Disaat berkaca kok tiba-tiba seperti
terselip sebutir kacang dan kulit pisang dalam mulut-mulut rahasia
ke-dimitrian-ku. Lho. Apa ini. Ada kacang goreng sisa kemarin yang kumakan
kenapa ada di hatiku dan kulit pisang itu lho kenapa kepelihara dalam pikiranku
apa sih kulit pisang?
Jadi alih-alih dapat mengenal
mengecap enaknya rasa pisang, si kera gila ini tidak pernah merasakan enaknya
zat yang namanya pisang, tapi hanya sepet-sepet kulitnya saja wah, kasihan yaa.
yaa, dimitri memang seekor kera
gila,
betapa tidak, tiap hari diberi Tuhan rahmat-rahmat pisang-pisang spiritual,
tapi hanya sibuk dalam dunia perkulitan perpisangan, sholat yang semestinya
mikraj tapi dimitri hnayk tekuk badan dan baca-baca bacaan alif bak yang pelo,
makhrojnya tidak bener, alih-alih khusyu memikirkan tuhan dimitri hanya khusyu’
memikirkan butiran-butiran kacang yang akan dicerna organ yang namanya perut
yang besarnya na’udzubillah ini, alih-alih menikmati manisnya pisang-pisang
ilhai yang ada 17 biji sehari atau lebih itu malah dimitri sibuk membersihkan
kulit-kulitnya dan sembari mengulih diirnya sendiri dasar kera gendheng, kera
tidak punya otak, kera idiot.
yaa, dimitri memang seekor kethek
ogleng, tubuhnya selalu ogleng/miring-miring tidak seimbang, miring ke kanan ke
para ahli nujum, miring ke kiri ke pada tukang ramal, miring ke depan ke para
filosof, miring ke belakang ke mas wawan sufi, tapi kethek ogleng sulit jalan,
karena miring-miring terus kethek ogleng sulit maji karena bingung terus,
berputar-putar terus dalam berbagai argumentasi ngeri kera, berspekulasi terus
dengan bintang-bintang astrologi bercinta terus dengan nafsu padahan mas wawan
sufi bercinta dengan tuhan, seperti gasing yang berputar-putar pada tempatnya
di awalnya nampak gagah dan kuat, lama-lama sekrup-sekrup umurnya mulai menua,
dan gasing pun berdoyong-doyong perlahan-lahan
sampai di tanah, nggeletak –tergeletak-.
kera
gila menghabiskan usia dalam alam kebingunan dan kebodohan, yaa habis
idiot sih, dimitri tidak mengeluh pada tuhan, karena tuhan tidak menciptakan
kegilaannya, habis pikir punya pikir, seperti halnya bangsa manusia, dimitri
juga punya akal, kalau tidak salah dulu juga dimitri diciptakan sebagai
manusia, walaupun sekarang sudah jadi kera gila, rasa-rasanya dimitri juga
punya pikiran sebagaimana meriam belina, atau dimitri juga punya ketakutan
sebagaimana ketakutan mas wawan sufi kepada tuhan, hanya pikiran dimitri sudah
dibanting pecah, pecah dan hancur sekarang tinggal ditempel-tempel seperti
kista-kista jamur atau seperti benggolan-benggolan benalu atau jerawat yang
tidak sedap dipandang mata, juga rasa takut dimitri tidka diarahkan pada tuhan,
tapi pada hantu-hantu dan setan-setan yang banyak terdapat di air, kata orang
tua jaman doeloe setan itu banyak di air, juga kata pak sanusi, tapi setan dari
golongan manusia itu banyak, ada di sumber-sumber penghidupan manusia seperti
di duit-duit dan lain-lain, kalau preman-preman kera dan gorilla pasti ada di
dekat pohon pisang, hanya kera gila lebih suka kulit puisang, dan kepada tuhan,
kegilaan ini memang pantas dan masih teramat bagus disifatkan pada individu
kerdil pencinta kacang-kacang emas seperti saya.
bener ini lho, tapi awas sekarang
kera gila pun termasuk binatang langka coba saja kalau nggak percaya, walt
disney kan ngarang kartun kota bebek mungkin mereka mikir jaman sekarang orang
lebih banyak berkarakter bebek, amit-amit, dimitri yang kera gila ini nggak mau jadi bebek habis kan haru mbebek
terus, terus walt disney juga ngarang lion king, cerita tentang kerajaan
binatang yang dipersonifikasikan, mungkin merak berfikir sekarang ini secara
maknawai mirip dengan dunia binatang, entah dalam hal apanya, tapi kalau
dimitri sih cuek, yang penting ada kulit pisang dan kacang, beres. kan yang
penting itu saja yaa?
tapi
sekali lagi awas mumpung roda-roda usia belum ditamatkan riwayatnya,
kata para wali, ada orang yang kepalanya binatang, na’udzubillah, aduh gimana
yaa, kalau dimitri sih seneng sekiranya dimitri ini kera gila, masih
mending-mending, bagaimana kalau jadi buaya darat yang menjijikan itu,
senengnya mandi di air kotor, air limbah, manusia buaya suka uang haram, apakah
dari barang haram atau dari korupsi atau dari apa saja, manusia buaya, demi
Allah, selalu makan kotoran-kotoran manusia dan bangkai-bangkai kadal yang
menjijikan, padahal dipandangan mereka mungkin itu adalah sandwich burger, pizza,
sop sarang burung hoeekkkk, kera gila mau mutah-mutah, wahai manusia, awas
dengan barang harama, awas dengan dunia yang busuk-busuk.... lebih enak kulit
pisang dan kacang sederhana tapi persih, dan indah selalu.
busuk-busuknya dunia menjijikan kera
gila, jijik, juga jijik dengan diri sendiri yang terkotori dengan
busuk-busuknya dunia, menjadi hasud ini, sombong dan setan-setan cakil yang
menakutkan, oh, kera gila takut berubah jadi seta, jangan yaa Allah, sumpah
jangan yaa Allah, kera masih lebih baik dari setan, sumpah, jangan yaa Allah,
tutuplah karirku di dunia perkeraan atau per-apapuan dengan tangis airmata
kasihmu yang abadi..... “. oooo kera yang malang”, maghrifohmu saja yang
kuharapkan dengan berkah nabimu yang mulia saww.
0 comments:
Post a Comment