Puji kepada-Nya selalu. Sumber
segenap Cahaya Rahmat dan Kesempurnaan. Yang Rahmat-Nya meliputi segala
sesuatu. Dari keseluruhannya, dari sebagiannya maupun dari zarrah-zarrah
terkecilnya maupun yang ada di balik itu semua.
Puji kepada-Nya selalu. Yang
kekuatan-Nya mengaliri Segala. Sehingga tampak langit-langit material tanpa
tiang, dan adakah pula tiang yang terlihat bagi langit-langit Ruhaniah.
Puji kepada-Nya selalu. Yang
memancarkan dari Wujud-Nya yang Kekal Mewangi, Ruh ke dalam tubuh-tubuh
mahalemah dari tanah dan air yang nista ini. Sehingga segala yang ada di tujuh
lapisan langit keberadaan ini senantiasa menyampaikan Shawalat dan Salam kepada
Junjungan Kita, Insan-Kamil, Manusia Sempurna, Muhammad (SAWW), dan betapa para
malaikat harus bersujud kepada Kakek Kita YM, Nabi Adam (a.s).
Puji kepada-Nya selalu. Yang
memuliakan Bani Adam dengan Amanah Suci. Yang tidak mampu ditanggung oleh
langit dan bumi…Yang menunjukkan jalan-Nya kepada Bani Adam untuk melaksanakan
amanah ini dengan Nabi dan Risalah Yang Terang, dan dengan hati yang bagaikan
cermin jernih menangkap Cahaya dari para Nabi dan Wali-Wali-Nya.
Maha Suci Nama-Mu, Duhai Tuhan
Pujaan hati-ku. Duhai Tuhan Sari Cinta-ku. Duhai Tuhan segala ruang dan segala
waktu. Duhai Tuhan segala imajinasi dan yang nyata.
Maha Suci Nama-Mu, dari apa yang aku
sifatkan. Karena sungguh seluruh keterbatasan diriku yang mahalemah ini niscaya
mensifatkan sesuatu yang terbatas, dan Maha Suci Engkau. Engkau-lah Wujud
Sempurna Tiada Berbatas. Lautan Agung Kesempurnaan Tiada Tara Yang Tunggal
dalam KesendirianMu Yang Abadi.
Pena Penciptaan menorehkan satu
tujuan yang jelas bagi pencipataan jin dan manusia. Beribadah kepada-Nya.
Beribadah kepada Yang Maha Agung. Beribadah dengan sepenuh hakikat diri kita
kepada-Nya. Tuhan telah menciptakan jin dan manusia kita untuk beribadah
kepada-Nya.
Maka dalam diri manusia ada sesuatu
hasrat abadi untuk mengagungkan sesuatu dan menuhankannya. Memuliakan sesuatu
dan memujinya tiada berbatas. Menalikan dirinya pada sesuatu yang kokoh dan
menggantungkan nasibnya pada sesuatu ini. Ini adalah beberapa dari unsur-unsur
yang substansial dalam ibadah. Beribadah kepada Tuhan adalah substansial dan
essensial dalam diri manusia. Tidak aksidental dan additional. Beribadah kepada
Tuhan adalah keniscayaan penciptaan suatu kemestian yang dilakukan manusia
bukan keharusan.
Karena itu jika hati manusia di
suatu saat tidak mengakui Tuhan Allah (SWT), Tuhan Yang Sebenarnya, maka pasti
hatinya tertaut pada tuhan-tuhan selain Allah. Atau manakala hati sedang
melupakan Tuhan, pasti ada tuhan-tuhan lain yang diingat selain Allah. Apakah
itu harga. Apakah itu kedudukan. Apakah itu anak. Apakah itu istri. Apakah itu
hasil karya. Apakah itu partai. Apakah itu mobil. Apakah itu keinginan-keinginan
nafsunya yang lain.
Bayangkan ada seorang Romeo yang
tengah merindukan Julietnya yang tak kunjung tiba. Lentik alis dan kecantikan
Juliet yang tiada banding tentu membayanginya setiap saat setiap waktu.
Mengganggu hati yang tentram. Menggundahkan sukma. Mencairkan wadah-wadah
airmata hati.
Betapa mungkin seorang beriman
melupakan TuhanNya, sedang ia menyaksikan kebesaran TuhanNya setiap saat dan
setiap waktu di seluruh ufuk dan cakrawala alam maupun jiwa. Dan ia tahu dengan
sebenar-benarnya pengetahuan bahwa Tuhan-lah sumber seluruh kecantikan wanita
yang tercantik maupun bidadari surgawi, sumber keindahan semua keindahan, sumbe
kasih semua yang mengasihi. Ia tahu bahwa Ia lah yang Maha Indah, MahaAgung,
MahaCantik (Al-Jamiil), MahaKasih,….Betapa mungkin seorang berimana menegasikan
satu interval pendek waktu hidupnya dengan hati yang lupa kepadaNya?
Yaa, sungguh hanya dengan berdzikir
pada Allah-lah, hati menjadi tentram. Sebagaimana bayi dicipta untuk merintih
kehausan, maka tatkala ia menemukan tetek ibunya kembalilah ia dalam
ketentraman. Begitu pula fitrah manusia senantiasa merindukan Nama-Nama Allah.
Marilah kita akhiri acara ini dengan
doa bersama;
Yaa Allah, sungguh kami adalah
hambamu yang dhoif, hina dan terhina, yang fakir dan miskin dihadapanMu.
Yaa Allah, duhai Tuanku, duhai
Kecintaanku, dan DambaanKu
Sungguh hati kami telah bertabir
Dan jiwa kami berkekurangan
dan Akal kami tertipu
dan hawa nafsu kami telah menipu
dan ketaatanku kepadaMu sedikit
dan kemaksiatanku banyak
dan kini lisanku mengakui semua
dosaku ini
Maka bagaimanakah dengan seluruh
keadaanku ini,
Duhai Yang Menutupi Semua Keburukan
Dan Duhai Yang Mengetahui Semua Yang
Ghaib
Dan Duhai Yang Menyingkapkan Semua
Kesulitan
Ampunilah dosa-dosa ku
Seluruhnya
Dengan kehormatan
Muhammad dan Keluarga Muhammad
Wahai Yang Maha
Pengampun-
Wahai Yang Maha
Pengampun-
Wahai Yang Maha
Pengampun-
Dengan rahmatMu, Duhai Yang Paling
Pengasih dari semua yang pengasih.
Allahumma
sholli ‘ala Muhammadin, wa aali Muhammad.
0 comments:
Post a Comment