Keindahan
pemandangan atau hal-hal yang bisa dilihat tidak lain adalah kebaikan atau
kesempurnaan yang ada dalam hal-hal yang terlihat/visible tersebut,
sehingga kehadiran dan eksistensi pandangan terhadap hal-hal yang terlihat/visible
tersebut diinginkan subyek yang melihat. Contoh keindahan ini adalah:
pemandangan di taman anggrek yang teramat indah ataupun lukisan-lukisan yang
indah. Keindahan musikal adalah kebaikan yang ada dalam hal-hal yang didengar
tersebut, sehingga kehadiran dan eksistensi pendengaran terhadap hal-hal yang audible (dapat didengar)
tersebut diinginkan subyek yang m
endengar. Contoh keindahan audible
adalah: kata-kata bersyair yang enak didengar, musik-musik karya agung para
seniman besar, gemericik suara air terjun dan kicau burung di pagi hari.
Keindahan ruhaniah adalah memiliki pengertian yang selaras dengan dua keindahan
sebelumnya, yakni sesuatu yang menyebabkan kehadiran dan eksistensi suatu hal
diinginkan oleh subyek yang “melihat atau memahami”. Dari sudut pandang ini,
jelas keindahan adalah segi-segi kebaikan; yakni, bahwa kebaikan adalah ia
yang diinginkan segala sesuatu.
Lebih
lanjut, karena Dia adalah kebaikan murni (khayrun mahdhun)
, adalah mesti bahwa karena keindahan adalah salah satu segi kebaikan, Tuhan
Yang Maha Tinggi adalah juga Keindahan Murni (jamālun mahdhun-جمال محض). Maka Tuhan adalah
Keindahan yang KeindahanNya tidak tersentuh ketidakindahan apa pun. Perlu
dicatat, bahwa KeindahanNya bukanlah keindahan yang terlihat/visible dan
bukan pula keindahan yang terdengar/audible, karena Ia tidaklah
tersentuh oleh penglihatan apa pun dan tidaklah tersentuh oleh pendengaran apa
pun. Tidak! KeindahanNya adalah Keindahan Murni yang tidak tersentuh oleh
indera lahir dan batin mana pun, namun segala keindahan dalam semesta tiada
lain hanyalah bayang-bayang KeindahanNya. Maha Suci Ia Yang hanya
PenglihatanNya dan PandanganNya yang mampu menatap Hakikat keindahanNya yang
terpancar dalam semesta ciptaanNya!
عن أبي عبد الله عليه السلامقال
: قال أمير المؤمنين عليه السلام : إن الله الجميل يحب الجمال و يحب أن
يرى أثر النعمة على عبده[1]
“Dari Abu
Abdillah as.Beliau berkata: Amirul mukmininas.berkata: sesungguhnya Allah itu Indah
(dan) mencintai yang indah, dan mencintai melihat jejak nikmat (Nya) atas
hambaNya. “
[1] Syekh Kulaini, Al-Kāfī, Vol. 6, دار الكتاب الاسلامية (Dār al-Kitāb
al-Islāmiyyah), Tehran, 2000 M / 1367 H, Ahlulbayt Library 1. 0, pp. 438
0 comments:
Post a Comment