Adapun “kulit” adala sesuatu yang langsung terlihat.
Dan jauhari adalah sesuatu yang ada di balik “kulit”. Dilihat dengan mata,
sebuah jambu memiliki kulit jambu. Jika di balik kulit jambu ini tidak terdapat
zat jambu maka tidaklah dikatakan bahwa sesuatu itu jambu. Tapi jika terdapat
sebuah jambu yang telah mengelupas kulitnya maka ia tetap disebut jambu. Itulah
jauhar jambu.
Sesuatu
di kenali tidak dengan kulitnya tapi dengan jauharnya. Penampakan luar yang
terlihat tidaklah menunjikkan sesuatu tersebut. Dengan kata lain “ada” sesuatu
yang menunjukkan “kesesuatuan” dari sesuatu. Inilah yang kita sebut jauhari
dari sesuatu.
Jika
kita memandang sesuatu sebagai sesuatu tersebut, maka jauharnyalah yang penting
bukan kulitnya. Sebagaimana jika kita memakan buah pisang, buanglah kulitnya
dan makanlah zat pisang yang ada di dalamnya. Karena itu hal-hal yang bersifat
“luar” ataupun lebih tegas lagi bersifat “inderawai” tidaklah penting selama
hal itu tidak mempunyai relasi dengan “kesesuatuaan” dari sesuatu yang sedang
kita perhatikan. Jika anda melihat sesuatu rudal janganlah melihat dari segi
“bentuknya secara estetis indah atau tidak”, “catnya berwana apa”, tapi
pandanglah dari segi “keefektifan penembakan, pengejaran sasaran dan peledakan”
yang berhubungan langsung dari “kesesuatuaan” suatu rudal.
Dan
adalah suatu pertanyaan maha penting sebagai berikut. Pandanglah Segala Sesuatu
sebagai Sesuatu. “Apakah Jauhari dari Segala Sesuatu ini?”. Atau dengan kata
lain. “Apakah hakikat dari Segala Sesuatu ini?”.
0 comments:
Post a Comment