Cengkerama
Ceria Cinta
di siang hari
Pangeran Rupawan berangkat ke medan perburuan -
moga hati kami
tertembus sasaran panah kilat-kemilau mataNya
pesan apa yang
ia bisikkan mesra lewat kedipan mataNya-
moga klopak
mataku terbuka, riang dan mabuk oleh pesannya[1]
KeMahaLuasan
- Nya menggulung seluruh bahtera dan bahari, sungai dan samudera, bumi maupun
segenap semesta. Sungguh Dia-lah Yang Maha Luas Rahmat-Nya, meliputi segala
sesuatu, meleburkan seluruh batasan-batasan “rahmat-rahmat” maupun “azab-azab”
yang terbatas dalam benak makhluknya. Wahai Ia Yang Maha Luas Ridha-Nya, Yang
Maha Luas Ampunan-Nya, Yang Maha Luas Rizki-Nya, Yang Maha Luas Kasih-Nya, Yang
Maha Luas dan meliputi segala.
Sungguh
Pecinta - Nya menyadari ke-faqr-an
hakikinya, dan hanya Dia - lah Yang Maha Kaya lagi Terpuji. Maka ridho atas semua yang telah dikehendaki
oleh Ia Yang Maha Luas Kasih dan Rahmat-Nya adalah manifestasi ke-faqr-an total manusia atas apa pun
termasuk atas pengetahuan tentang apa yang sebenarnya lebih baik dan lebih
sempurna bagi dirinya sendiri. Dan sungguh Ilmu -Nya, Rahmat-Nya, Sentuhan
Lembut-Nya, KeMahaCantikan-Nya meliputi semua maujudat (semua yang ada).
Harapan
akan rahmat-Nya yang berlipat ganda yang tercermin dalam perintah-Nya pada
Nabi-Nya yang telah sangat mendalam ‘ilmunya untuk berdoa pada-Nya, robbii
zidnii ‘ilman[2]
.. (Tuhanku, tambahkan bagiku ‘ilmu). Sangka baik (husnuzh-zhon) terus menerus pada-Nya merupakan tahapan awal
yang benar untuk mencapai ke-ridho-an
atas seluruh Yang Dikehendaki-Nya.. Yaa Allah, berilah aku tatapan atas Wajah -
Mu nan Cemerlang, Yaa Allah, karuniakanlah aku Samudera Nikmat-Mu Yang Tiada
Taranya, Yaa Allah, alirkanlah gelombang Cinta Pada Mu yang bergelora di aliran
darah dan degup jantungku, Yaa Allah, karuniakanlah aku’ilmu tentang
Rahasia-Rahasia Kendi Cinta-Mu, Yaa Allah ,……, Maka tatkala sesuatu yang
terjadi kurang berkenan dengan yang di hati, sungguh sepatutnya kita bisikkan
pada Nya, Yaa Allah Sungguh Keluasan RahmatMu tak terpahami oleh keterbatasan
diriku dan kebodohan nafsuku, Duhai Tuhan Yang Maha Kasih.
Yang tak punya
apa pun kecuali pinta
Yang tak bisa
apa pun kecuali meminta
Yang papa dari
apa pun kecuali harapan
Yang tak
bersuara apapun kecuali ratapan
memohon pada
Tuanku Pangeran, Nan Gemerlapan
meminta pada
Rahmat Keabadian, Nang Kemilauan
sekilasan
pandangan mata Layla, buat Majnun tergeletak pingsan
sekejapan
keindahan kerlingan Tuan, buat hamba mati dengan senyuman
Maka
Duhai Tuanku Pangeran, jika kau hendak berburu, jadikanlah aku kijang yang
hendak Kau panah. Dan darah yang muncrat dari jantungku adalah kelojotan
kasmaran hamba faqirMu ini. Sungguh
panah kilatan asmaraMu adalah Ribuan Hikmah dan Keindahan, di dalamnya terdapat
wewangian sang mahabidadari, sampaikanlah racun anggur cinta yang ada di ujung
panah itu pada hatiku yang bodoh dalam kegelapan ini . di siang hari Pangeran Rupawan berangkat ke
medan perburuan -moga hati kami tertembus sasaran panah kilat-kemilau mataNya
pesan apa yang ia bisikkan mesra lewat kedipan mataNya-moga klopak mataku
terbuka, riang dan mabuk oleh pesannya[3]
Demi
Kemuliaan Muhammad dan Keluarga Muhammad.
wa
allohu a’lam bi ash-showab
0 comments:
Post a Comment