BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan
ilmu pengehuan dari masa ke masa semakin bertambah, seperti halnya dengan pada
disiplin ilmu Biologi dan Kimia yang melahirkan bidang ilmu yang disebut
Biokmia. Biokimia merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang membahasa tentang
aktivitas kimia pada tubuh makhluk hidup.
Makhluk hidup,
utamanya manusia pasti membutuhkan zat-zat tertentu dalam membantu aktivitas
metabolism dalam tubuhnya. Sehingga organ-organ manusia dapat melakukan
aktivitas-aktivitas yang kadang tidak disadari kerjanya, seperti penyerapan
sari-sari makanan di usus, penghalusan makanan d lambung dan lain sebagainya.
Zat-zat yang
sering digunakan tubuh dalam melakukan aktivitas antara lain, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Mineral yang umumnya dikenal banyak orang adalah air,
tapi ternyata masih banyak mineral-mineral yang sering didengar tapi orang
mengira mineral tersebut bukan mineral.
Zat makanan dapat digolongkan
berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh yakni zat makanan yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak dan zat makanan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Zat
makanan yang dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti karbohidrat, protein, dan
lemak, sedangkan zat makanan yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit oleh
tubuh yaitu vitamin dan mineral. Percobaan kali ini yaitu uji kandungan minerla
dalam beberapa bahan pakan ternak.
Mineral merupakan bahan anorganik
yang dibutuhkan oleh tubuh dalam pemeliharaan fungsi tubuh baik tingkat sel,
jaringan atau tubuh secara keseluruhan. Proses metabolisme dalam tubuh juga
membutuhkan mineral sebagai kofaktor enzim. Fungsi mineral dalam tubuh di
antaranya untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan asam-basa,
membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan
otot dan saraf terhadap datangnya rangsangan. Selain itu mineral dapat
berfungsi sebagai konstituen tulang dan gigi contohnya calsium, magnesium,
fosfor dan pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi
cairan tubuh.contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
Keasalahan komposisi ransum pakan
dapat menyebabkan ternak sakit bahkan kematian. Pemalsuan bahan pakan misalnya
yang banyak terjadi yaitu dedak padi yang dicampur dengan sekam, atau bahan
pakan lainnya sampai bahan mineral pun juga dipalsukan. Pemalsuan secara sederhana misalnya sumber
mineral seng yang terkandung dalam tepung ikan. Sumber bahan pakan mineral
sulit untuk dibedakan secara inderawi. Uji kandungan mineral sangat dibutuhkan
unutk mencegah terjadinya pemalsuan dalam bahan pakan.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Mineral ?
2. Apa saja Penggolongan Mineral ?
3. Mineral apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh dan apa saja
fungsinya ?
4. Bagaimana Analisa Kualitatif ataupun Kuantitatif Mineral
?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan
dari makalah ini adalah untuk mengetahui apa pengertian dari Mineral,apa saja
penggolongan Mineral,Mineral apa saja yang di butuhkan oleh tubuh dan apa
fungsinya ,serta untuk mengetahui bagaimana analisa kualiatif ataupun analisa
kuantitatif dari Mineral.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk
melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi
kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur
murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan
bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Menurut The
International Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan definisi
baru tentang definisi material “Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang
dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses
geologi “. Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen
yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak,
protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar,
semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas
karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap
nitrogen (N2). Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam
bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan
antarindividu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik .
2.2. Penggolongan Mineral
Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas
kehidupan, mineral (logam) dibagi menjadi dua golongan, yaitu mineral logam
esensial dan nonesensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis,
sehingga logam golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika
kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit
defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim
untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium
(Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S),
magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co),
iodin (I), dan selenium (Se). Logam
nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau belum
diketahui kegunaannya dalam tubuh, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari
normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi
makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd),
dan aluminium (Al).
Berdasarkan banyaknya, mineral dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan
atau terdapat dalam jumlah relatif besar, meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg.
Mineral mikro ialah mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan
umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo,
Cu, Zn, Mn, Co, I, dan Se.
Kelompok makro terdiri dari unsur – unsur Ca,
P, K, Na, Mg dan S. kelompok mikro terdiri dari Fe, I, Cu, Zn, Mn, Co dan Se,
sedangkan kelompok renik terdiri dari unsur F, Mo, As, Cr, Si dan lain – lain.
Beberapa unsur mineral ini ada yang termasuk golongan racun dan biasanya masih
terdapat di dalam sel hayati meskipun jumlahnya sngat kecil sekali, contoh
unsure tersebut adalah Ag, Hg dan Pb.
Fungsi mineral secara umum dibagi menjadi 4
macam, yaitu untuk pembentukan struktur, untuk fungsi fisiologis, sebagai
katalis dan sebagai regulator. Kandungan pakan mineral dari bahan pakan nabati
sangat bervariasi tergantung dari beberapa faktor, seperti genetik tanaman,
keadaan tanaman tempat tumbuh tanaman tersebut, iklim, musim, tahap kematangan,
dan ada tidaknya pemupukan terhadap tanaman. Leguminosa biasanya kaya akan
mineral Ca, Mg, Fe, Cu, Zn, dan Co. Rumput-rumputan banyak mengandung mineral
Mg, Zn, dan Fe.
2.3. Mineral yang dibutuhakan Oleh Tubuh
Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh,
mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen dan mikroelemen.
a)
Makroelemen
adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar. Makroelemen meliputi
kalium (K), kalsium (Ca), natrium (Na), fosfor (P), magnesium (Mg), belerang
(S), dan klor (Cl).
b)
Mikroelemen
yaitu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Misalnya besi (Fe),
mangan (Mn), kobalt (Co), molibdenum (Mo), dan selenium (Se).
Mineral terdapat dalam berbagai bahan makanan dari hewan
dan tumbuhan, adapun fungsi mineral bagi tubuh yaitu :
1. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan jenis mineral yang paling berlimpah
dalam tubuh manusia. Total rata-rata banyaknya kalsium pada tubuh manusia
dewasa kurang lebih mencapai 1 kg, dimana 99% terdapat pada tulang dan gigi,
lalu 1% sisanya ada pada cairan tubuh dan aliran darah. Walaupun terkesan sangat
sedikit, sisa 1% ini sebenarnya berperan penting dalam transmisi sistem saraf,
konstraksi otot, pengaturan tekanan darah, dan pelepasan hormon.
Sumber : Susu,
telur dan buah-buahan.
Fungsi :
Pembentukan tulang dan gigi
2. Fosfor (P)
Fosfor sebagai fosfat memainkan peranan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel hidup. Sumber Fosfor adalah Susu,
kacang-kacangan, telur, daging, dan sayuran. Fosfor berfungsi dalam Pembentukan tulang dan gigi, Metabolisme,
Kontraksi otot, Aktivitas saraf, Komponen enzim, DNA, RNA, dan ATP, Membentuk
fosfatid, bagian dari plasma, Menjaga keseimbangan asam basa, Pengaturan
aktivitas hormone, Efektivitas beberapa vitamin. Adapun akibat Kekurangan
Fosfor adalah kerapuhan tulang dan gigi, Sakit pada tulang, Pada anak anak : Rakhitis,
Pada orang Dewasa : Osteomalasia.
3. Besi (Fe)
Besi ( Fe) adalah suatu unsur metalik dan menyusun
sekitar 5% tentang itu Earth’S kulit keras. Ketika murni ini merupakan suatu
gelap, silvery-gray metal. Ini merupakan suatu unsur yang sangat reaktif dan
mengoxidasi karat dengan mudah. Yang merah, jeruk dan menguning dilihat dalam
beberapa lahan dan pada atas batu karang mungkin besi oksida. Bagian dalam dari
Bumi dipercaya untuk menjadi iron-nickel campuran logam padat. Iron-Nickel batu
bintang dipercaya untuk menghadirkan material yang paling awal membentuk pada
awal alam semesta itu. Sumber mineral bagi tubuh adalah Susu, hati, kuning
telur dan sayur-sayuran yang berwarna hijau. Mineral befungsi dalam Pembentukan
hemoglobin dalam darah.
4. Fluorin (F)
Sumber Fluorin Kuning telur, susu, otak, dan air minum.
Adapun fungsi Fluorin yaitu Memelihara
gigi, Mencegah kekurangan Mg, osteoporosis, dan penyakit periodontal. Apabila
kekurangan Fluorin dapat mengakibatkan Kerusakan karang gigi (caries dentis)
5. Iodin (I)
Sumber Yodium Makanan hasil laut, telur, susu, garam
beryodium, tiram, dan rumput laut. fungsi Yodium yaitu aktivitas kelenjar
tiroid (tiroglobin), Komponen hormon tiroksin, Komponen hormon triyodotironin.
Apabila kekurangan Yodium dapat mengakibatkan Gondok, Pendengaran berkurang.
6. Natrium (Na)
Natrium yang dibutuhkan oleh tubuh setiap hari sebesar
15-20 g. Sumber Natrium Daging, garam, mentega, dan produk peternakan. Adapun
fungsi Natrium adalah Transmisi saraf, Kontraksi otot, Menjaga tekanan osmotik darah,
Sebagai buffer (dalam bentuk Nakarbonat), Mempertahankan iritabilitas sel otot,
Komponen anorganik cairan ekstra sel. Adapun akibat kekurangan Natrium yaitu
Dehidrasi, Shock, Gangguan pada jantung, Kejang otot, Kelelahan, Suhu tubuh
meningkat. Jika kelebihan natrium akan mengakibatkan gejala hipertensi.
7. Klorin (Cl)
Klorin merupakan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
setiap hari dengan jumlah 15-20 g. Sumber Klor yang dibutuhkan oleh tubuh
berasal Garam, susu, daging, dan telur. Adapun fungsi Klor yaitu Pembentukan
HCl dalam lambung yang berperan dalam penyerapan Fe dan emulsi lemak, Aktivator
enzim, Bahan ion klorit yang penting untuk transfer CO2 dari darah ke
paru-paru, Memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit, dan tekanan osmosis.
Apabila kekurangan klor maka akan mengakibatkan Kontraksi otot abnormal,
Hilangnya rambut dan gigi, Pencernaan terganggu.
8. Kalium (K)
Kalium merupakan mineral yang bersumber dari sayuran,
buah-buahan, dan kecap. Kaium berfungsi untuk Mengatur detak jantung,
Memelihara keseimbangan air, Transmisi saraf, Memelihara keseimbangan asam
basa, Katalisator, Kontraksi otot, Mengatur sekresi insulin dari pancreas,
Memelihara permeabilitas membran sel. Adapun akibat kekurangan kalium dapat
mengakibatkan Gangguan jantung, Kontraksi otot terganggu, Pernapasan terganggu.
Apabila kelebihan mneral akan mengakibatkan kelemahan otot dan terganggunya
denyut jantung.
9. Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan mneral yang berasal dari Padi-padian,
polong-polongan, kerang, ginjal, dan hati. Adapun fungsi Tembaga ( Cu ) yaitu
Pembentukan eritrosit dan hemoglobin,
Komponen enzim dan protein, Aktivitas saraf, Sintesis substansi seperti
hormone. Akibat Kekurangan Tembaga ( Cu ) adalah Anemia, Gangguan saraf dan
tulang.
10. Kobalt (Co)
Kobalt merupakan mineral yang
esensial serta bersifat mikro, konsentrasinya sekitar 0.02-0.1 mg/kg pada tubuh
ternak. Fungsi fisiologis Co adalah perannya sebagai bagian integral dari
molekul vitamin B12. Co diperlukan mikroba untuk boisintesis vitamin
B12, sehingga defisiensi Co akan mengakibatkan defisiensi vitamin B12.
Ternak yang kekurangan Co akan mengalami anemia, nafsu makan menurun,
pertumbuhan menurun, produksi susu menurun dan rambut yang kasar. Co banyak
terdapat di leguminosa dan tersedia di alam dalam bentuk garam kobalt dan
kobalt oksida.
11. Kupru (Cu)
Mineral Cu adalah salah satu mineral
yang seiring dilaporkan defisien pada ternak ruminansia. Menurut McDowell
(1992), defisien Cu dapat menyebabkan mencret, pertumbuhan terhambat, perubahan
warna pada rambut dan rapuh serta mudah patahnya tulang – tulang panjang.
Defisiensi sekunder mineral mikro sering dialami oleh ternak ruminansia
walaupun ternak diberi suplemen mineral dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan .
Unsur Cu diabsorpsi kurang baik oleh
ruminansia dalam metabolisme tubuh. Meskipun Cu bukan merupakan bagian dari
molekul haemoglobin, akan tetapi Cu ini adalah komponen yang sangat penting
untuk pembentukkan sel darah merah dan menjaga aktivitasnya dalam sirkulasi
(Nugroho, 1986). Unsur Cu terdapat dalam plasma darah, kandungan Cu secara
normal dalam plasma darah adalah 0,6 Cu/ml.
Di alam Cu tersedia dalam bentuk
CuSO4, CuCO3 dan CuO. Cu merupakan terminal oksidase
dengan bantuan Cytokrom oxidase, oksidasi lisin dengan bantuan lysyl oksidase,
utilisasi Fe dan transport Cu dengan bantuan metaloenzim Ceruloplasmin, dan
dismutase dari radikal superoxide O2- dengan bantuan Superokxide
dismutase. Cu adalah salah satu mineral yangs sering dilaporkan defisiensi pada
ruminansia.
12. Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan mineral makro
yang sangat penting. Sekitar 70% dari total Mg dalam tubuh terdapat dalam
tulang atau kerangka. Mg dibutuhkan oleh sebagian besar sistem enzim, berperan
dalam metabolisme karbohidrat dan dibutuhkan untuk mempernaiki fungsi sistem
saraf (Perry et al., 2003). Selain itu Mg berperan penting untuk sintesis
protein, asam nukleat, nukleotida, dan lipid.
Indikator defesiensi Mg adalah
menurunnya kadar Mg dalam plasma menjadi 1,2 – 1,8 mg/100ml dari kadar normal
sebesar 1,8 – 3,2 mg/100ml. Tempat utama absorsi Mg pada ternak ruminansia
adalah pada bagian reticulorumen, sekitar 25% Mg diabsorsi oleh hewan dewasa.
Jumlah Mg yang diabsorsi menurun seiring dengan penurunan tingkat mineral di
dalam pakan. Dalam kondisi defisiensi status Mg cadangan dalam tubuh untuk
menggantikan sumbangan dari absorpsi Mg yang rendah.
Mg tersedia dalam bentuk magnesium oksida, dan magnesium
sulphate. Jumlah Mg yang diabsorbsi menurun seiring dengan penurunan tingkat
mineral dalam pakan. Leguminosa, rumput-rumputan dan tepung ikan kaya akan mg.
Dan apabila terjadi toxisitas mineral ini ternak akan memiliki ekskreta yang
basah dan jarang terjadi pada ternak yang diberi ransum normal.
13. Seng (Zn)
Zn terdapat pada semua jaringan
tubuh, tetapi sebagian besar terdapat dalam tulang. Jumlah yang besar juga
terdapat dalam kulit, rambut, dan bulu hewan. Zn berperan penting pada sintesis
DNA serta metabolisme protein sehingga sistem tubuh akan terganggu jika
defisien Zn. Zn juga berperan penting dalam metabolisme karbohidrat dan lemak
serta pembentukkan sistem kekebalan tubuh. Zn merupakan mikromineral yang
tersebar didalam jaringan hewan, manusia, dan tumbuhan serta terlibat dalam
fungsi metabolisme.
Defisiensi seng juga dapat timbul karena
adanya rekasi antagonis dengan kalsium dan asam fitat. Dosis optimum seng dalam
ransum yang dicampur dengan sumber protein hewani adalah 46-52 mg/kg sedangkan
ransum yang mengandung protein nabati 52-72 mg/kg. Defisiensi seng pada ayam
yang sedang tumbuh mengakibatkan pertumbuhan terganggu, pembentukan bulu
terhambat, parakeratosis, dan pembengkakan persendian. Defisiensi seng pada
ayam pembibit dan petelur dalam ransum dapat menyebabkan menurunnya produksi
telur dan daya tetas. Gejala kelebihan seng pada sapi dan domba menimbulkan
keracunan yang diperlihatkan penurunan berat badan konsumsi dan efisiensi
penggunaan ramsum. Penurunan konsumsi ransum kemungkinan sebagai bagian dari penurunan
palatabilitas ransum.
14. Karbondioksida(CO2)
Ketika terdapat fitat atau oksalat
di dalam pakan, Ca dan P tetap tersedia di dalam pakan, Ca dan P tetap tersedia
bagi ruminansia karena asam oksalat akan dioksidasi secara sempurna oleh enzim
asal mikroba rumen menjadi CO2 dan H2O, sedang fitat akan
dihirolisis oleh fitase asal mikroba menjadi insitol dan asam fosfor.
2.4. Analisa
Kualitatif Mineral
Analisa Kualitatif Mineral dilakukan uji Co2+, Cu2+, Fe2+
, Zn2+ , Mg2+ , CO2 dan uji Cl.
1.
Uji Co2+, Cu2+, Fe2+
Pertama-tama Larutan A diteteskan
pada kertas saring 1-2 tetes, kemudian tambahkan simple yang akan diuji, dan
1-2 tetes ditambahkan larutan B , diamati perubahannya. Larutan A terbuat dari
larutan garam Rochele (KNaC4H4O6, H2O),
20 gram rochele dilarutkan dengan 100ml aquadest. Larutan B yaitu larutan
Nitroso-R-salt, 1 gram Nitroso-R-salt dilarutkan dalam 500ml aquadest. Stándar
yang dipakai CuSO4, COSO4,dan FeFO4.
2. Uji Zn2+
Larutan NaOH 2N ditetskan
2-3 tetes dalam kertas saring, ditambah dengan simple yang akan diuji, kemudian
ditambah dengan 2-3 tetes dithizone amati perubahan warnanya. Bahan terbuat
dari 0,21 dithizone dilarutkan dalam 100 ml CCl4. Stándar yang
digunakan ZnSO4.
3. Uji Mg2+
Larutan KOH diteteskan 1-2 tetes
ditambah dengan spotlait ditambah dengan spotplate ditambah I3 dalam
KI hingga larutan berubah menjadi warna kuning, kemudian larutan diteteskan
dalam kertas saring yang telah berisi simple. Perubahan warna diamati . Lrutan
terbuat dari 12,7 g I, ditambah dengan 40 g KI ditambah dengan larutan aquadest
25ml dan diencerkan hingga volume 100 ml. Stándar yang dipakai MgSO4.
4. Uji CO2
Sample diletakan dalam gelas arloji,
larutan HCl diteteskan 1-2 tetes dengan perbandingan 1:1, kemudian diamati
gelembung gas yang terbentuk. Stándar
yang dipakai CaCO3.
5. Uji Cl
Sample dilarutkan secukupnya dengan
aquadest disaring dalam tabung reaksi dengan menggunakan corong yang telah
ditutupi oleh kertas saring, ditambah
dengan 100 ml larutan HNO3 ditambah dengan 1-2 tetes larutan AgNO3
5%. Diamati endapan putih yang terbentuk. Standard yang dipakai NaCl.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui
proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia
tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan
garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
2) Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan,
mineral (logam) dibagi menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan
nonesensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis, sehingga logam
golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat
menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi
mineral.
3) Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen dan mikroelemen.
4) Analisa Kualitatif Mineral dilakukan uji Co2+, Cu2+, Fe2+
, Zn2+ , Mg2+ , CO2 dan uji Cl.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 1995.
Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Darmono. 2001.
Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam.
Penerbit Universitas Indonesia Press.
Suharjdo.
1886. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Jakarta : Universitas Indonesia
Underwood, E.
J. and N. F. Suttle. 1999. The Mineral Nutrition of Livestock Third Edition.
London : CABI Publishing
Winarno, F. G.
1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
http://belajarGEO.blogspot.com/macam-macam_mineral_dan_kegunaannya.html (Diakses 25 Mei 2013).
http://id.wikipedia.org/wiki/mineral (Diakses 25 Mei 2013)
http://id.wikipedia.org/wiki/daftar_mineral (Diakses 26 Mei 2013)
0 comments:
Post a Comment