Komunikasi
merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana
dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia.
Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta
saling terkait dengan orang lain di lingkungannya. Satu-satunya alat untuk
dapat berhubungan dengan orang lain di lingkungannya adalah komunikasi
baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan isyarat yang
banyak dimengerti oleh suku bangsa). Dalam komunikasi akan mengacu pada
tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang
terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu,
mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan
untuk melakukan umpan balik.
Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan dalam suatu
konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks di sini berarti semua factor
di luar orang-orang yang berkomunikasi, yang terdiri dari; pertama, aspek yang
bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu, jumlah peserta komunikasi, alat yang
digunakan untuk menyampaikan pesan, dll. Kedua, aspek psikologis, seperti
sikap, kecenderungan, emosi peserta komunikasi, dll. Ketiga, aspek social,
seperti norma kelompok, karakteristik budaya, dll. Keempat, aspek waktu, yakni
kapan komunikasi berlangsung. Banyak pakar yang mengklasifikasikan komunikasi
berdasarkan konteksnya. Istilah-istilah lain juga lazim digunakan untuk merujuk
pada konteks ini, yaitu istilah tingkat, bentuk, keadaan, cara, dan jenis.
Indikator yang paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi adalah
berdasarkan jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenalah;
pertama, komunikasi pribadi/personal. Kedua, komunikasi kelompok. Ketiga,
komunikasi antar budaya dan ke-empat komunikasi masa
A.
Komunikasi Pribadi/personal
Komunikasi
pribadi (personal communication) adalah komunikasi seputar diri
seseorang, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan.
Tatanan komunikasi ini terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi intrapribadi
dan komunikasi antarpribadi.
Komunikasi
Intrapribadi (Intrapersonal communication) Komunikasi
intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang
tersebut berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia
berdialog dan bertanya jawab dengan dirinya sendiri, memberikan umpan balik
bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Biasanya
Komunikasi intrapribadi berlangsung ketika seseorang melakukan kegitan
perenungan, perencanaan dan penilaian kepada diri sendiri. Aktivitas dari
komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri
sendiri diantaranya adalah; berdoa, bersyukur, instrospeksi diri, dan
berimajinasi secara kreatif. Mampu berdialog dengan diri sendiri, menunjukkan
bahwa berarti kita mampu mengenali diri kita. Dengan begitu kita dapat belajar
bagaimana kita bisa mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional)
kepada lingkungan kita.
Komunikasi
Antarpribadi (interpersonal communication),
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi
antar pribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di
mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima dapat
menanggapi secara langsung pula (Hardjana, 2007: 84). Artinya komunikasi Antarpribadi
merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau di
antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik. Komunikasi
antarpribadi dinilai lebih ampuh dibandingkan dengan komunikasi intrapribadi,
sebab kegitan komunikasi antarpribadi memiliki keampuhan dalam mengubah sikap,
kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Menurut sifatnya komunikasi
antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis: pertama, komunikasi diadik,
yaitu komunikasi yang berlangsung antara dua orang. Kedua, komunikasi triadik,
yaitu komunikasi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, satu orang sebagai
komunikator dan dua orang lagi sebagai komunikan.
Berdasarkan
definisi tersebut dapat diidentifikasi empat elemen dasar komunikasi
interpersonal, yaitu: 1. pribadi-pribadi yang melakukan komunikasi yang
berperan sekaligus sebagai pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver),
2. pesan atau materi apa yang disampaikan (message), 3.media yang
dipergunakan untuk menyampaikan pesan serta 4. tujuan pesan disampaikan
atau efek apa yang diharapkan setelah pesan diterima (effect). (a) Karakteristik
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) Ada tujuh
karakteristik yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua individu
merupakan komunikasi interpersonal. Tujuh karakteristik komunikasi antar
pribadi itu adalah (Hardjana, 2007: 86-90): pertama, melibatkan di
dalamnya perilaku verbal dan non verbal. Kedua, melibatkan perilaku spontan,
tepat, dan rasional. Ketiga, komunikasi antar pribadi tidaklah statis,
melainkan dinamis. Ke-empat, melibatkan umpan balik pribadi, hubungan
interaksi, dan koherensi (pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain
sebelumnya). Kelima, komunikasi antar pribadi dipandu oleh tata aturan yang
bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Ke-enam, komunikasi antar pribadi merupakan
suatu kegiatan dan tindakan. Ketujuh, melibatkan di dalamnya bidang persuasif.
(b) Tujuan Komunikasi Interpersonal, Komunkasi antar pribadi dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan dilakukannya komunikasi
komunikasi interpersonal adalah: 1. untuk menyampaikan informasi, 2. untuk
berbagi pengalaman, 3. untuk mengembangkan simpati, 4. untuk melakukan kerja
sama, 5. untuk mengembangkan motivasi, dan 6. untuk mengungkapkan isi hati,
ide, dst. (c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonl Dalam
komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep
diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal. Artinya Persepsi
adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi
inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli
inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan
nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap
keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna
terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi. Sedangkan Konsep diri
adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif,
ditandai dengan lima hal, yaitu: a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; b.
Merasa setara dengan orang lain; c. Menerima pujian tanpa rasa malu; d.
Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan
perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e. Mampu memperbaiki
dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak
disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam komunikasi antarpribadi
Dalam
komunikasi antarpersonal, diperlukannya keterampilan khusus dalam upaya
meningkatkan efektivitas dari kegitan komunikasi tersebut. Dalam hal ini Kris
Cole pada tahun 2005 merinci inti dari keterampilan komunikasi antar personal,
meliputi: (a) Komunikasi yang jelas. Gagasan cemerlang dan
instruksi-instruksi penting dari seseorang menjadi percuma kalau tidak dipahami
orang lain. Sementara itu lebih dari 75 persen waktu kita dialokasikan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Karena itu keterampilan komunikasi antar
personal menjadi sangat penting. (b) Asertiv dan empati. Kita
bekerja dengan dan atau melalui orang lain. Jadi setiap pernyataannya harus
mudah dipahami dan dimengerti orang lain seperti juga dia mampu melihat
sesuatu dari pikiran atau pandangan orang lain tersebut. (c) Integritas.
Ciri-ciri orang yang memiliki keterampilan komunikasi antar personal biasanya
bekerja dengan jujur dan menghargai orang lain, yang berpegang pada etika, dan
sistem nilai.
Orang-orang
dengan integritas tinggi melakukan sesuatu sejalan dengan yang mereka katakan.
Satunya kata dengan perbuatan, menghindari kecurangan, dan membangun kejujuran.
”Say what they mean and mean what they say”. (a) Mendorong dan
memotivasi. Kemampuan seseorang dalam mendorong dan memotivasi serta
meningkatkan semangat orang lain dalam mencapai hasil terbaik. Sesuatu yang
terbaik adalah aset yang tinggi nilainya. (b) Respek pada orang lain.
Kita harus menghormati orang lain dalam hal perasaan, gagasan, aspirasi, dan
kontribusi untuk organisasi dan luar organisasi. (c) Mampu sebagai pemain tim
dan bekerjasama secara efektif. Seseorang yang mampu bekerja sama dengan
orang lain secara kooperatif di dalam organisasi dan luar organisasi.
B.
Komunikasi Kelompok
Michael
Burgoon dan Michael Ruffner memberi batasan komunikasi kelompok sebagai
interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu yang bertujuan memperoleh
maksud yang dikehendaki seperti berbagai informasi, dan pemecahan masalah
sehingga semua anggota kelompok dapat menumbuhkan karateristik pribadi anggota
lainnya dengan akurat. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit
jumlahnya (kelompok kecil), bisa juga yang jumlahnya banyak (kelompok besar).
(1) Komunikasi kelompok kecil, Yang dimaksud kelompok kecil dalam konteks ini
adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu dengan lainnya, dan
memandang mereka bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi ini ditujukan kepada
kognisi komunikan, berlangsung secara dialogis (sirkular) dan kelompoknya
bersifat homogen. Misalnya keluarga, tetangga, kelompok diskusi, dll. (2)
Komunikasi kelompok besar (komunikasi publik), Merupakan komunikasi antara
seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali
satu per satu. Komunikasi ini ditujukan kepada afeksi komunikan, hanya
komunikan yang aktif, sedangkan yang lain cenderung pasif, umpan balik yang
komunikator berikan sangat terbatas, hanya sekedar tepuk tangan dan sorakan
serempak. Komunikasi publik juga berlangsung secara linier, dan kelompoknya
bersifat heterogen. Misalnya Sidang DPR, pidato Hitler di Stadium Neurenberg
semasa Perang Dunia II. Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih sulit dan
lebih formal dari pada komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok kecil,
karena komunikasi public menuntut persiapan penyampaian pesan yang cermat,
keberanian, dan keberanian menghadapi sejumlah besar orang.
C.
Komunikasi antar Budaya
Komunikasi
antarbudaya mengacu pada komunikasi antara orang-orang dari kultur(budaya) yang
berbeda-beda antara orang-orang yang memiliki kepercayaan, nilai, atau cara
berprilaku cultural yang berbeda. Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang
dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Bentuk-bentuk komunikasi antar budaya antara lain : (1) Komunikasi antar
budaya, Contoh: antara orang Cina dengan orang Portugis. (2) Komunikasi antar
ras, Contoh: Antar orang kulit orang kulit hitam dengan orang kulit putih. (3)
Komunikasi antar etnis, Contoh: Antara orang Amerika keturunan Itali dengan
orang Amerika keturunan Jerman. (4) Komunikasi antar bangsa, Contoh: Antara
bangsa Indonesia dengan bangsa Malaysia. (5) Komunikasi antara subkultur yang
berbeda, Contoh: Antara Dokter dengan Pengacara. (6) Komunikasi antar kelompok
agama, Contoh : Antara orang Islam dengan orang Yahudi. (7) Komunikasi antara
subkultur dan kultur domain, Contoh : Antara kaum manula dan kaum muda. (8)
Antar jenis kelamin, Contoh : Antara Pria dan Wanita
Unsur-unsur
pokok yang mendasari proses komunikasi antarbudaya adalah konsep-konsep tentang
‘kebudayaan’ dan ‘komunikasi’. Hal ini ditekankan oleh Sarbaugh (1979)
yang menyatakan bahwa pengertian tentang komunikasi antarbudaya memerlukan
suatu pemahaman tentang konsep-konsep komunikasi dan kebudayaan serta adanya
saling ketergantungan antar keduanya. Saling ketergantungan ini dapat
terbukti apabila disadari bahwa: (1) Pola-pola komunikasi yang khas dapat
berkembang atau berubah dalam suatu keompok kebudayaan tertentu. (2) Kesamaan
tingkah laku antara satu generasi dengan generasi berikutnya hanya dimungkinkan
berkat adanya sarana-sarana komunikasi.
Sementara
Smith (1966) menerangkan hubungan yang tidak terpisahkan antara komunikasi dan
budaya sebagai berikut: (1) Kebudayaan memacu timbulnya suatu kode atau
kumpulan peraturan yang dipelajari dan dimiliki bersama. (2) Untuk mempelajari
dan memiliki bersama diperlukan komunikasi, sedangkan komunikasi memerlukan
kode-kode dan lambang-lambang yang harus dipelajari dan dimiliki bersama..
Unsur-unsur
sosial budaya yang tidak dapat dipisahkan dalam komunikasi adalah: pertama,
sistem keyakinan, nilai dan sikap. Kedua, pandangan hidup tentang dunia.
Ketiga, organisasi sosial. Pengaruh ketiga unsur kebudayaan tersebut pada makna
untuk persepsi terutama pada aspek individual dan subjektifnya. Kita
semua mungkin akan mlihat suatu objek atau peristiwa sosial yang sama dan
memberikan makna objektif yang sama, tetapi makna individualnya tidak mustahil
akan berbeda. Misalnya orang Amerika dengan Arab sepakat menyatakan seseorang
wanita berdasarkan wujud fisiknya. Tetapi kemungkinan besar keduanya akan
berbeda pendapat tentang bagaimana wanita itu dalam makna sosialnya.
Orang Amerika memandang nilai kesetaraan antara pria dengan wanita, sementara
orang Arab memendang wanita cenderung menekankan wanita sebagai ibu rumah
tangga.
D.
Komunikasi Massa
Komunikasi
Massa ialah komunikasi melalui media massa, seperti surat kabar yang mempunyai
sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan
film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Komunikasi massa menyiarkan
informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah banyak
dan menggunakan media. Karakteristik komunikasi massa : (1) Komunikasi massa bersifat
umum yaitu pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka
untuk semua orang. (2) Komunikan bersifat heterogen yaitu komunikan terdiri
dari individu-individu yang beraneka ragam dalam jenis kelamin, usia, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan, agama, dan lain sebagainya. (3) Media massa
menimbulkan keserempakan yaitu kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam
jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya
berada dalam keadaan terpisah. (4) Hubungan komunikator-komunikan bersifat
nonpribadi. Hal ini disebabkan karena komunikan yang anonym dicapai oleh
orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai
komunikator. Sifat nonpribadi timbul karena penyabaran teknologi secara massal.
(5) Komunikasi massa berlangsung satu arah (linier). Tidak adanya arus balik
dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain seorang komunikator tidak
mengetahui tanggapan atau umpan balik dari komunikan, yang dimaksud dengan
“tidak mengetahui” dalam konteks ini adalah tidak mengetahui pada saat proses
komunikasi berlangsung. (6) Komunikator melembaga komunikator pada komunikasi
massa tidak berdiri sendiri, namun merupakan suatu lembaga atau organisasi.
E.
Proses Komunikasi dalam Pembelajaran
Komunikasi
merupakan suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi
memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil,
melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok. Terkait
dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam
hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan
umpan balik yang positif oleh mahasiswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran
harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki
oleh seorang dosen. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang
berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini
berlangsung dari hati ke hati, karena diantara keduabelah pihak terdapat
hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif
apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar
pribadi.
Dalam
kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan,
agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar.
Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung
dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali
kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan
efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban
tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan
komunikasi ini.
Pembelajaran
sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat
mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus
terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam
kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
Komunikasi
efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta
didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan,
sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan
perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab
terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga
dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar
menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
Demikian
ulasan singkat tentang jenis-jenis komunikasi dan hubungannya dengan proses
pembelajaran yang harus diketahui oleh setiap guru, semoga bisa menjadikan
pemahaman atas ilustrasi yang kami pahami dan selebihnya dimaklum.
Daftar
Pustaka
Arismunandar, Wiranto. (2003). Komunikasi dalam Pendidikan.
Departemen Teknik Mesin ITB. Bandung.
Devito
Joseph A. 1997, Komunikasi Antar Manusia, Indonesia:Profesional Books
Gafur,
Abdul. (2006). Handout Kuliah Landasan Teknologi Pendidikan. PPs UNY.
Yogyakarta
Hardjana,
Agus M. (2007) Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta:
Kanisius.
Lestari
G, Endang dan Maliki, MA. (2003). Komunikasi yang Efektif. Lembaga Administrasi
Negara. Jakarta.
Miarso,
Yusufhadi. (1986). Definisi Teknologi Pendidikan. Rajawali. Jakarta
Pratikno,
R. (1987). Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Remadja Karya. Bandung
Rakhmat,
Jalaludin. (2007) Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sardiman
AM. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta.
Suranto.
(2005). Komunikasi Perkantoran. Media Wacana. Yogyakarta
Uchjana,Onong.
2007, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Wardani,
IGAK. (2005). Dasar-Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar. PAU-DIKTI
DIKNAS. Jakarta.
0 comments:
Post a Comment