BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Minat
baca adalah kekuatan yang mendorong untuk memperhatikan, merasa tertarik dan
senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas
membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat baca meliputi kesenangan membaca,
frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.
Perkembangan
Minat Baca danKemampuan Baca memang sangatmemprihatinkan.Hal ini disebabkan
metode yang diberikan terhadap siswa maupun maupun mahasiswa pada umumnya
kurang bahkan tidak menyenangkan. Sebagian besar metode yang ada hanya
berorientasi pada hasil bukan pada proses. Rendahnya kebiasaan membaca yang
rendah ini menjadikan kemampuan membaca rendah.
Saat
ini persepsi sebagian besar rakyat Indonesia, masih berkutat memenuhi hajat
hidupnya yang paling utama, yakni pangan dan sandang.Belum lagi kebutuhannya
untuk memperoleh tempat berteduh alias rumah, dan membiayai pendidikan
anak-anaknya hal tersebut bagi masyarakat yang kurang mampu.Sementara
dikalangan masyarakat yang lebih mampu, membeli barang-barang konsumtif (yang
bukan merupakan kebutuhan pokok) sepertinya lebih dianggap penting ketimbang
membeli buku.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian yang telah dijelaskan padalatar belakang masalah, penulis
mengidentifikasikanpermasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengertian
membaca
2. Faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat minat baca
3. Bagaimana
upaya meningkatkan minat baca siswa dan mahasiswa
C .
Tujuan
Makalah
Tujuan
dari pembuatan Karya Tulis ini, agar pembaca dapat mengetahui masalah yang
berkaitan dengan kurangnya minat membaca di kalangan masyarakat khususnya siswa
dan mahasiswa di Indonesia.Karya Tulis ini menjelaskan beberapa pokok-pokok
permasalahan yang dapat membantu kita, khususnya dalam pengembangan minat
membaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Membaca
Membaca
adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.
Semakin banyak membaca, semakin banyak pula informasi yang kita dapatkan,
walaupun terkadang informasi itu kita dapatkan secara tidak langsung.
Membaca,
menurut Tampubolon dalam buku “Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada
Anak” adalah suatu kegiatan fisik dan mental, dimana akhirnya informasi dan
pengetahuan yang berguna bagi kehidupan akan diperoleh.
Banyak
orang bilang, buku itu merupakan jendela dunia.Karena dengan buku dapat membuka
wawasan yang sangat luas.Tidak hanya informasi yang ada dalam negeri yang
didapatkan, melainkan informasi tentang dunia, bahkan alam semesta.Buku
merupakan jendela dunia, yang dapat membawa kita ke negara lain tanpa harus menginjakkan
kaki di negera tersebut, kita sudah bisa mengetahui bagaimana negara itu
sendiri dengan membaca.
Buku
adalah jendela ilmu.Berbagai macam ilmu dituliskan ke dalam sebuah buku. Bila
sang penulis mampu menuliskan ilmunya dengan baik dalam sebuah buku, maka siapa
saja yang membaca tulisannya akan tercerahkan, dan mendapatkan pengetahuan baru
dari apa yang dituliskannya. Bisa berupa pengalaman hidupnya, bisa juga tentang
hal-hal yang dikuasai dan disukainya. Bila sang penulis menuliskannya dengan
penuh kehatian-hatian, dan berdasarkan riset atau penelitian, buku itu menjadi
sebuah buku yang berkualitas dan layak dibaca oleh banyak orang. Hanya saja
masalahnya, budaya membaca belum menjadi budaya masyarakat kita.Tak salah bila
banyak penulis buku memfilmkan isi bukunya agar sampai pesannya.
Jadi
dalam proses membaca kita dituntut untuk mampu memvisualisasikan suatu keadaan
dari bentuk tulisan ke arah terciptanya atau menciptakan kembali dunia
penulis ke dunia kita. Melalui proses
imajinasi dan berpikir secara demikian ini, akan mendatangkan manfaat dalam
segala aspek kehidupan kita, terutama yang menyangkut pekerjaan kita.
B. Faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat minat baca
Membaca
memiliki banyak tujuan.Selain mendapatkan informasi, membaca juga dapat membuka
wawasan yang sangat luas.Membaca juga merupakan kunci untuk membuka pintu
gerbang kesuksesan.Tiada orang di dunia ini yang sukses tanpa membaca.Membaca
juga merupakan sarana untuk menuntut ilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan di dunia
ini sangat banyak dan tak terbilang.Maka membaca perlu dibiasakan sejak dini.
Semakin sering kita membaca akan semakin sulit bagi kita untuk tidak membaca.
Membaca
itu sendiri tidak harus membaca buku ilmiah seperti Fisika, Biologi, Sejarah,
Ekonomi dan lain sebagainya.Buku cerita, cerpen, novel,
artikel dan majalah pun boleh boleh saja.Buku-buku tersebut juga memiliki
manfaat dan informasi seperti halnya buku-buku ilmiah.Namun, sebagian dari mereka
memiliki informasi yang tidak tersampaikan secara langsung.Membaca juga dapat
dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Di zaman informasi seperti sekarang ini,menemukan
sumber informasi atau bacaan tidaklah begitu sulit, mencari informasi bacaan
tidak perlu harus dengan membeli buku. Bahkan membaca buku di internet
sudah sangat memungkinkan.Beberapa dari buku sekolah juga sudah ada yang dibeli
oleh pemerintah untuk dapat dipublikasikan secara gratis melalui media internet.Akan
tetapi minat baca masyarakat terutama siswa dan mahasiswa masih rendah.
Membaca
merupakan suatu proses menangkap atau memperoleh, mengevaluasi konsep – konsep pengarang dan
merefleksikan atau bertindak sebagaimana
yang dimaksud dari konsep – konsep itu.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi dan bisa menghambat masyarakat untuk
mencintai dan menyenangi buku sebagai sumber informasi layaknya membaca koran
dan majalah, yaitu:
1.
Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/mahasiswa harus membaca
buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau
pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.
2.
Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat
perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku.
3.
Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, supermarket dll.
4.
Budaya baca masih belum diwariskan oleh orang tua, Seseorang tidak suka membaca
karena memang sejak kecil dibesarkan oleh orangtua yang tidak pernah
mendekatkan dirinya pada bacaan.Hal ini terlihat dari kebiasaan Ibu-Ibu yang
sering mendongeng kepada putra-putrinya sebelum anaknya tidur dan ini hanya
diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai
pengetahuan melalui bacaan.
5.
Para ibu yang disibukkan dengan berbagai kegiatan di rumah/di kantor serta
membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu untuk membaca
sangat minim.
6.
Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga jumlah
perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan
kadang-kadang letaknya jauh.
C.
Upaya
meningkatkan minat baca siswa dan mahasiswa
Membangun
kebiasaan membaca bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, tidak hanya cukup
dengan membeli buku dan membuka perpustakaan.Akan tetapi untuk membangun
kebiasaan membaca harus dimulai dari membangun kepribadian individu, dan
apabila ingin membangun masyarakat membaca khususnya siswa dan mahasiswa harus
melakukan sebuah upaya yang massif dan simultann dalam membangun kepribadian
atau budaya masyarakat menjadi masyarakat yang gemar membaca.
Untuk
menumbuhkan minat seseorang atau rasa senang seseorang pada aktivitas membaca, maka seseorang itu harus
mampu dan senang membaca, karena membaca sebagai minat mempunyai tujuan untuk
menanamkan kebiasaan dan rasa senang membaca pada diri seseorang.Semakin
disadari bahwa masyarakat gemar membaca (reading society) merupakan persyaratan
dalam mewujudkan masyarakat gemar belajar (learning society) yang merupakan
salah satu ciri masyarakat maju dan beradab.Membaca merupakan kunci dalam
belajar dan dengan membaca, kitadapat menghilangkan rasa keingintahuan kita
terhadap informasi dan pengetahuan yang terkandung dalam bacaan yang kita baca.
Dengan
mengembangkan minat baca maka seseorang akan mampu meningkatkan kemampuan seseorang
dalam menulis dengan baik. Sebagai tambahan bahwa orang yang mempertahankan aktifitas
mentalnya dengan membaca, memecahkan teka – teki, dan lainnya lebih sedikit
kemungkinannya mengalami kelemahan – kelemahan menurunnya kemampuan mengingat
dan gejala yang lain.
Pendidikan selalu berkaitan dengan kegiatan
belajar.Belajar selalu identik dengan membaca.Membaca selalu berhubungan dengan
bertambahnya pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.Persoalanya, kualitas membaca
masyarakat juga siswa dan mahasiswa kita teramat rendah. Dengan ketrampilan membaca yang dimiliki oleh mahasiswa akan dapat memasuki dunia keilmuan
yang penuh pesona, memahami khasanah kearifan yang banyak hikmat, dan
mengembangkan berbagai ketrampilan lainnya yang amat berguna untuk kelak
mencapai sukses dalam hidup. Aktivitas
membaca yang terampil akan membukakan jendela pengetahuan yang luas,
gerbang kearifan yang dalam, dan lorong keahlian yang lebar di masa depan.
Sebagai
pelajar dan mahasiswa yang ingin menjadi anggota masyarakat yang dihormati
serta yang bertanggungjawab, maka kita harus mencurahkan perhatian serta usaha
kita pada peningkatan minat baca.Sikap ingin tahu yang intelektual, yang bijaksana, ditambah dengan usaha yang konstan
untuk menggali bidang – bidang pengetahuan baru, akan menolong dalam
meningkatkan serta memperluas minat baca kita.
Mahasiswa
atau pelajar yang mempunyai kebiasaan membaca akan mempunyai kosa kata yang
baik, perbendaharaan kata – kata yang memadai, dan ketrampilan dalam meringkas
serta merangkumkan tidak akan menemui
kesulitan dalam pemahaman. Pemahaman sangat dibantu oleh refleksi atau
pemikiran terhadap apa yang dibaca. Di perguruan tinggi, persiapan untuk ujian menuntut
refleksi ini dan mentranformasikan
(kegiatan) membaca menjadi (kegiatan) belajar.
Seperti
yang dipahami dan dipakai orang selama ini, minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar seseorang. Oleh
karena itu ada hubungan positif antara minat baca dengan prestasi akademik para
mahasiswa.
Sebagai
mahasiswa, kita harus banyak meluangkan waktu untuk membaca, terutama buku yang
berbahasa Inggris.Mengingat di era globalisasi saat ini, bahasa Inggris sangat
berperan dalam pendidikan dan perkembangan teknologi.Dengan membaca buku
berbahasa Inggris diharapkan selain memperoleh banyak pengetahuan, mahasiswa
juga dapat berbahasa Inggris secara aktif dalam kehidupan sehari-hari.Membaca
erat kaitannya dengan kemampuan berbicara karena bahasa lisan turut
memperlengkapi suatu latar belakang pengalaman – pengalaman yang menguntungkan serta ketrampilan –ketrampilan
bagi pengajaran membaca.
Sukses
dalam studi tidak datang begitu saja. Untuk memperoleh sesuatu ada harga yang harus kita bayar. Salah satu
harganya adalah mau membaca, rajin membaca dan membaca efisien. Karena membaca
merupakan kunci dalam belajar dan dengan membaca dapat menghilangkan rasa
keingintahuan kita terhadap informasi dan
pengetahuan yang terkandung dalam bahan bacaan yang kita baca, karena
belajar adalah proses yangberlangsung
selama hidup sebab proses peningkatan diri tidak pernah berhenti selama hidup
ini dan cara yang paling tepat dan cepat untuk belajar adalah dengan membaca.
Sebagai
upaya yang harus dilakukan dalam hal untuk meningkatkan minat baca bagi
masyarakat khususnya siswa dan mahasiswa diperlukan peran aktif dari semua
komponen yang ada baik pemerintah, masyarakat keluarga serta instansi
pengelolah perpustakaan.
1.
Peran
Pemerintah
Pemberantasan buta huruf sangat berkaitan erat dengan kewajiban pemerintah
dalam menjamin pendidikan warga negaranya.Dalam hal ini pemerintah harus
menjamin pendidikan yang berkwalitas, terjangkau dimana termasuk didalamnya
ketersediaan buku berkwalitas yang murah dan dapat diakses publik secara mudah.
Oleh karena itu, pemerintah dituntut sebagai regulator, inisiator,
eksekutor serta dinamisator bagi terjaminnya perkembangan dan kemajuana
pendidikan nasional.
2.
Peran
Masyarakat.
Peran masyarakat dalam menumbuhkan budaya gemar membaca, merupakan
sebuah kebutuhan yang tidak terhindarkan dalam menciptakan masyarakat yang
sadar membaca.Budaya membaca harus menjadi budaya masyarakat, baik melalui
kampanye – kampanye nyata maupun melalui pertemuaan – pertemuan yang bersifat
formal atau informal.Kegiatan gemar membaca harus dilakukan terus menerus
berkesinambungan tanpa henti sehinggga menjadi ritual baru.Pengadaan
perpustakan umum maupun perpustaab keliling, merupakan sebuah contoh untuk
melangkah lebih maju dalam mendorong masyarakat gemar membaca.
3.
Peran
Keluarga
Peran kelurga dalam meningkatkan minat membaca adlah sangat penting
dan mendasar sekali.Disinilah pada dasarnya letak dan arah kemajuan bangsa
dapat diraih.Keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan minat
dan kegemaran membaca anak.Keluarga adalah sarana yang tepat bagi persemaian
watak, perilaku dan kecerdasan, mengingat seluruh anggotanya dimungkinkan dapat
berinteraksi secara intensif, bebas dan dinamis.Oleh sebab itu dalam
menumbuhkan minat dan kegemaran membaca, maka harus dimulai dari lingkungan keluarga
sebagai unsur terpenting dalam sebuah komunitas masyarakat.
4.
Peran
Pihak Perpustakaan
Usaha yang harus dilakukan dari pihak perpustakan sebagai penyedia
bacaan adalah pengelolah perpustakaan sekolah atau perpustakaan kampus juga
perlu menciptakan kiat – kiat atau terobasan untuk memajukan perpustakaannya,
misalnya bekerjasama dengan lemgaga pendidikan lain, pusat perbukuan, penerbit,
toko buku, media cetak, organisasi kemasyarakat dan sebagainya.
Penataan ruang perpustakaan yang nyaman serta pengadaan fasilitas
perpustakaan perlu diupayakan agar siswa maupun mahasiswa sebagai pengunjung
merasa betah berada diruangan perpustakaan.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah memperhatikan koleksi buku
artinya, pertama pengelolah perpustakaan harus jeli dalam memilih judul buku
dan senantiasa memperbaiki koleksi buku – bukunya. Kedua memperhatikan
penyusunan buku – buku sesuai sistem yang digunakan, hal ini agar pengunjung
perpustakaan mudah mendapatkan bahan bacaan yang diperlukan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebiasaan
membaca merupakan sesuatu
yang penting dan fundamental yang
harus dikembangkan sejak dini dalam rangka untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan
tinggi dalam upaya meningkatkan intelektualitas.
Minat
membaca harus melekat pada diri setiap siswa maupun mahasiswa untuk meningkatkan
intelegensi dalam rangka menuju masyarakat infomasi dalam menyongsong dunia
tanpa batas (globalisasi). Karena membaca memiliki peran yang sentral
dalam pengembangan masyarakat, maka
budaya baca harus ditanamkan sedini mungkin
melalui pendidikan informal (dalam lingkungan keluarga).Membaca adalah
tuntutan dalam pendidikan terutama pendidikan tinggi (PT).
Kebiasaan
membaca buku dapat menjadi suatu culture
dalam masyarakat untuk meningkatkan intelektualitas, dalam memecahkan suatu
masalah. Mahasiswa adalah agent of change yang dituntut untuk dapat membangun
budaya baca sebagai identitas dan pengembangan masyarakat di era globalisasi
ini. Dan untuk menjadi masyarakat yang
dihormati serta yang bertanggungjawab, para mahasiswa maupun siswa harus berperan
berusaha dalam meningkatkan minat bacanya.
AFTAR PUSTAKA
Tampubolon,
Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak, Angkasa, Bandung.
Bulletin Pusat
Perbukuan, November 1998.
ElokMaslakhah,Analisa
Penyebab Rendahnya Minat Baca dan Upaya Menumbuhkembangkan Minat Baca,http://www.pemustaka.com16
August 2010
Suherman, M.Si, Bacalah!
Menghidupkan Kembali Semangat Membaca Para Mahaguru Peradaban, Kompas, 12
November 2010
0 comments:
Post a Comment