yang dihasilkan dengan mendekatkan dan menjauhkan lidah ke alveolum
dengan cepat dan berulang-ulang sehingga udara bergetar. Konsonan yang
dihasilkan ialah r.
Semi-vokal,
yaitu konsonan yang pada waktu diartikulasikan belum membentuk konsonan murni.
Misalnya, semivokal (w) dan (y). bunyi bilabial (w) dibentuk dengan tempat
artikulasi yang berupa bibir atas dan bibir bawah.
c. Pembentukan
Konsonan Berdasarkan Posisi Pita Suara
Berdasarkan posisi pita suara atau
begetar tidaknya pita suara, konsonan dapat dibedakan atas konsonan bersuara
dan konsonan tak bersuara.Konsonan bersuara, yaitu konsonan yang
terjadi jika udara yang keluar dari rongga ujaran turut menggetarkan pita
suara. Konsonan yang dihasilkan ialah m, b, v, n, d, r, ñ, j, η, g, dan R.
Konsonan tak bersuara, yaitu konsonan
yang terjadi jika udara yang keluar dari rongga ujaran tidak menggetarkan
suara. Konsonan yang dihasilkan ialah p, t, c, k, ?, f, Š, x, dan h.
d. Pembentukan
Konsonan Berdasarkan Jalan Keluarnya Udara
Berdasarkan
jalan keluarnya udara dari rongga ujaran, konsonan dapat dibedakan atas
konsonan oral dan konsonan nasal.
Konsonan
oral, yaitu konsonan yang terjadi jika udara keluar melalui rongga mulut.
Konsonan yang dihasilkan ialah p, t, c, k, ?, b, d, j, g, f, Š, x, h, r, l, w,
dan y.
Konsonan nasal, yaitu konsonan yang
terjadi jikaudara keluar melalui rongga hidung. Konsonan yang dihasilkan ialah
m, n, ñ, dan η.
0 comments:
Post a Comment