Kata
pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur serta
shalawat dan salam kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah yang
berjudul “Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi” dengan lancar.
Penyusun makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah (AOM) Adminitrasi,organisasi,manajemen yang
dibimbing oleh Bapak Ir.Djoko Soetrisno.M.M
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.Untuk itu,saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan.
Akhirnya,semoga
pembuatan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Kebumen, 14 November 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II KNOWLEDGE MANAGEMENT DI ORGANISASI
2
A.
Knowledge dan Knowledge Management
2
B.
Peta
“knowledge” dalam organisasi……………………………..
4
C.
Sistem Pakar
4
D.
Konteks dalam Organisasi
5
E.
Strategi
Pengelolaan Knowledge
6
F.
Teori Szulanski
6
G.
Manajemen Perubahan
Knowledge Management (KM) pada Organisasi/ Institusi
6
H.
Penerapan
Knowledge Management di Organisasi
9
I.
Teori Zack dan
Konversi Knoledge
10
J.
Anlisis
Knowledge-Gap
11
K.
Knowledge Wajib
dan Pilihan Bagi Karyawan
11
L.
Analisis Data
dan Knowledge
11
M.
Pembahasan
Data, Informasi dan Knowledge
11
N.
Proses
Penciptaan Knowledge
12
O.
Model Sistem
Knowledge Management
12
BAB
III ORGANISASI KNOWLEDGE MANAGEMENT
SYSTEM
(OKMS)
14
A.
Identifikasi
Organizational Knowledge Management System(OKMS)
14
B.
Analisis Organisasi Melalui Model 7-s Mckinsey
18
BAB
IV METODE CODING BERDASARKAN POTENSI
KNOWLEDGE DI ORGANISASI
20
A.
Potensi Knowlwdge di
Organisasi
20
B.
Penyelarasan Pola Zack
20
C.
Mungkinkah Mengelola
knowledge?
21
D.
Knowledge Praktis dan
Teoretis
22
E.
Analisis Hasil Survai
23
F.
Perancangan Sistem
Knowledge Management
23
G.
Desain Knowledge Sharing
di Intranet
24
H.
Analisis Model Berbagi
Knowledge (Knowledge Sharing)
26
DAFTAR
PUSTAKA
28
BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi yang diwarnai dengan maraknya inovasi ditandai
juga dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.inovasi
merupakan suatu proses dari ide sampai pada penelitian dan pengembangan
sehingga akan meng hasilkan prototype yang bisa dikomersialkan.
Carl Davidson dan Philip Vos (2003)
mengatakan bahwa sebenarnya mengelola knowledge adalah cara organisasi
mengelola karyawan,dan berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk tehnologi
informasi.
Knoeledge
management adalah orang-orang yang berbagai tempat yang berbeda mulai
saling bicara, yang sekarang populer dengan label learning organization.
Fungsi organizational knowledge
management system (OKMS) ada 4 yaitu:
1.Using
knowledge
2.Finding
knowledge
3.Creating
knowledge
4.Packaging
knowledge
Menurut Nonaka dan Takeuchi
(1995) keberhasilan perusahaan jepang ditentukan oleh keterampilan dan
kepakaran mereka dalam penciptaan knowledge organisasinya (organizational
knowledge creation).
Keputusan merupakan hasil dari
commitment terhadap tindakan, maka keputusan juga memfasilitasi tindakan dengan
mendefinisikan dan mengaloborasikan maksud dan tujuan serta mengalokasikan.
Keempat fungsiyang diperlukan dalam membangun
OKMS (Organizational Knowledge Management Systems) dapat diimplementasikan di
suatu organisasi dengan kondisi tertentu dan fasilitas yang memadahi.
BAB II
KNOWLEDGE
MANAGEMENT DI
ORGANISASI
A. Knowledge dan
Knowledge Management
Dalam
buku yang ditulis oleh VON KROUGH,serta NONAKA (2000) dan CHUN WEI CHOO (1998),
1. Knowledge
merupakan kepercayaan yang dapatdipertanggungjawabkan (justified true believe),
2. Knowledge
merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligusterpikiran (tacit),
3. Penciptakan inovasi
sevcara efektif bergantung pada konteksyang memungkinkan terjadinya penciptakan
tersebut,
4.Penciptakan inovasi
yang melibatkan lima langkah utamaYaitu:
a.berbagi
knowledge terpikiran (tacit),
b.menciptakan
konsep,
c.membenarkan
konsep,
d.membangun
prototype,dan
e.melakukan
penyebaran knowledge tersebut.
Davidson
dan Voss (2003) mengatakan bahwa sebenarnya mengolah knowledge merupakan cara
organisasi mengelola karyawan mereka dan berapa lama mereka menghabiskan waktu
untuk menggunakan tehnologi informasi.
“knowledge
management” adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda
mulai saling berbicara.yang populer digunakan adalah label informasi ekonomi
seperti: e-commerce, learning organizatio, dan sebagainya.
Menurut
Nonaka dan Takeuchi (1995) keberhasilan perusahaan jepang ditentukan oleh
keterampilan dan kepakaran mereka dalam menciptakan knowledge organisasinya
(organizational knowledge creation).
Pengerian
knowledge adalah pengetahuan, pengalaman, informasi faktual dan pendapat para
pakar. Kunci utama knowledge sharing adalah manusia.keuntungan dari orang yang
beragi knowledge adalah mereka mampu merespon kesempatan secara cepat dan
inovasi dapat diciptakan agar mencapai kesuksesan di duia bisnis secara cepat
dengan penekanan biaya operasional.
Kaisar
Kutto-Koivula of Nokia Telecommunications menyimpulkan sebagai berikut:
“We have to
understand more deeply how to really managehuman-based and organizational tacit
knowledge”.Namun
pada E-Nawsletter Knowledge Management,iamenyatakan,”knowledge management is
about applying theknowledge assets available to your organization to create
competitive advantage”
Aspek
budaya dan pembelajaran (learning) jugadiutarakan.Kaisar menekankan pentingnya budaya lingkunganapabila membangun
program knowledge management.Diamengatakan bahwa “ Success is based more on a human drivenapproach and deep integration
rather then technologyapproach”.
Hubungan
antara pribadi dan organisasi juga ditentukanoleh banyak pembicara.bebeerapa
pembicaraan yangmerupakan wakil dari berbagai perusahaan mengatakan
bahwalearning merupakan fokus dari strategi.Wakil perusahaan tersebut adalah
dari Rover Group (Collin Jones),mereka mengatakan bahwa sebagai bagian dari
knowledgemanagement strategy. Rovernet mengatakan bahwa intranet merupakan
bagian yang sangat membantu mereka dalam mengaplikasikan learning dan share
best practice mereka.
General
Motors (Wendy Coles) memberikan gambaran tentang hubungan di antara knowledge
sharing dan strategi.Salah satu perpektif dari Shell Exploration and Production
adalah learning organization yang menuju living company yangmerupakan kombinasi
dari:
1).sensitivitas
terhadap lingkungan operasi,
2).kohesif
dan identitas,
3).toleransi
dan desentralisasi.
Riset
Delphi Group menunjukan bahwa knowledge dalamOrganisasi tersimpan dalam
struktur:
-
42 % dipikiran
(otak) karyawan,
-
26% dokumen kertas,
-
20% dokumen elektronik,
-
12% knowledge base elektronik.
Tacit
knowledge adalah sesuatu yang kita ketahui dan alami,Tetapi sulit untuk
diungkapkan secara jelas dan lengkap.Dokumen sangat penting dalam knowledge
managementkarena tanpa dokumentasi semua akan tetap menjadi tecitknowledge dan
knowledge itu menjadi sulit untuk diakses olehsiapa pun dalam organisasi.
B. Peta “knowledge”
dalam organisasi
Agar potensi
knowledge setiap karyawan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan,perusahaan
memerlukan informasi secara lengkap mengenai aset berharga ini.
Langkah
untuk mendeteksi adanya tacil knowledge,dilakukan pendataan lewat kuesioner
yang disebar kepada semua orang dalam organisasi.contoh kuesioner dapat dilihat
pada lampiran.
Organisasi
juga perlu memberi muatan knowledge pada setiap unit kerja/fungsi kerja dalam
organisasi dengan melihat alur INPUT-PROSES-OUTPUT (I-P-O).
Pertanyaan
dapat dikembang sesuai dengan kebutuhan organisasi.Seluruh jawaban hasil
kuesioner tersebut kemudian dipadukan dengan database karyawan yang telah
dimiliki sebelumnya.maka dengan langkah ini,organisasi akan mempunyai peta
potensi knowledge yang dimilikinya secara strategis.Seluruh peta dan knowledge
ini juga menjadi dasar pertimbangan bagi kebijakan rotasi,promosi,mutasi sampai
dengan berbagai pelatihan karyawan.organisasi dapat memperkuat setiap pos
pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh karyawannya.
C. Sistem Pakar
Sistem
pakar (expert system) merupakan salah satu teknologi andalan dalam knowledge
management,terutama melalui empat skema penerapan dalam suatu organisasi,yaitu:
1. Case-Based
Reasoning (CBR) yang merupakan representasi knowledge berdasarkan
pengalaman,termasuk kasus dan solusinya,
2. Rule-Based
Reasoning (RBR) mengandalkan serangkaian rules yang merupakan representasi dari
knowledge dan pengalaman karyawan/manusia dalam memecahkan kasus-kasus yang
rumit,
3. Model-Based
Reasoning (MBR) melalui representasi knowledge dalam bentuk
atribut,perilaku,antar-hubungan dan simulasi proses terbentuknya knowledge,
4. Constraint-Satisfaction
Reasoning yang merupakan kombinasi antara RBR dan MBR.
Dalaam
paradigma knowledge management disebutkan bahwa KM juga bermaksud untuk
memperhatikan tacit knowledge. ICT (Information and Communications
Technology)selama ini telah dikembangkan merupakan teknologi yang cocok untuk
knowledge eksplisit oleh nonaka dan takeuchidikatakan sebagai knowledge
rasional,sequential,dan dengandemikian bisa digital.
D. Konteks dalam
Organisasi
Davenport
dan Prusak memberikan metode mengubahinformasi menjadi knowledge melalui
serangkaian kegiatan yangdimulai dengan huruf C:
comparation,consequences,connections,dan
conversation.
(Definisi/pengerian knowledge
menurut Davenport dan Prusak
adalah knowledge is a fluid mix
of framed
experience,values,contextual
information,and expert insight
thatprovides a framework for evaluating
and incorporating
newexperiences and information.it
originates and is appliend
in themints of knowers.in
organizations,it often becomes
embedded notonly in documents or
repositories but also in
organizationalroutines,processs,practices
and norms.
Knowledge
merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus tacit.
MenurutCola
(1992),dalam kegiantan riset terkandung
Sekaligusketiga
aspek “isi kognitif” dari ilmu pengetahuan,yakni foci ofattention, tingkat
perkembangan,dan isi intelektual. Tingkatperkembangan dari tiap bidang, antara
lain ditentukan oleh:
-
Jumlah hasil
penelitian,
-
Paten,
-
Publikasi ilmiah
baik nasional,regional dan internasional,
-
Produk-produk
baru,
-
Proses baru.
Cole
mengatakan bahwa proses tersebut sangat dipengaruhioleh konsensus sosial, dan
bukan hanya oleh validitas keilmiahanisinya.
E. Strategi
Pengelolaan Knowledge
Hansen,dan
kawan-kawan (1999) mengemukakan bahwa pada dasarnya,strategi organisasi dalam
mengelola knowledge terbagiatas dua ekstrim yaitu: personalization kodifikasi (codificationstrategy)
dan strategi personalisasi (personalization strategy).
Tacit
knowledge sangat sulit diterjemahkan ke dalam bentuk Eksplisit.knowledge juga
bisa dialihkan dari satu pihak ke pihaklain melalui hubungan personal yang
intensif.fungsi utama adalah jaringan komputer baik internet atau intranet.
F. Teori Szulanski
Pengamatan
empiris dan studi di sebuah organiasi padaproses penciptaan knowledge
(misalnya, produk informasi:pohon industri,kemasan informasi,paket informasi
dst), dapatdisimpulkan sebagai berikut:
1. Akses pada
informasi/knowledge.
2.
Refleksi atas tindakan masa lalu.
3.
Kemampuan menyerap.
4.
Kemampuan balajar.
5.
Persepsi bahwa kegiatan pertukaran/berbagi knowledge dan
kombinasi knowledge adalah sangat berhaga.
G. Manajemen
Perubahan Knowledge Management (KM) pada Organisasi/
Institusi
Menurut
Worren,Ruddle dan kawan-kawan (1999) istilahmanajemen perubahan (change
management) saat ini dipakaiuntuk mencakup teori dan praktek yang berhubungan
dengannpengembangan organisasi (organizational development), sumberdaya
manusia,manajemen proyek,dan perubahan strategiorganisasi. Manajemen perubahan
menjadi upaya perubahanorganisasi yang lebih besar,bersama dengan komponen lain,yaitu:
-
Pengembangan
strategi,
-
Penyempurnaan proses,
-
Penerapan
teknologi.
Tujuan
utamanya seringkali adalah mengintegrasikankomponen-komponen ini,misalnya
dengan menciptakankesetaraan antara penerapan tujuan-tujuan strategis
dengankebijakan sumber daya manusia (SDM) atau membanguninfrastruktur tehnologi
informasi baru untuk mendukungterciptanya kerjasama antar karyawan (desain
internet baru).
Prinsip
pengembangan organisasi sebelumnya memusatkan
perhatian
pada keterampilan dan sikaap individu serta kurangmemperhatikan peran struktur
dan sistem.
Organisasi-organisasi
saat ini,yang selama ini dikenal sebagai
“modal sosial”,yaitu:
1. Jaringan
hubungan pribadi antar lintas yang perlahan-lahan
berkembang sebagai landasan untuk saling
percaya,bekerjasama,dan melakukan tindakan
kolektif dari
sebuah komunitas dalam organisasi,
2.
Jaringan saling mengenal dan menghargai
3.
Mengandung kewajiban pada diri karyawan yang timbul
karena rasa trima kasih,menghormati, dan
persahabatan,atau adanya hak yang dijamin
secara
organisasional,
4.
Angggota jaringan memiliki akses ke informasi dan
kesempatan,
5.
Status sosial atau reputasi sosial bagi seluruh anggota
Jaringan,terutama kalau keanggotaannya
terbatas.
Perbedaan
Fokus Perhatian
Manajemen
informasi dan Laporan (record)
|
Manajemen
Knowledge
|
-menentukan
apakah sebuah
Dokumen patut dikategorikan
sebagai record;
|
-menyediakan
kerangka kerja
untuk konsolidasi knowledge
sebuah organisasi;
|
-menentukan
lokasi fisik dan
sistem pencegahan akses bagi
yang tidak berhak;
|
-memfasilitasi
lokalisasi dan
penggunaan bersama berbagi
knowledge yang sebelumnya
tersembunyi
|
-membentuk
kerangka waktu
untuk memindahkan record
dari satu lokasi lain maupun
dari satu status
(aktif,statis,arsip) ke status
lainnya;
|
kodifikasi knowledge,menyediakan
petunjuk kelokasi knowledge tacit;
|
-mengembangkan
dan
mengelola kebijakan
pemusnahan dokumen.
|
-mendorong
inovasi dan kolaborasi dengan memanfaatkan knowledge yang ada dan
memaksimalkan nilai informasi dengan memusatkan perhatian pada isi
|
Knowledge Management (KM) pada
Organisasi/Institusi
Semua
sependapat bahwa knowlede management yang sukses
tidak hanya karena komputer yang impresif,tetapi sebaiknya
ditinjau dari ketiga komponen yang kritis,yaitu:
ü Alur
knowledge yang benar dan sumber yang
dilimpahkan ke organisasi/institusi;
ü Teknologi
tepat yang disimpan dan dapat mengomunikasikan knowledge tersebut;
ü Budaya
tempat kerja yang benar,sehingga karyawan termotivasi untuk memanfaatkan
knowledge.
H. Penerapan
Knowledge Management di Organisasi
Manajemen
perubahan mencakup prinsip,alat analisis,ICT,teori prubahan
strategis,peningkatan fungsi individu,sistem,struktur dan proses kerja yang
didahului dengan desain organisasi,perbaikan kinerja karyawan,hubungan antar
bidang/bagian/kelompok dalam suatu organisasi.
“MODAL SKANDIA” mengambarkan
knowledge sebagai berikut:
Market
Value = Financial Capital +
Intellectual Capital
Intellectual
Capital= Human Capital + Structural Capital
|
Human Capital:knowledge,keterampilan,kemampuan
melahirkan inovasi,dan kemampuan anggota organisasi melakukan tugasnya.
Struktur Capital: knowledge
yang menetap di suatu organisasi di luar modal manusia.
Structural
Capital = Market Capital + Organizational
Capital
|
Market Capital: nilai
dalam hubungan sebuah organisasi dengan klien.
Organisasi Capital: perangkat
keras, perangkat lunak, pangkalan data, struktur organisasi,paten,merek dagang
dan segala hal yang mendukung produktivitas individu melalui penggunaan bersama
dan desiminasinya.
Organisasi
Capital = Prosess Capital + Renewal and
Development
Capital
|
Process Capital:
proses,aktivitas dan infrastruktur untuk penciptaan,pemakaian
bersama,pemindahan,dan diseminasi knowledge yang dapat memberikan sumbangan
pada produktivitas organisasi.
Renewal and Development Capital:
kemampuan dan investasi aktual untuk masa depan,seperti:
pembelajaran,penelitian dan pengembangan,serta paten dan merek dagang.
I. Teori Zack dan
Konversi Knoledge
Pola Hubungan Zack
J. Anlisis
Knowledge-Gap
Hasil
pengolahan data analisis kesenjangan knowledge karyawan suatu organisasi dapat
terlihat ada dua knowledge dengan K-Gap tertinggi, yaitu: Oral knowledge dan
listening knowledge.Sementara terdapat K-Gap dengan nilai nol,yaitu: Time
Management dan Cultures.Untuk knowledge yang lain berada pada kisaran 0,25
hingga 0,5.
K. Knowledge Wajib dan
Pilihan Bagi Karyawan
Knowledge
dapat didefinisikan sebagai knowledge yang perlu dan harus dimiliki oleh
karyawan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.Kriteria yang
termasuk dalam knowledge wajib adalah knowledge yang memiliki nilai kepentingan
antara 3-4 dan/atau memiliki nilai kesenjangan knowledge tertinggi.
L. Analisis Data
dan Knowledge
Hasil
keenjangan knowledge yang diperoleh dari kuesioner K-Gap berupa data
kuantitatif.Pembandingan anara hasil perhitungan kesenjangan knowledge dari
kueasioner K-Gap serta kueasioner dan CV,dilakukan perbandingan knowledge yang
sekarang dimiliki dengan knowledge wajib tiap bidang.Perbandingan dilakukan
dengan cara menghitung presentase knowledge yang sudah memenuhi knowledge wajib
dibidangnya.
M. Pembahasan Data,
Informasi dan Knowledge
Berdasarkan
kebutuhan knowledge yang telah didapat dari kuesioner K-Need,dilakukan analisis
aset data,informasi,dan knowledge yang sudah dan belum dimiliki oleh
karyawan.Dari data yang terkumpul,terlihat bahwa sekitar 52,25% aset tersimpan
dalam bentuk hard copy (dari jumlah tersebut yang sudah tersimpan dalam bentuk
soft copy baru 32,25%) dan 47,75% masih dalam bentuk tacit dikepala
karyawan,experts.
N. Proses
Penciptaan Knowledge
Profesor
Nonaka menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge organisasi terjadi karena
adanya interaksi (konversi) antara tacit
knowledge dan explicit knowledge,melalui proses
sosialisasi,eksternalisasi,kombinasi,dan internalisasi.
Organisasi
biasanya menggunakan media-media berikut ini sebagai sarana komunikasi
antar-sumber daya manusia yang ada diorganisasi dan pihak-pihak yang
berkepetingan, yaitu:
1. Rapat secara
berkala,
2.
Diskusi secara berkala,
3.
Pertemuan Bulanan,
4.
Intranet,
5. Surat
Edaran/Surat Keputusan,
6. Papan
pengumuman,
7.
Internet/media massa.
Untuk
mendukung proses aktivitas dan pengembangan sumber daya manusia di suatu organisasi yang merupakan
perwujudan dari model SECI (socialization,externalization,combination,internalization)
Nonaka, digunakan perangkat teknologi informasi yang ada di organisasi.
Ø
Sosialisasi
Ø Eksternalisasi
Ø Kombinasi
Ø
Internalisasi
Faktor
budaya memegang peran yan sanat penting dalam mendukung proses penciptaan
knowledge organisasi dan keberhasilan knowledge management di organisasi.
O. Model Sistem
Knowledge Management
Untuk
meningkatkan kinerjanya diperlukan empat komponen, yaitu;
1.
Aspek manusia, disarankan pada organisasi untuk menunjuk/memperkerjakan seorang
document control atauknowledge manager yang bertanggung jawab mengelola
sistemknowledge management dengan cara mendorong parakaryawan untuk
mendokumentasikan dan mempublikasikanknowledge mereka,mengatur file, menghapus
knowledge yangsudah tidak relevan, dan mengatur sistem reward/punishment.
2.
Proses, telah dirancang serangkaian proses yangmengaplikasikan konsep model
SECI dalam pelaksanaannya.
3.
Teknologi,telah dibuat usulan penambahan infrastruktur yangdiperlukann untuk
menunjang berjalannya sistem knowledge management yang efektif.
4.
Content (isi),telah dirancang content dari sistem knowledgemanagement yaitu
berupa database knowledge dan dokume yang dibutuhkan karyawan untuk
melaksanakan tugas dankewajibannya.
Gambar
Usulan Sistem Knowledge Management(OKMS)
BAB III
ORGANISASI
KNOWLEDGE
MANAGEMENT
SYSTEM (OKMS)
Untukmelakukan hasil penelitian kesenjangan
knowledge,digunakandata kualitatif untuk mengidentifikasi knowledge
yangdimiliki olehkaryawan pada saat sekarang melalui kuesioner.data yang
terdapat pada kuesioner merupakan knowledge generating activities,seprtilatar belakang
pendidikan,pengalaman kerja,pelatihan dan seminar yang pernah diikuti
seseorang.
A.Identifikasi Organizational Knowledge Management System(OKMS)
1. Strategi
Knowledge Management
Pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner tersebut menggunakan acuan dari Amrit Tiwana,
yaitu “Does your business fit the codification or the personalization knowledge
management strategy”.
2. Road Map
Knowledge
Beberapa
hal penting yang menyebabkan klasifikasi dalam knowledge pada suatu organisasi
adalah pendapat kwasnik (1999), sebagai berikut:
a.
mampu meringkas knowledge sengga mudah dicerna,
b.
memberikan deskripsi yang kaya terhadap sebuah butir knowledge dalam kaitannya
dengan knowledge yang lain,
c.
memperlihatkan antara hubungan knowledge sehingga memungkinkan penggunaanya
memiliki perspektif yang lebih menyeluruh atau holistik,
d.
memperlihatkan jarak atau satu butir knowledge dengan yang lainnya (terutama dalam
klasifikasi pohon),
e.
dapat membantu menemukan pola atau keteraturan dalam pemberian kriteria kepada
butir-butir knowledge.
Devenport,De
Long,dan Beers (1998), setelah mengkaji berbagi proyek pengembangan knowledge
management, juga sampai pada kesimpulan yang sama tentang pentingnya hubungan
antara manusia ini.
Beckman
(1999) meringkas perspektif teknologi untuk knowledge management adalah sebagai
berikut:
a.
knowledge repository, pada umumnya berupa database
b.
direktur sumber
c.
direktur sumber daya pembelajaran
d.
groupware
e.
ditambah dengan “business modal” yang dipengaruhi unsur:
1.
arsitektur TI
2.
platform TI (handware)
3.
komunitas
4.
interfaces
5.
software
6.
user support.
3. Aspek Strateis
Organisasi sebagai Learning Organization
Organisasi
merupakan satuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua
orang atau lebih, dan secara terus menerus berusaha mencapai tujuan
bersama.Salah satu hal pokok yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan
kualitas seluruh anggota organisasi melalui proses belajar secara
berkeseimbangan (learning process) dan menjadikan organisasi sebagai organisasi
belajar (learning organization).
Perusahaan
tersebut perlu menjadi organisasi belajar,yaitu organisasi yang sangat adaptif
responsif terhadap lingkungan eksternalnya,sekaligus kuat dalam interaksinya
(Hartanto 1996).
Organisasi
belajar adalah suatu proses dimana anggota organisasi mendeteksi berbagi
kesalahan, kemudian mengoreksinya melalui berbagi tindakan dan atau
restrukturisasi organisasi (Argrys dan Schon, 1978)
Lee (1992) dalam Tjakraatmadja (1999)
mengemukakan bahwa organisasi belajar adalah proses interaksi siklikal antar
peta kognitif individual menjadi peta kognitif organisasional dengan
tahap-tahap:
1.
Terbentuk peta kognitif individual sebagai pemahamannya terhadap lingkungan,
2.
Proses tranformasi peta individual menjadi peta kolektif organisasional,
3. Aksi
organisasi,
4.
Respon lingkungan,
5.
Interpretasi terhadap lingkungan,
6.
Kembali ketahap 1.
Tjakraatmadja
(2000) menyatakan bahwa konsep organisasi belajar adalah sbagai berikut:
a. Mampu menjadi kelangsungan hidup perusahaan
berdasarkan kemampuan adaptasi/fleksibilitas
dan dapat memperkaya keanekaragaman knowledge.
b.
Dihuni oleh masyarakat pegrtahuan yang mampu memperkaya keanekaragaman
simpul-simpul knowledge melalui proses transformasi (pertukaran dan kombinasi)
knowledge secara berkelanjutan.
c.
Mampu mendorong tumbuhnya keanekaragaman knowledge melalui kompetisi
kooperatif, dimana simpul-simpul knowledge yag berbeda bersaing,tetapi saling
melengkapi.
d.
Memiliki habitat serta motivator belajar
yang mampu mendorong proses tranformasi knowledge menjadi modal maya perusahaan
secara efektif.
Naluri
belajar harus selalu tetap dipupuk ditumbuhkembangkan, diarahkan, dan
disediakan fasilitas yang cukup.
4. Model Disiplin
Organisasi
a.
Disiplin Penguasaan Pribadi (Personal Mastery)
b.
Disiplin Model Mental (Mental Models)
c.
Disiplin Visi Bersama (Shared Vision)
d.
Disiplin Berpikir sistemik (System Thinking)
e.
Disiplin Pembelajaran Tim (Team Learning)
5. Identifikasi Informasi dan Knowledge
Lokasi
yang menunjukan letak aset data,informasi, dan knowledge sebagai berikut:
a.
Peta knowledge yang dibutuhkan
Faktor kunci sukses pada suatu organisasi
adalah:
·
Pangkalan data yang
sudah divalidasi,
·
Adanya asosiasi
organisasi profesi yang relevan,
·
Adanya perangkat
yang dapat menunjang seeruhuh kegiatan,
·
Adanya motifasi
dan inovasi yang tumbuh dilingkungan organisasi,
·
Koordinasi antar
bidang dan subbidang.
b.
Persiapan Penerapan Sistem Knowledge Management
Pembahasan persyaratan sistem KM tersebut
dibagi menjadi 6 kategori, yaitu:
1.
Proses kerja yang terorganisasi
·
Meningkatkan
efektifitas karyawan,
·
Mengambil
keputusan yang lebih baik dengan cepat,
·
Meningkatkan
ketersediaan serta akses informasi dan knowledge,
·
Memperbaiki
waktu siklus pekerjaan,
·
Menerapkan
aktivitas Knowledge Management,
·
Meningkatkan
penggunaan kembali informasi dan knowledge.
2. Memelihara knowledge dan memfasilitasi komunikasi
·
Meningatkan
komunikasi secara vertikal dan horizontal (360 derajat)
·
Meningkatkan
keselarasan dengan tujuan manajemen,
·
Menigkatkan
kepeduliaan terhadap peran pertanggung jawab,
·
Meningkatkan
keselarasan dengan tujuan organisasi,
·
Meningkatkan
keahlian SDM sesuai dengan perkembangan IPTEK,
·
Meningkatkan
efesien kerja melalui penggunaan kembali informasi.
3. Fokus ke depan
·
Meningkatkan
perbaikan pada proses kerja,
·
Memperbaiki
proses perencanaan kegiatan dan program
·
Meningkatkan
strategi dan peluang e-learning.
4. Mendukung sasaran bisnis organisasi
·
Meningkatkan
keselarasan individu dengan strategi organisasi,
·
Menerapkan
pembelajaran bagi karyawan,
·
Menggerakkan
tercitanya nilai-nilai organisasi.
5. Meningkatkan inovasi
·
Memperkaya
pengalaman SDM melalui On the Job Training di dalam dan luar negeri,
·
Meningkatkan
peluang pengembangan karier,
·
Meningkatkan
otonomi karyawan,
·
Meningkatkan
integrasi dengan stakeholders.
6. Memelihara proses penciptaan knowledge organisasi
·
Meningkatkan
strategi organisasi berbasis web,
·
Meningkatkan
pengelolaan data dan informasi (content management)
·
Meningkatkan
fungsi pencariaan (search) knowledge organisasi,
·
Meningkatkan
kemudahan penggunaan knowledge
·
Meningkatkan
proses kerja lintas program studi.
6. MODEL
Organizational Knowledge Management System (OKMS)
Knowledge
dalam suatu organisasi merupakan kebutuhan karena knowledge dapat mengarahkan
organisasi tersebut menjadi andal, tetap exist/berkesinambungan dan berdaya
saing.knowledge tidak akan diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia,karena
pengertian knowledge telah salah diterjemahkan.
Knowledge
management menjadi penting karen adapat menunjukkan inisiatif dan prosedur
pengelolaan yang jelas, mudah dimengerti, dan komprehensif.
B. Analisis
Organisasi Melalui Model 7-s Mckinsey
Model
7-S Mc.Kinsey dikembangkan oleh peters dan Waterman (1982) dalam bukunya in
search of Excellence.peters dan Watermen memberikan latar belakang bahwa pada
era 60 dan 70-an, organisasi memfokuskan dirinya pada struktur organisasi
sehingga organisasi memfokuskan dirinya pada struktur.
1. Analisis
Infrastruktur Teknologi Informasi
Tujuan
mengidentifikasasi peta infrastruktur teknologi informasi adalah untuk memahami
peran infrastruktur yang ada, untuk kemudian menganalisis dan memanfaatkan
infrastruktur tersebut dalam rangka pengembangan sistem KM di organisasi.
Pemanfaatan
secara optimal dan penambahan sistem sesuai dengan kebutuhan
organisasi,seperti:
·
Sistem intranet
yang terintegrasi dengan sistem KM,
·
Penambahan
sistem untuk pengelolaan dokumen,
·
Penambahan
sistem untuk kebutuhan kolaborasi antarpengguna, seperti pemberdayaan berbagai
fungsi pada Microsoft Exchange/Microsoft Netmeening.
·
Pembuatan
penyimpanan data, informasi dan knowledge serta dilengkapi dengan nama experts
dan lokasinya bekerja pada sistem basis data.
BAB IV
METODE
CODINGBERDASARKAN ORGANISASI
Dalam
satu Dasawarsa terakhir, pengelolahan knowledge (knowledge management) menjadi
salah satu metode penigkatan produktivitas suatu organisasi, perusahaan, atau
instansi.Pemanfaatan sumber daya manusia melalui potensi kreatifitas dan
inovasi ditingkatkan agar dapat meningkatkan produktivitas suatu organisasi.
Knowledge
sharing merupakan salah satu metode dalam knowledge management yang digunakan
untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu organisasi, instansi, atau
perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman, dan ide yang
mereka miliki kepada anggota lainnya.
Wakil
perusahaan dari Rover Group (Collin Jones) juga mengatakan bahwa sebagai bagian
dari knowledge management stratrgy, internet merupakan bagian yang sangat
membantu mereka dalam mengaplikasikan learning dan share best practice mereka.Menurut
David J.Skryme,salah satu tantangan knowledge management adalah menjadikan
manusia berbagi knowledge mereka.
A.
Potensi
Knowlwdge di Organisasi
Agar potensi
knowledge setiap karyawan dapat di manfaatkan dan dikembangkan, tentu
perusahaan memerlukan informasi secara lengkap mengenai asset berharga
ini.langkah organisasi akan mempunyai peta potensi knoeledge yang dimilikinya
secara strategis, serta seluruh peta knowledge ini juga menjadi dasar
pertimbangan bagi kebijakan rotasi, promosi, mutasi sampai pelatihan karyawan.
B.
Penyelarasan
Pola Zack
Faktor kunci sukses dari suatu organisasi adalah sebagai berikut:
·
Pangkalan data yang divalidasi,
·
Adanya asosiasi organisasi profesi yang relevan,
·
Adanya perangkat kegiatan yang dapat menunjang seluruh kegiatan,
·
Adanya motivasi dan inovasi dilingkungan organisasi,
·
Koordinasi antarbidang dan subbidang.
Hasil dari analisis SWOT yang telah dilakukan, maka terdapat sejumlah
tantangan nyata yang harus dihadapi organisasi sebagai berikut:
·
Banyaknya lembaga atau organisasi yang sejenis,
·
Asosiasi profesi peneliti makin kritis terhadap organisasi,
·
Banyaknya tenaga yang profesional,
·
Banyaknya persyaratan dari dunia usaha dan industri,
·
Banyaknya lembaga sejenis yang mempunyai program pengembangan profesi
secara konsisten,
·
Banyaknya dunia usaha dan industri yang belum sesuai dengan kebutuhan
organisasi,
·
Masyarakat makin krisis terhadap layanan organisasi tersebut,
·
Berlakunya era pasar bebas (globalisasi),
·
Perubahan pola user akibat revormasi/gesekan nilai,
·
Derasnya arus informasi tentang perkembangan IPTEK,
·
Banyaknya pusdokinfo yang mempunyai fasilitas lengkap,
·
Adanya peraturan dan perundang-undangan yang mengikat,
·
Belum semua bidang keahlian punya asosiasi profesi.
C.
Mungkinkah
Mengelola knowledge?
Merebaknya fenomena manajemen knowledge (knowledge management) dapat
dilihat sebagai keinginan mengembalikan hakikat “knowledge” dan menghindari
pandangan bahwa knowledge adalah benda mati.aktifitas setiap organisasi
knowledge yang diperlukan merupakan knowledge yang tertanam didalam diri tiap
pribadi dan juga tercakup dalam kerja sama antar pribadi.
Secara ringkas,untuk mengelola knowledge ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
misalnya:
ü Analisis dan identifikasi proses kerja/bisnis dalam
organisasi;
ü Pemahaman tentang proses knowledge di dalam proses
kerja;
ü Pemahaman nilai, konteks, dan dinamika knowledge dan
informasi;
ü Identifikasi penciptaan, pemeliharaan dan pemanfaatan
aset knowledge;
ü Pemetaan aliran knowledge;
ü Manajemen perubahan;
ü Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung
pemanfaatan knowledge;
ü Pemahaman tentang komunitas kerja untuk memperoleh
dukungan dan kerjasama;
ü Manajemen kegiatan/proyek;
ü Strukturisasi dan arsitektur informasi;
ü Manajemen aliran dokumen dan informasi;
ü Pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen
informasi,proses publikasi dan perkembangan potensi teknologi informasi.
D.
Knowledge
Praktis dan Teoretis
Knowledge diperoleh melalui media yang terstruktur seperti:buku,dokumen,
hubungan orang ke orang yang berkisar dari pembicaraan ringan sampai
ilmiah.knowledge merupakan suatu yang eksplisit sekaligus tacit,beberapa
knowledge dapat dituliskan di kertas, diformulasikan dalam bentuk kalimat-kalimat,
atau diekspresikan dalam bentuk gambar.
Secara umum ada lima jenis kegiatan berbagi knowledge yaitu:
1.
Di dalam satu kelompok untuk pekerjaan rutin yang serupa dan terus
menerus;
2.
Antara dua lebih kelompok yang berbeda tetapi melakukan pekerjaan yang hampir
sama;
3.
Antar dua atau lebih kelompok, tetapi yang dibagi bersama adalah
knowledge tentang pekerjaan non-rutin;
4.
Antarorganisasi dalam rangka kelangsungan hidup bersama;
5.
Dari luar kelompok, ketika menghadapi persoalan yang belum pernah mereka
jumpai sebelumnya.
E.
Analisis Hasil
Survai
a. Analisi umum
Yang dimaksud analisis umum disini adalah
pertanyaan-pertanyaan umum yang diberikan kepada responden seputar knowledge
responden mengenai KM dan penerapannya.
b. Analisis proses pohon industri
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai proses pohon
industri.pertanyaan yang diberikan mulai dari apa itu pohon industri (PI)
sampai pada cara pembuatan dan perbaikan proses kerjanya.
c. Analisis knowledge sharing
Pembahasan knowledge sharing dan komunikasi di unit
pembuatan pohon industri sangat menarik untuk dikaji.
d. Berbagi Knowledge
Sebuah organisasi atau sebuah perusahaan atau apapun
dapat bekerja sama jika memiliki knowledge bersama yang tertanam di benak
masing-masing anggotanya dan terwujud dalam praktik-praktik yang melibatkan
semua anggotanya.
e. Bagian akhir
Masalah berbagi knowledge dalam suatu organisasi
saat ini menjadi suatu isu penting baik di bidang bisnis maupun non-bisnis
karena suatu kegiatan manusia sebenarnya adalah kegiatan berorganisasi.
F. Perancangan
Sistem Knowledge Management
Perencanaan sisitem knowledge management di
organisasi ini meliputi sumber daya manusia, dalam hal ini pimpinan beserta
karyawannya, dan teknologi informasi dalam tujuannya untuk mencapai suatu
kegiatan knowledege transfer (misal: pohon industri) yang terstandar untuk
meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai standar nasional.
a.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Analis adalah sumber daya manusia yang sangat
memegang peranan penting di organisasi.
b.
Pengembangan Teknologi Informasi
Knowledge portal merupakan suatu pendekatan baru
dalam menyediakan akses ke berbagai informasi dan kemampuan untuk
menemukan,menciptakan,memperoleh dan menyebarkan knowledge yang penting bagi
organisasi,menjadikannya memiliki kontribusi yang sangat penting dalam
mengimplementasikan strategi knowledge management.
Beberapa keuntungan Enterprise Knowledge Portal
(EKP) meliputi penyediaan:
ü Gambaran yang konsisten mengenai organisasi,
ü Kemampuan mengelola dan mencari informasi,
ü Akses langsung ke informasi dan sumber daya
organisasi,
ü Hubungan langsung ke laporan-laporan, dan
pertanyaan-pertanyaan,
ü Hubungan langsung ke data yang dibutuhkan dan
keahlian seseorang,
ü Identitas individu dan akses ke isi/subjek (content)
yang dapat dipersonalisasi.
G. Desain
Knowledge Sharing di Intranet
Setelah masa-masa teknologi informasi telah berhasil
membuat kaget banyak kalangan dengan “ledakan informasi”,kini “legenda
knowledge” mulai menyadarkan banyak organisasi dan organisasi bahwa fakta
tentang apa yang mereka ketahui, atau lebih tepat lagi apa yang diketahuai
(knowledge) individu dalam organisasi tersebut, tidak hanya bernilai sangat
besar, tetapi juga menjadi kunci sukses di era informasi.
Macam definisi KM telah diusulkan banyak
orang,proses untuk menangkap dan membagi keahlian kolektif komunitas untuk
mencapai tujuannya.sekali ia di “eksplisit”kan, ia berubah menjadi
informasi,dan akhirnya informasi memerlukan interprestasi dari manusia, yaitu
para pekerja knowledge.
Kemudian Roel menyimpulkan bahwa kita hanya dapat
memecahkan masalah produktivitas tersebut, apabila kita tahu apa yang dilakukan
oleh para pekerja knowledge itu dan dengan cara bagaimana mereka menambahkan
suatu nilai dari informasi yang telah ada.
a. Intranet dan Berbagai Knowledge
Dua hal yang mendukung KM/KS adalah community of
practices dan intranet.intranet berfungsi sebagai homepage bagi
komunikasi.intranet merupakan identifikasi dari komunikasi dan menjadi alat
untuk mempromosikan keberadaannya,aktifitasnya,dan keunggulan-keunggulannya.
Kolaborasi dalam suatu Community of Practices
merupakan keniscayaan.Intranet adalah salah satu alat bantu yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi komunikasi dan pekerjaan knowledge para
personilnya.
Knowledge Management adalah sebuah budaya
kolaborasi.knowledge management bukanlah semata-mata ICT yang diwujudkan dalam
bentuk basis data dan jaringan.Menurut Mark Burk, permasalahan teknologi,yaitu
yang diwakili oleh ICT hanyalah berkisar 20% saja.sedangkan 80% sisanya
merupakan permasalahan-permasalahan organisasi, yaitu bagaimana membuat
lingkungan yang memungkinkan terjadinya knowledge sharing dan open-exchange.
b. KM & KS Sebagai konsep Perpustakaan
Sebuah basis data informasi yang baik dapat
mempercepat proses penemuan kembali informasi (information retrieval).
KM dan KS merupakan suatu proses atau aliran,ia
tidak berhenti pada pengumpulan atau pengelompokan informasi, ia harus
mengalir, sehingga informasi yang terkumpul dan terkelompokan tersebut harus dapat
terhubung ke orang lain.
c. Teknologi
Teknologi yang berkembang saat ini di dunia IT
berbasis web yang dapat digunakan untuk mengembangkan intranet tersebut yang
kita inginkan berupa:
a. CMS (Content Management System)
b. Colaborative Tools
c. Wiki
d. KM Site Element
Ø Knowledge
Ø Resources
Ø Communication
e.
Staff directories dan Expertise Finder
Fokus utama staff directories dan expertise finder adalah bagaimana data
yang dimiliki sistem ini agar terus terkini adalah date.Update secara manual
sungguh merupakan pekerjaan yang sulit kalau tidak dapat dikatakan sebagai
impossible.
f.
Desain
Pengelolaan knowledge merupakan suatu proses siklus dari output satu mata
rantai proses menjadi input untuk mata proses berikutnya.Semua saling
kait-mengait.
Knowlede Sharing terjadi dengan komunikasi,
sedangkan komunikasi terjadi bermacam-macam dalam bentuk pertemuan formal,
informal, dan seminal. Tools yang dapat digunakan untuk berkomunikasi melalui
jaringan elektronik,diantaranya adalah :
a.
Blok
Suatu tool, tempat personal organisasi dapat mengaktualisasikan dirinya
dengan web, menuangkan ide-ide, menceritakan pengalaman, membangun pemikiran.
b.
Wiki
Mewujudkan proses authoring-collaboration, penuliskan bersama dalam satu
tema.
c.
Forum Diskusi
Berbeda dengan blog yang berbasis pada “author” maka forum diskusi
berbasis pada “judul/tema” diskusi.
a.
Chatting
b.
Mailling-List
c.
Newsgroups
g.
Beberapa alat bantu Komunikasi dalam KS-Intra
Komunikasi lisan tentu saja dapat dilakukan dengan merekam menggunakan
teknologi audio-visual seperti:tape-recorder dan video-recorder yang dipasang
pada ruang-ruang rapat dan seminar,atau secara portable dibawa oleh personal
knowledge worker.
H.
Analisis Model
Berbagi Knowledge (Knowledge Sharing)
Secara umum ada 5 jenis kegiatan berbagi knowledge yaitu:
1.
Di dalam satu kelompok untuk pekerjaan rutin yang serupa dan
terus-menerus,
2.
Antar dua atau lebih kelompok yang yang berbeda tetapi melakukan
pekerjaan yang hampir sama,
3.
Antar dua atau lebih kelompok,tetapi yang dibagi bersama adalah knowledge
tentang pekerjaan non-rutin,
4.
Antar organisasi dalam rangka kelangsungan hidup bersama,
5.
Dari luar kelompok, ketika kelompok tersebut mmenghadapi persoalan yang
belum pernah mereka hadapi sebelumnya.
Enterprise Knowledge Portal yang merupakan pengembangan dari Enterprise
Information Portal,tidak hanya menyediakan akses ke informasi,tetapi juga
memiliki kemampuan untuk menciptakan,memperoleh,menyimpan,menyebarkan, dan
memanfaatkan knowledge di dalam organisasi dapat menerapkan melalui
fungsi-fungsi:
1.
Enterprise Portal, yaitu sebagai platform yang menghubungkan informasi
dan knowledge organisasi untuk karyawan, masyarakat dan stakeholders.
2.
Business Intelligence, yaitu untuk menganalisis data yang digunakan untuk
mengambil keputusan yang bersifat strategis seperti penentuan indikator
kinerja.
3.
Collaboration and Communities,yaitu untuk kebutuhan kolaborasi antara
pengguna, saling berbagi ide, knowledge,dan pengalaman.
4.
Content Management, yaitu untuk mengelola dan mempublikasikan seluruh
informasi organisasi baik yang terstruktur (database) maupun yang tidak
terstruktur (dokumen, notulen, e-mail, dsb)seehingga memudahkan dalam pencarian
dan penggunaan dokumen yang dibutuhkan.
5.
Learning, yaitu sebagai pendukung proses belajar di organisasi,melalui
pendekatan learning by doing.
DAFTAR PUSTAKA
Abell, Angela dan Nigel
Oxbrow (2001).Computing with Knowledge.
The Information Professional in the
Knowledge Management Age.
London:Libarary Association Publication.
Bell, Housel
(2001).Measuring and Managing Knowledge,McGraw-Hill,
Singapore.
Birkinsaw, Julian (2001).”Making
Sense of Knowledge Management” dalam IVEY Business Journal, March/April,
pp: 32-36.
Burk, M (1999). “Knowledge
Management: Everyone Benefit by Sharing Information”, Public Roads,Vol.63,no.3
Nov/Des 1999. Federal Highway Administration, US Departement of Transportation.
Carl Davidson and Philip
Voss (2003). Knowledge Management:An Introduction to creating a competitive
advantage from intellectual capital. New Delhi: Vision Books.
Cole,Stephen (1992).Making
Science: Between Nature and Society.Cambridege,Mass: Harvard University Press.
Davenport, Thomas H and
Prusak,L(1998). Working Knowledge : How Organizations Manage What They Know.
Boston: Harvard Business School Press.
Davidson, Carl & Philip Voss
(2003). Knowledge Management : An Introduction to creating Competitive
Advantage from intellectual capital, Vision Books, New Delhi, India.
Donald Histlop (2005). “The effeck
of network size on intra-networt
knowledge processes”. Knowledge Management Research & Practice,
Vol.3, No.4, Nov 2005: pp. 244-252.
Dubravka Cecez-Kecmanovic (2004). “A
sensemaking model of knowledge in organizations: a way of understanding
knowledge management and the role of information technologies”. Knowledge Management
Research & Practice, Vol.2, No.3, Dec 2004: pp.155-168.
Efimove, L (2004). “Discovering the
Iceberg of Knowledge Work: Weblog Case”, OKLC 2004, https://doc.telin.nl/dscqi/ds.py/get/file-34786
El-Sayed Abou-Zeid (2005). “A
culturally aware model of interorganizational knowledge transfer”. Knowledge
Management Research & Practice. Vol.3,No.3,August 2005:pp. 146-155.
Elayne Coaks, Anton Bradburn &
Gill Sugden, (2004) “Managing and leveraging knowledge for organizational
advantage”,Knowledge Management Research & Practice, Vol.2, No.2, August
2004: pp. 118-128.
Erickson, Thomas and Wendy A.Kellogg
(2000), “Social Translucence : an approach toDesigning systems that support
social process” in ACM Transsaction on Computer Human Interaction, Vol
7,No.1,pp.59-83.
Fu-Sheng Tsai (2005). “Composite
diversity, social capital, and group knowledge sharing”. Knowledge Management
Research & Practice,Vol.3, No.4, Now 2005: pp.218-228.
Garvin, David (2000). Learing in
Action: A Guide to Putting the Learning Organization to Work.Boston: Harvard
Business Scholl Press.
Housel, Thomas J and Arthur H.Bell
(2001). Measuring and Managing Knowledge.
Boston: Mc Graw-Hill International
Edition.
Ido Millet (2005).” Management by
issues: an organizational system for processing problems and opportunities”.
Knowledge Management Research & Practice, Vol.3, No.3, August 2005:pp.
173-182.
I Nyoman Rudy (2005).Pengembangan
Knowledge Management di SMA Kota Baru,Kalimantan Timur (tidak
dipublikasikan),40 hal.
James J.Stapleton (2003).
Executive’s guide to knowledge management: the last compertitive advantage. New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Janszen, Felix (2000). The Age of
Innovation: Making Business Creativity a Competence Not a Coincidence. London:
Pearson Education Limited.
Jozef Loermans and Dieter Fink
(2005).” How organizations evaluate their knowledge management projects: a
metastudy of the period 1992-2002”. Knowledge Management Research &
Practice, Vol.16, No.3, pp 217-232.
Kling, Rob (2000). “Learning about
Information Technology and Social Change: the Constribution of Social
Informatics”. The Information Society, Vol.16, No.3, pp 217-232.
Kling, Rob (1998).”Organizational
Analysis in Computer Science” dalam International Perspectives on Information
System: a Social and Organizational Dimension, edited by Savvas Katsikides and
Graham orang.Sydney: Ashgate,pp : 43-66.
Malhotra, Yogesh (2000). “ From
Information Management to Knowledge Management: Beyond the “Hi-Tech Hidebound’
Systems” dalam K. Srinantaiah dan MED Koenig (ed). Knowledge Management for the
Information Professional. Medford, N.J: Information Today, Inc. pp:37-61.
Miller, F.J (2002). “I=O
(Information has no intrinsic meaning).Information Research, 8 (1), paper
no.140. http//InformationR.net/ir/8-1/paper140.html
Natarajan, Ganesh & Sandhya
Shekar (2001). Knowledge Management: Enabling Business Growth,
McGraw-Hill,Malaysia.
Nath Pradosh, N.Mrinalini, G.D.
Sandhya (2002). Knowledge Management for R&D Organizations, National
Institute of Science Communications (NISCOM), Pusa Gate, KS Krishnan Marg, New
Delhi, India.
Ningky Munir (2001). Proses
Penciptaan Knowledge di Perusahaan.Jakarta: Seminar Ikatan Pustakawan
Indonesia, 14 hal.
Nonaka, Ikujiro and Takeuchi,
Hirotaka (1995). The Knowledge- Creating Company: How Japanese Companies Create
the Dynamics of Innovation. Oxford: Oxford University Press.
Orlikowski, WJ and Baroudi, J.J.
(1991) “ Atudying Inforamation Technology in Organizations: reseach approaches
and assumptions”. Information Systems Research (2): 1-28.
Pendit, Putu Laxman (2001).Manajemen
Knowledge dan Kompetensi Profesional Informasi.jakarta:Seminar IMPI,21 hal.
Pradosh-Nath, N.Mrinalini,
G.D.Sandhya. (2002). Knowledge Management for R & D Organizations.Nittads,
Now Dehli.
Roal, M (2004) “Distributed
KM-Improving Knowledge Worker,Produktivity and Organizational Knowledge Sharing
with Weblog-based Personal Publishing”. The European Coference on Webligs,
Vienna, July 5-6, 2004.
Setiarso, Bambang (2005). “
Knowledge Sharing in Organizations: models and mechanism”. Kualalumpur
(Malaysia) : Special Library Conference (Slib 2005), May 15- 17 , 2005.p 14.
Setiarso, Bambang (2005). Strategi
Pengelolaan Knowledge untuk Meningkatkan Daya Saing UKM. Proceeding Seminar
Ilmiah Nasional PESAT 2005. Jakarta: Universitas Guna Darma, Vol. 1 – Agustus
2005, 9 hal.
Subagyo, H. 2006, “Metodologi
Pengukuran Peranan Forum Diskusi dalam Proses Berbagi Knowledge; Kasus Intra
PDII-LIPI”, Diklat Peneliti Tingkat I, Juli 2006.
Turban,Mclean,Wetherbe (2002).
Information Technology for Management, Transforing Business in the Digital
Economy, 3 rd Ed, John Wiley & Sons,Inc,USA.
Wilson, T.D.(2002) “ The Nonsense of
knowledge management”.information Research, Vol.8, No.1,pp 49.
Van de Brink, P (2001), “Measurement
of conditions for knowledge sharing”, Proceedings 2 nd Eropean Conference on
Knowledge Management, Bled.
maaf mas/mbak sebelumnya...
ReplyDeleteboleh ga saya minta softcopy dari materi ini untuk menjadi bahan referensi tesis saya terkait knowledge management system ?