Tuesday, 25 February 2014

MERANGKUM PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA ORGANISASIn



Kata pengantar


Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur serta shalawat dan salam kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi” dengan lancar.

Penyusun makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah (AOM) Adminitrasi,organisasi,manajemen yang dibimbing oleh Bapak Ir.Djoko Soetrisno.M.M        
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.Untuk itu,saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Akhirnya,semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. 

                                                                   Kebumen, 14 November  2013 
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I         PENDAHULUAN 1
BAB II        KNOWLEDGE MANAGEMENT DI ORGANISASI 2
A.      Knowledge dan Knowledge Management 2
B.      Peta “knowledge” dalam organisasi…………………………….. 4
C.      Sistem Pakar 4
D.     Konteks dalam Organisasi 5
E.      Strategi Pengelolaan Knowledge 6
F.       Teori Szulanski 6
G.     Manajemen Perubahan Knowledge Management (KM) pada Organisasi/ Institusi 6
H.     Penerapan Knowledge Management di Organisasi 9
I.        Teori Zack dan Konversi Knoledge 10
J.        Anlisis Knowledge-Gap 11
K.      Knowledge Wajib dan Pilihan Bagi Karyawan 11
L.       Analisis Data dan Knowledge 11
M.   Pembahasan Data, Informasi dan Knowledge 11
N.     Proses Penciptaan Knowledge 12
O.     Model Sistem Knowledge Management 12
BAB III       ORGANISASI KNOWLEDGE MANAGEMENT
SYSTEM (OKMS) 14
A.    Identifikasi  Organizational Knowledge Management System(OKMS) 14
B.     Analisis Organisasi Melalui Model 7-s Mckinsey 18

BAB IV      METODE CODING BERDASARKAN POTENSI KNOWLEDGE DI ORGANISASI 20
A.      Potensi Knowlwdge di Organisasi 20
B.      Penyelarasan Pola Zack 20
C.      Mungkinkah Mengelola knowledge? 21
D.     Knowledge Praktis dan Teoretis 22
E.      Analisis Hasil Survai 23
F.      Perancangan Sistem Knowledge Management 23
G.     Desain Knowledge Sharing di Intranet 24
H.     Analisis Model Berbagi Knowledge (Knowledge Sharing) 26

DAFTAR PUSTAKA 28



BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi yang  diwarnai dengan maraknya inovasi ditandai juga dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.inovasi merupakan suatu proses dari ide sampai pada penelitian dan pengembangan sehingga akan meng hasilkan prototype yang bisa dikomersialkan.
Carl Davidson dan Philip Vos (2003) mengatakan bahwa sebenarnya mengelola knowledge adalah cara organisasi mengelola karyawan,dan berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk tehnologi informasi.
Knoeledge management adalah orang-orang yang berbagai tempat yang berbeda mulai saling bicara, yang sekarang populer dengan label learning organization.

Fungsi organizational knowledge management system (OKMS) ada 4 yaitu:
1.Using knowledge
2.Finding knowledge
3.Creating knowledge
4.Packaging knowledge
Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) keberhasilan perusahaan jepang ditentukan oleh keterampilan dan kepakaran mereka dalam penciptaan knowledge organisasinya (organizational knowledge creation).
Keputusan merupakan hasil dari commitment terhadap tindakan, maka keputusan juga memfasilitasi tindakan dengan mendefinisikan dan mengaloborasikan maksud dan tujuan serta mengalokasikan.
 Keempat fungsiyang diperlukan dalam membangun OKMS (Organizational Knowledge Management Systems) dapat diimplementasikan di suatu organisasi dengan kondisi tertentu dan fasilitas yang memadahi.
 


BAB II
KNOWLEDGE MANAGEMENT DI
ORGANISASI

A.   Knowledge dan Knowledge Management
Dalam buku yang ditulis oleh VON KROUGH,serta NONAKA (2000) dan CHUN WEI CHOO (1998),
1. Knowledge merupakan kepercayaan yang dapatdipertanggungjawabkan (justified true believe),
2. Knowledge merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligusterpikiran (tacit),
3. Penciptakan inovasi sevcara efektif bergantung pada konteksyang memungkinkan terjadinya penciptakan tersebut,
4.Penciptakan inovasi yang melibatkan lima langkah utamaYaitu:
a.berbagi knowledge terpikiran (tacit),
b.menciptakan konsep,
c.membenarkan konsep,
d.membangun prototype,dan
e.melakukan penyebaran knowledge tersebut.

Davidson dan Voss (2003) mengatakan bahwa sebenarnya mengolah knowledge merupakan cara organisasi mengelola karyawan mereka dan berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk menggunakan tehnologi informasi.
“knowledge management” adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda mulai saling berbicara.yang populer digunakan adalah label informasi ekonomi seperti: e-commerce, learning organizatio, dan sebagainya.
Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) keberhasilan perusahaan jepang ditentukan oleh keterampilan dan kepakaran mereka dalam menciptakan knowledge organisasinya (organizational knowledge creation).
Pengerian knowledge adalah pengetahuan, pengalaman, informasi faktual dan pendapat para pakar. Kunci utama knowledge sharing adalah manusia.keuntungan dari orang yang beragi knowledge adalah mereka mampu merespon kesempatan secara cepat dan inovasi dapat diciptakan agar mencapai kesuksesan di duia bisnis secara cepat dengan penekanan biaya operasional.
Kaisar Kutto-Koivula of Nokia Telecommunications menyimpulkan sebagai berikut:
“We have to understand more deeply how to really managehuman-based and organizational tacit knowledge”.Namun pada E-Nawsletter Knowledge Management,iamenyatakan,”knowledge management is about applying theknowledge assets available to your organization to create competitive advantage”
Aspek budaya dan pembelajaran (learning) jugadiutarakan.Kaisar menekankan pentingnya budaya lingkunganapabila membangun program knowledge management.Diamengatakan bahwa “ Success is based more on a human drivenapproach and deep integration rather then technologyapproach”.
Hubungan antara pribadi dan organisasi juga ditentukanoleh banyak pembicara.bebeerapa pembicaraan yangmerupakan wakil dari berbagai perusahaan mengatakan bahwalearning merupakan fokus dari strategi.Wakil perusahaan tersebut adalah dari Rover Group (Collin Jones),mereka mengatakan bahwa sebagai bagian dari knowledgemanagement strategy. Rovernet mengatakan bahwa intranet merupakan bagian yang sangat membantu mereka dalam mengaplikasikan learning dan share best practice mereka.
General Motors (Wendy Coles) memberikan gambaran tentang hubungan di antara knowledge sharing dan strategi.Salah satu perpektif dari Shell Exploration and Production adalah learning organization yang menuju living company yangmerupakan kombinasi dari:
1).sensitivitas terhadap lingkungan operasi,
2).kohesif dan identitas,
3).toleransi dan desentralisasi.

Riset Delphi Group menunjukan bahwa knowledge dalamOrganisasi tersimpan dalam struktur:
-                      42 % dipikiran (otak) karyawan,
-                      26%  dokumen kertas,
-                      20%  dokumen elektronik,
-                      12%  knowledge base elektronik.

Tacit knowledge adalah sesuatu yang kita ketahui dan alami,Tetapi sulit untuk diungkapkan secara jelas dan lengkap.Dokumen sangat penting dalam knowledge managementkarena tanpa dokumentasi semua akan tetap menjadi tecitknowledge dan knowledge itu menjadi sulit untuk diakses olehsiapa pun dalam organisasi.

B.   Peta “knowledge” dalam organisasi
Agar potensi knowledge setiap karyawan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan,perusahaan memerlukan informasi secara lengkap mengenai aset berharga ini.
Langkah untuk mendeteksi adanya tacil knowledge,dilakukan pendataan lewat kuesioner yang disebar kepada semua orang dalam organisasi.contoh kuesioner dapat dilihat pada lampiran.
Organisasi juga perlu memberi muatan knowledge pada setiap unit kerja/fungsi kerja dalam organisasi dengan melihat alur INPUT-PROSES-OUTPUT (I-P-O).
Pertanyaan dapat dikembang sesuai dengan kebutuhan organisasi.Seluruh jawaban hasil kuesioner tersebut kemudian dipadukan dengan database karyawan yang telah dimiliki sebelumnya.maka dengan langkah ini,organisasi akan mempunyai peta potensi knowledge yang dimilikinya secara strategis.Seluruh peta dan knowledge ini juga menjadi dasar pertimbangan bagi kebijakan rotasi,promosi,mutasi sampai dengan berbagai pelatihan karyawan.organisasi dapat memperkuat setiap pos pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh karyawannya.

C.   Sistem Pakar
Sistem pakar (expert system) merupakan salah satu teknologi andalan dalam knowledge management,terutama melalui empat skema penerapan dalam suatu organisasi,yaitu:
1.      Case-Based Reasoning (CBR) yang merupakan representasi knowledge berdasarkan pengalaman,termasuk kasus dan solusinya,
2.      Rule-Based Reasoning (RBR) mengandalkan serangkaian rules yang merupakan representasi dari knowledge dan pengalaman karyawan/manusia dalam memecahkan kasus-kasus yang rumit,
3.      Model-Based Reasoning (MBR) melalui representasi knowledge dalam bentuk atribut,perilaku,antar-hubungan dan simulasi proses terbentuknya knowledge,
4.      Constraint-Satisfaction Reasoning yang merupakan kombinasi antara RBR dan MBR.
Dalaam paradigma knowledge management disebutkan bahwa KM juga bermaksud untuk memperhatikan tacit knowledge. ICT (Information and Communications Technology)selama ini telah dikembangkan merupakan teknologi yang cocok untuk knowledge eksplisit oleh nonaka dan takeuchidikatakan sebagai knowledge rasional,sequential,dan dengandemikian bisa digital.

D.   Konteks dalam Organisasi
Davenport dan Prusak memberikan metode mengubahinformasi menjadi knowledge melalui serangkaian kegiatan yangdimulai dengan huruf C:
comparation,consequences,connections,dan conversation.
(Definisi/pengerian knowledge menurut Davenport dan Prusak
adalah knowledge is a fluid mix of framed
experience,values,contextual information,and expert insight
thatprovides a framework for evaluating and incorporating
newexperiences and information.it originates and is appliend
in themints of knowers.in organizations,it often becomes
embedded notonly in documents or repositories but also in
organizationalroutines,processs,practices and norms.
Knowledge merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus tacit.
MenurutCola (1992),dalam kegiantan riset terkandung
Sekaligusketiga aspek “isi kognitif” dari ilmu pengetahuan,yakni foci ofattention, tingkat perkembangan,dan isi intelektual. Tingkatperkembangan dari tiap bidang, antara lain ditentukan oleh:
-          Jumlah hasil penelitian,
-          Paten,
-          Publikasi ilmiah baik nasional,regional dan internasional,
-          Produk-produk baru,
-          Proses baru.
Cole mengatakan bahwa proses tersebut sangat dipengaruhioleh konsensus sosial, dan bukan hanya oleh validitas keilmiahanisinya.

E.   Strategi Pengelolaan Knowledge
Hansen,dan kawan-kawan (1999) mengemukakan bahwa pada dasarnya,strategi organisasi dalam mengelola knowledge terbagiatas dua ekstrim yaitu: personalization kodifikasi (codificationstrategy) dan strategi personalisasi (personalization strategy).
Tacit knowledge sangat sulit diterjemahkan ke dalam bentuk Eksplisit.knowledge juga bisa dialihkan dari satu pihak ke pihaklain melalui hubungan personal yang intensif.fungsi utama adalah jaringan komputer baik internet atau intranet.


F.    Teori Szulanski
Pengamatan empiris dan studi di sebuah organiasi padaproses penciptaan knowledge (misalnya, produk informasi:pohon industri,kemasan informasi,paket informasi dst), dapatdisimpulkan sebagai berikut:
1. Akses pada informasi/knowledge.
2. Refleksi atas tindakan masa lalu.
3. Kemampuan menyerap.
4. Kemampuan balajar.
5. Persepsi bahwa kegiatan pertukaran/berbagi knowledge dan
     kombinasi knowledge adalah sangat berhaga.


G.  Manajemen Perubahan Knowledge Management (KM) pada Organisasi/ Institusi
Menurut Worren,Ruddle dan kawan-kawan (1999) istilahmanajemen perubahan (change management) saat ini dipakaiuntuk mencakup teori dan praktek yang berhubungan dengannpengembangan organisasi (organizational development), sumberdaya manusia,manajemen proyek,dan perubahan strategiorganisasi. Manajemen perubahan menjadi upaya perubahanorganisasi yang lebih besar,bersama dengan komponen lain,yaitu:
-          Pengembangan strategi,
-          Penyempurnaan proses,
-          Penerapan teknologi.
Tujuan utamanya seringkali adalah mengintegrasikankomponen-komponen ini,misalnya dengan menciptakankesetaraan antara penerapan tujuan-tujuan strategis dengankebijakan sumber daya manusia (SDM) atau membanguninfrastruktur tehnologi informasi baru untuk mendukungterciptanya kerjasama antar karyawan (desain internet baru).
Prinsip pengembangan organisasi sebelumnya memusatkan
perhatian pada keterampilan dan sikaap individu serta kurangmemperhatikan peran struktur dan sistem.
Organisasi-organisasi saat ini,yang selama ini dikenal sebagai
“modal sosial”,yaitu:
1. Jaringan hubungan pribadi antar lintas yang perlahan-lahan
     berkembang sebagai landasan untuk saling
     percaya,bekerjasama,dan melakukan tindakan kolektif dari
     sebuah komunitas dalam organisasi,
2. Jaringan saling mengenal dan menghargai
3. Mengandung kewajiban pada diri karyawan yang timbul
     karena rasa trima kasih,menghormati, dan
     persahabatan,atau adanya hak yang dijamin secara
     organisasional,
4. Angggota jaringan memiliki akses ke informasi dan
    kesempatan,
5. Status sosial atau reputasi sosial bagi seluruh anggota
     Jaringan,terutama kalau keanggotaannya terbatas.



Perbedaan Fokus Perhatian

Manajemen informasi dan Laporan (record)
Manajemen Knowledge
-menentukan apakah sebuah
 Dokumen patut dikategorikan
 sebagai record;
-menyediakan kerangka kerja
 untuk konsolidasi knowledge
 sebuah organisasi;
-menentukan lokasi fisik dan
 sistem pencegahan akses bagi
 yang tidak berhak;
-memfasilitasi lokalisasi dan
 penggunaan bersama berbagi
 knowledge yang sebelumnya
 tersembunyi
-membentuk kerangka waktu
 untuk memindahkan record
 dari satu lokasi lain maupun
 dari satu status
 (aktif,statis,arsip) ke status
 lainnya;
kodifikasi knowledge,menyediakan petunjuk kelokasi knowledge tacit;
-mengembangkan dan
 mengelola kebijakan
 pemusnahan dokumen.
-mendorong inovasi dan kolaborasi dengan memanfaatkan knowledge yang ada dan memaksimalkan nilai informasi dengan memusatkan perhatian pada isi

Knowledge Management (KM) pada Organisasi/Institusi

Semua sependapat bahwa knowlede management yang sukses tidak hanya karena komputer yang impresif,tetapi sebaiknya ditinjau dari ketiga komponen yang kritis,yaitu:
ü  Alur knowledge yang benar dan sumber  yang dilimpahkan ke organisasi/institusi;
ü  Teknologi tepat yang disimpan dan dapat mengomunikasikan knowledge tersebut;
ü  Budaya tempat kerja yang benar,sehingga karyawan termotivasi untuk memanfaatkan knowledge.

H.  Penerapan Knowledge Management di Organisasi
Manajemen perubahan mencakup prinsip,alat analisis,ICT,teori prubahan strategis,peningkatan fungsi individu,sistem,struktur dan proses kerja yang didahului dengan desain organisasi,perbaikan kinerja karyawan,hubungan antar bidang/bagian/kelompok dalam suatu organisasi.
“MODAL SKANDIA” mengambarkan knowledge sebagai berikut:

Market Value = Financial Capital +
 Intellectual Capital
Intellectual Capital= Human Capital + Structural Capital

Human Capital:knowledge,keterampilan,kemampuan melahirkan inovasi,dan kemampuan anggota organisasi melakukan tugasnya.
Struktur Capital: knowledge yang menetap di suatu organisasi di luar modal manusia.

Structural Capital = Market Capital + Organizational
Capital


Market Capital: nilai dalam hubungan sebuah organisasi dengan klien.
Organisasi Capital: perangkat keras, perangkat lunak, pangkalan data, struktur organisasi,paten,merek dagang dan segala hal yang mendukung produktivitas individu melalui penggunaan bersama dan desiminasinya.

Organisasi Capital = Prosess Capital + Renewal and
Development Capital

Process Capital: proses,aktivitas dan infrastruktur untuk penciptaan,pemakaian bersama,pemindahan,dan diseminasi knowledge yang dapat memberikan sumbangan pada produktivitas organisasi.
Renewal and Development Capital: kemampuan dan investasi aktual untuk masa depan,seperti: pembelajaran,penelitian dan pengembangan,serta paten dan merek dagang.


I.      Teori Zack dan Konversi Knoledge



Pola Hubungan Zack

 
J.     Anlisis Knowledge-Gap
Hasil pengolahan data analisis kesenjangan knowledge karyawan suatu organisasi dapat terlihat ada dua knowledge dengan K-Gap tertinggi, yaitu: Oral knowledge dan listening knowledge.Sementara terdapat K-Gap dengan nilai nol,yaitu: Time Management dan Cultures.Untuk knowledge yang lain berada pada kisaran 0,25 hingga 0,5.

K.  Knowledge Wajib dan Pilihan Bagi Karyawan
Knowledge dapat didefinisikan sebagai knowledge yang perlu dan harus dimiliki oleh karyawan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.Kriteria yang termasuk dalam knowledge wajib adalah knowledge yang memiliki nilai kepentingan antara 3-4 dan/atau memiliki nilai kesenjangan knowledge tertinggi.

L.   Analisis Data dan Knowledge
Hasil keenjangan knowledge yang diperoleh dari kuesioner K-Gap berupa data kuantitatif.Pembandingan anara hasil perhitungan kesenjangan knowledge dari kueasioner K-Gap serta kueasioner dan CV,dilakukan perbandingan knowledge yang sekarang dimiliki dengan knowledge wajib tiap bidang.Perbandingan dilakukan dengan cara menghitung presentase knowledge yang sudah memenuhi knowledge wajib dibidangnya.

M. Pembahasan Data, Informasi dan Knowledge
Berdasarkan kebutuhan knowledge yang telah didapat dari kuesioner K-Need,dilakukan analisis aset data,informasi,dan knowledge yang sudah dan belum dimiliki oleh karyawan.Dari data yang terkumpul,terlihat bahwa sekitar 52,25% aset tersimpan dalam bentuk hard copy (dari jumlah tersebut yang sudah tersimpan dalam bentuk soft copy baru 32,25%) dan 47,75% masih dalam bentuk tacit dikepala karyawan,experts.


N.   Proses Penciptaan Knowledge
Profesor Nonaka menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge organisasi terjadi karena adanya interaksi (konversi) antara tacit  knowledge dan explicit knowledge,melalui proses sosialisasi,eksternalisasi,kombinasi,dan internalisasi.
Organisasi biasanya menggunakan media-media berikut ini sebagai sarana komunikasi antar-sumber daya manusia yang ada diorganisasi dan pihak-pihak yang berkepetingan, yaitu:
1. Rapat secara berkala,
2. Diskusi secara berkala,
3. Pertemuan Bulanan,
4. Intranet,
5. Surat Edaran/Surat Keputusan,
6. Papan pengumuman,
7. Internet/media massa.
Untuk mendukung proses aktivitas dan pengembangan sumber daya manusia di suatu organisasi yang merupakan perwujudan dari model SECI (socialization,externalization,combination,internalization) Nonaka, digunakan perangkat teknologi informasi yang ada di organisasi.
Ø  Sosialisasi
Ø  Eksternalisasi
Ø  Kombinasi
Ø  Internalisasi

Faktor budaya memegang peran yan sanat penting dalam mendukung proses penciptaan knowledge organisasi dan keberhasilan knowledge management di organisasi.

O.  Model Sistem Knowledge Management
Untuk meningkatkan kinerjanya diperlukan empat komponen, yaitu;
1. Aspek manusia, disarankan pada organisasi untuk menunjuk/memperkerjakan seorang document control atauknowledge manager yang bertanggung jawab mengelola sistemknowledge management dengan cara mendorong parakaryawan untuk mendokumentasikan dan mempublikasikanknowledge mereka,mengatur file, menghapus knowledge yangsudah tidak relevan, dan mengatur sistem reward/punishment.
2. Proses, telah dirancang serangkaian proses yangmengaplikasikan konsep model SECI dalam pelaksanaannya.
3. Teknologi,telah dibuat usulan penambahan infrastruktur yangdiperlukann untuk menunjang berjalannya sistem knowledge management yang efektif.
4. Content (isi),telah dirancang content dari sistem knowledgemanagement yaitu berupa database knowledge dan dokume yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan tugas dankewajibannya.



Gambar Usulan Sistem Knowledge Management(OKMS)







BAB III
ORGANISASI KNOWLEDGE
MANAGEMENT SYSTEM (OKMS)

Untukmelakukan hasil penelitian kesenjangan knowledge,digunakandata kualitatif untuk mengidentifikasi knowledge yangdimiliki olehkaryawan pada saat sekarang melalui kuesioner.data yang terdapat pada kuesioner merupakan knowledge generating activities,seprtilatar belakang pendidikan,pengalaman kerja,pelatihan dan seminar yang pernah diikuti seseorang.

A.Identifikasi  Organizational Knowledge Management System(OKMS)
1.     Strategi Knowledge Management
Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut menggunakan acuan dari Amrit Tiwana, yaitu “Does your business fit the codification or the personalization knowledge management strategy”.

2.     Road Map Knowledge
Beberapa hal penting yang menyebabkan klasifikasi dalam knowledge pada suatu organisasi adalah pendapat kwasnik (1999), sebagai berikut:
a. mampu meringkas knowledge sengga mudah dicerna,
b. memberikan deskripsi yang kaya terhadap sebuah butir knowledge dalam kaitannya dengan knowledge yang lain,
c. memperlihatkan antara hubungan knowledge sehingga memungkinkan penggunaanya memiliki perspektif yang lebih menyeluruh atau holistik,
d. memperlihatkan jarak atau satu butir knowledge dengan yang lainnya (terutama dalam klasifikasi pohon),
e. dapat membantu menemukan pola atau keteraturan dalam pemberian kriteria kepada butir-butir knowledge.

Devenport,De Long,dan Beers (1998), setelah mengkaji berbagi proyek pengembangan knowledge management, juga sampai pada kesimpulan yang sama tentang pentingnya hubungan antara manusia ini.
Beckman (1999) meringkas perspektif teknologi untuk knowledge management adalah sebagai berikut:
a. knowledge repository, pada umumnya berupa database
b. direktur sumber
c. direktur sumber daya pembelajaran
d. groupware
e. ditambah dengan “business modal” yang dipengaruhi unsur:
1. arsitektur TI
2. platform TI (handware)
3. komunitas
4. interfaces
5. software
6. user support.

3.     Aspek Strateis Organisasi sebagai Learning Organization
Organisasi merupakan satuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih, dan secara terus menerus berusaha mencapai tujuan bersama.Salah satu hal pokok yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas seluruh anggota organisasi melalui proses belajar secara berkeseimbangan (learning process) dan menjadikan organisasi sebagai organisasi belajar (learning organization).
Perusahaan tersebut perlu menjadi organisasi belajar,yaitu organisasi yang sangat adaptif responsif terhadap lingkungan eksternalnya,sekaligus kuat dalam interaksinya (Hartanto 1996).
Organisasi belajar adalah suatu proses dimana anggota organisasi mendeteksi berbagi kesalahan, kemudian mengoreksinya melalui berbagi tindakan dan atau restrukturisasi organisasi (Argrys dan Schon, 1978)
Lee  (1992) dalam Tjakraatmadja (1999) mengemukakan bahwa organisasi belajar adalah proses interaksi siklikal antar peta kognitif individual menjadi peta kognitif organisasional dengan tahap-tahap:
1. Terbentuk peta kognitif individual sebagai pemahamannya terhadap lingkungan,
2. Proses tranformasi peta individual menjadi peta kolektif organisasional,
3. Aksi organisasi,
4. Respon lingkungan,
5. Interpretasi terhadap lingkungan,
6. Kembali ketahap 1.

Tjakraatmadja (2000) menyatakan bahwa konsep organisasi belajar adalah sbagai berikut:
a. Mampu menjadi kelangsungan hidup perusahaan berdasarkan kemampuan adaptasi/fleksibilitas dan dapat memperkaya keanekaragaman knowledge.
b. Dihuni oleh masyarakat pegrtahuan yang mampu memperkaya keanekaragaman simpul-simpul knowledge melalui proses transformasi (pertukaran dan kombinasi) knowledge secara berkelanjutan.
c. Mampu mendorong tumbuhnya keanekaragaman knowledge melalui kompetisi kooperatif, dimana simpul-simpul knowledge yag berbeda bersaing,tetapi saling melengkapi.
d. Memiliki habitat serta motivator  belajar yang mampu mendorong proses tranformasi knowledge menjadi modal maya perusahaan secara efektif.

Naluri belajar harus selalu tetap dipupuk ditumbuhkembangkan, diarahkan, dan disediakan fasilitas yang cukup.

4.     Model Disiplin Organisasi
a. Disiplin Penguasaan Pribadi (Personal Mastery)
b. Disiplin Model Mental (Mental Models)
c. Disiplin Visi Bersama (Shared Vision)
d. Disiplin Berpikir sistemik (System Thinking)
e. Disiplin Pembelajaran Tim (Team Learning)

5.     Identifikasi  Informasi dan Knowledge
Lokasi yang menunjukan letak aset data,informasi, dan knowledge sebagai berikut:
a. Peta knowledge yang dibutuhkan
     Faktor kunci sukses pada suatu organisasi adalah:
·         Pangkalan data yang sudah divalidasi,
·         Adanya asosiasi organisasi profesi yang relevan,
·         Adanya perangkat yang dapat menunjang seeruhuh kegiatan,
·         Adanya motifasi dan inovasi yang tumbuh dilingkungan organisasi,
·         Koordinasi antar bidang dan subbidang.
b. Persiapan Penerapan Sistem Knowledge Management
     Pembahasan persyaratan sistem KM tersebut dibagi menjadi 6 kategori, yaitu:
1. Proses kerja yang terorganisasi
·         Meningkatkan efektifitas karyawan,
·         Mengambil keputusan yang lebih baik dengan cepat,
·         Meningkatkan ketersediaan serta akses informasi dan knowledge,
·         Memperbaiki waktu siklus pekerjaan,
·         Menerapkan aktivitas Knowledge Management,
·         Meningkatkan penggunaan kembali informasi dan knowledge.
2. Memelihara knowledge dan memfasilitasi komunikasi
·         Meningatkan komunikasi secara vertikal dan horizontal (360 derajat)
·         Meningkatkan keselarasan dengan tujuan manajemen,
·         Menigkatkan kepeduliaan terhadap peran pertanggung jawab,
·         Meningkatkan keselarasan dengan tujuan organisasi,
·         Meningkatkan keahlian SDM sesuai dengan perkembangan IPTEK,
·         Meningkatkan efesien kerja melalui penggunaan kembali informasi.
3. Fokus ke depan
·         Meningkatkan perbaikan pada proses kerja,
·         Memperbaiki proses perencanaan kegiatan dan program
·         Meningkatkan strategi dan peluang e-learning.
4. Mendukung sasaran bisnis organisasi
·         Meningkatkan keselarasan individu dengan strategi organisasi,
·         Menerapkan pembelajaran bagi karyawan,
·         Menggerakkan tercitanya nilai-nilai organisasi.
5. Meningkatkan inovasi
·         Memperkaya pengalaman SDM melalui On the Job Training di dalam dan luar negeri,
·         Meningkatkan peluang pengembangan karier,
·         Meningkatkan otonomi karyawan,
·         Meningkatkan integrasi dengan stakeholders.
6. Memelihara proses penciptaan knowledge organisasi
·         Meningkatkan strategi organisasi berbasis web,
·         Meningkatkan pengelolaan data dan informasi (content management)
·         Meningkatkan fungsi pencariaan (search) knowledge organisasi,
·         Meningkatkan kemudahan penggunaan knowledge
·         Meningkatkan proses kerja lintas program studi.

6.     MODEL Organizational Knowledge Management System (OKMS)
Knowledge dalam suatu organisasi merupakan kebutuhan karena knowledge dapat mengarahkan organisasi tersebut menjadi andal, tetap exist/berkesinambungan dan berdaya saing.knowledge tidak akan diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia,karena pengertian knowledge telah salah diterjemahkan.
Knowledge management menjadi penting karen adapat menunjukkan inisiatif dan prosedur pengelolaan yang jelas, mudah dimengerti, dan komprehensif.

B. Analisis Organisasi Melalui Model 7-s Mckinsey
Model 7-S Mc.Kinsey dikembangkan oleh peters dan Waterman (1982) dalam bukunya in search of Excellence.peters dan Watermen memberikan latar belakang bahwa pada era 60 dan 70-an, organisasi memfokuskan dirinya pada struktur organisasi sehingga organisasi memfokuskan dirinya pada struktur.


 1.     Analisis Infrastruktur Teknologi Informasi
Tujuan mengidentifikasasi peta infrastruktur teknologi informasi adalah untuk memahami peran infrastruktur yang ada, untuk kemudian menganalisis dan memanfaatkan infrastruktur tersebut dalam rangka pengembangan sistem KM di organisasi.
Pemanfaatan secara optimal dan penambahan sistem sesuai dengan kebutuhan organisasi,seperti:
·         Sistem intranet yang terintegrasi dengan sistem KM,
·         Penambahan sistem untuk pengelolaan dokumen,
·         Penambahan sistem untuk kebutuhan kolaborasi antarpengguna, seperti pemberdayaan berbagai fungsi pada Microsoft Exchange/Microsoft Netmeening.
·         Pembuatan penyimpanan data, informasi dan knowledge serta dilengkapi dengan nama experts dan lokasinya bekerja pada sistem basis data.


 

BAB IV
METODE CODINGBERDASARKAN ORGANISASI


Dalam satu Dasawarsa terakhir, pengelolahan knowledge (knowledge management) menjadi salah satu metode penigkatan produktivitas suatu organisasi, perusahaan, atau instansi.Pemanfaatan sumber daya manusia melalui potensi kreatifitas dan inovasi ditingkatkan agar dapat meningkatkan produktivitas suatu organisasi.
Knowledge sharing merupakan salah satu metode dalam knowledge management yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu organisasi, instansi, atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman, dan ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya.
Wakil perusahaan dari Rover Group (Collin Jones) juga mengatakan bahwa sebagai bagian dari knowledge management stratrgy, internet merupakan bagian yang sangat membantu mereka dalam mengaplikasikan learning dan share best practice mereka.Menurut David J.Skryme,salah satu tantangan knowledge management adalah menjadikan manusia berbagi knowledge mereka.

A.   Potensi Knowlwdge di Organisasi
Agar potensi knowledge setiap karyawan dapat di manfaatkan dan dikembangkan, tentu perusahaan memerlukan informasi secara lengkap mengenai asset berharga ini.langkah organisasi akan mempunyai peta potensi knoeledge yang dimilikinya secara strategis, serta seluruh peta knowledge ini juga menjadi dasar pertimbangan bagi kebijakan rotasi, promosi, mutasi sampai pelatihan karyawan.
B.   Penyelarasan Pola Zack
Faktor kunci sukses dari suatu organisasi adalah sebagai berikut:
·         Pangkalan data yang divalidasi,
·         Adanya asosiasi organisasi profesi yang relevan,
·         Adanya perangkat kegiatan yang dapat menunjang seluruh kegiatan,
·         Adanya motivasi dan inovasi dilingkungan organisasi,
·         Koordinasi antarbidang dan subbidang.

Hasil dari analisis SWOT yang telah dilakukan, maka terdapat sejumlah tantangan nyata yang harus dihadapi organisasi sebagai berikut:
·         Banyaknya lembaga atau organisasi yang sejenis,
·         Asosiasi profesi peneliti makin kritis terhadap organisasi,
·         Banyaknya tenaga yang profesional,
·         Banyaknya persyaratan dari dunia usaha dan industri,
·         Banyaknya lembaga sejenis yang mempunyai program pengembangan profesi secara konsisten,
·         Banyaknya dunia usaha dan industri yang belum sesuai dengan kebutuhan organisasi,
·         Masyarakat makin krisis terhadap layanan organisasi tersebut,
·         Berlakunya era pasar bebas (globalisasi),
·         Perubahan pola user akibat revormasi/gesekan nilai,
·         Derasnya arus informasi tentang perkembangan IPTEK,
·         Banyaknya pusdokinfo yang mempunyai fasilitas lengkap,
·         Adanya peraturan dan perundang-undangan yang mengikat,
·         Belum semua bidang keahlian punya asosiasi profesi.

C.   Mungkinkah Mengelola knowledge?
Merebaknya fenomena manajemen knowledge (knowledge management) dapat dilihat sebagai keinginan mengembalikan hakikat “knowledge” dan menghindari pandangan bahwa knowledge adalah benda mati.aktifitas setiap organisasi knowledge yang diperlukan merupakan knowledge yang tertanam didalam diri tiap pribadi dan juga tercakup dalam kerja sama antar pribadi.
Secara ringkas,untuk mengelola knowledge ada beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya:
ü Analisis dan identifikasi proses kerja/bisnis dalam organisasi;
ü Pemahaman tentang proses knowledge di dalam proses kerja;
ü Pemahaman nilai, konteks, dan dinamika knowledge dan informasi;
ü Identifikasi penciptaan, pemeliharaan dan pemanfaatan aset knowledge;
ü Pemetaan aliran knowledge;
ü Manajemen perubahan;
ü Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pemanfaatan knowledge;
ü Pemahaman tentang komunitas kerja untuk memperoleh dukungan dan kerjasama;
ü Manajemen kegiatan/proyek;
ü Strukturisasi dan arsitektur informasi;
ü Manajemen aliran dokumen dan informasi;
ü Pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen informasi,proses publikasi dan perkembangan potensi teknologi informasi.

D.   Knowledge Praktis dan Teoretis
Knowledge diperoleh melalui media yang terstruktur seperti:buku,dokumen, hubungan orang ke orang yang berkisar dari pembicaraan ringan sampai ilmiah.knowledge merupakan suatu yang eksplisit sekaligus tacit,beberapa knowledge dapat dituliskan di kertas, diformulasikan dalam bentuk kalimat-kalimat, atau diekspresikan dalam bentuk gambar.
Secara umum ada lima jenis kegiatan berbagi knowledge yaitu:
1.      Di dalam satu kelompok untuk pekerjaan rutin yang serupa dan terus menerus;
2.      Antara dua lebih kelompok yang berbeda tetapi melakukan pekerjaan yang hampir sama;
3.      Antar dua atau lebih kelompok, tetapi yang dibagi bersama adalah knowledge tentang pekerjaan non-rutin;
4.      Antarorganisasi dalam rangka kelangsungan hidup bersama;
5.      Dari luar kelompok, ketika menghadapi persoalan yang belum pernah mereka jumpai sebelumnya.


 E.   Analisis Hasil Survai
a.       Analisi umum
Yang dimaksud analisis umum disini adalah pertanyaan-pertanyaan umum yang diberikan kepada responden seputar knowledge responden mengenai KM dan penerapannya.
b.      Analisis proses pohon industri
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai proses pohon industri.pertanyaan yang diberikan mulai dari apa itu pohon industri (PI) sampai pada cara pembuatan dan perbaikan proses kerjanya.
c.       Analisis knowledge sharing
Pembahasan knowledge sharing dan komunikasi di unit pembuatan pohon industri sangat menarik untuk dikaji.
d.      Berbagi Knowledge
Sebuah organisasi atau sebuah perusahaan atau apapun dapat bekerja sama jika memiliki knowledge bersama yang tertanam di benak masing-masing anggotanya dan terwujud dalam praktik-praktik yang melibatkan semua anggotanya.
e.       Bagian akhir
Masalah berbagi knowledge dalam suatu organisasi saat ini menjadi suatu isu penting baik di bidang bisnis maupun non-bisnis karena suatu kegiatan manusia sebenarnya adalah kegiatan berorganisasi.
F.   Perancangan Sistem Knowledge Management
Perencanaan sisitem knowledge management di organisasi ini meliputi sumber daya manusia, dalam hal ini pimpinan beserta karyawannya, dan teknologi informasi dalam tujuannya untuk mencapai suatu kegiatan knowledege transfer (misal: pohon industri) yang terstandar untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai standar nasional.
a.      Pengembangan Sumber Daya Manusia
Analis adalah sumber daya manusia yang sangat memegang peranan penting di organisasi.
b.      Pengembangan Teknologi Informasi
Knowledge portal merupakan suatu pendekatan baru dalam menyediakan akses ke berbagai informasi dan kemampuan untuk menemukan,menciptakan,memperoleh dan menyebarkan knowledge yang penting bagi organisasi,menjadikannya memiliki kontribusi yang sangat penting dalam mengimplementasikan strategi knowledge management.
Beberapa keuntungan Enterprise Knowledge Portal (EKP) meliputi penyediaan:
ü  Gambaran yang konsisten mengenai organisasi,
ü  Kemampuan mengelola dan mencari informasi,
ü  Akses langsung ke informasi dan sumber daya organisasi,
ü  Hubungan langsung ke laporan-laporan, dan pertanyaan-pertanyaan,
ü  Hubungan langsung ke data yang dibutuhkan dan keahlian seseorang,
ü  Identitas individu dan akses ke isi/subjek (content) yang dapat dipersonalisasi.
G.  Desain Knowledge Sharing di Intranet
Setelah masa-masa teknologi informasi telah berhasil membuat kaget banyak kalangan dengan “ledakan informasi”,kini “legenda knowledge” mulai menyadarkan banyak organisasi dan organisasi bahwa fakta tentang apa yang mereka ketahui, atau lebih tepat lagi apa yang diketahuai (knowledge) individu dalam organisasi tersebut, tidak hanya bernilai sangat besar, tetapi juga menjadi kunci sukses di era informasi.
Macam definisi KM telah diusulkan banyak orang,proses untuk menangkap dan membagi keahlian kolektif komunitas untuk mencapai tujuannya.sekali ia di “eksplisit”kan, ia berubah menjadi informasi,dan akhirnya informasi memerlukan interprestasi dari manusia, yaitu para pekerja knowledge.
Kemudian Roel menyimpulkan bahwa kita hanya dapat memecahkan masalah produktivitas tersebut, apabila kita tahu apa yang dilakukan oleh para pekerja knowledge itu dan dengan cara bagaimana mereka menambahkan suatu nilai dari informasi yang telah ada.
a.       Intranet dan Berbagai Knowledge
Dua hal yang mendukung KM/KS adalah community of practices dan intranet.intranet berfungsi sebagai homepage bagi komunikasi.intranet merupakan identifikasi dari komunikasi dan menjadi alat untuk mempromosikan keberadaannya,aktifitasnya,dan keunggulan-keunggulannya.
Kolaborasi dalam suatu Community of Practices merupakan keniscayaan.Intranet adalah salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi dan pekerjaan knowledge para personilnya.
Knowledge Management adalah sebuah budaya kolaborasi.knowledge management bukanlah semata-mata ICT yang diwujudkan dalam bentuk basis data dan jaringan.Menurut Mark Burk, permasalahan teknologi,yaitu yang diwakili oleh ICT hanyalah berkisar 20% saja.sedangkan 80% sisanya merupakan permasalahan-permasalahan organisasi, yaitu bagaimana membuat lingkungan yang memungkinkan terjadinya knowledge sharing dan open-exchange.
b.      KM & KS Sebagai konsep Perpustakaan
Sebuah basis data informasi yang baik dapat mempercepat proses penemuan kembali informasi (information retrieval).
KM dan KS merupakan suatu proses atau aliran,ia tidak berhenti pada pengumpulan atau pengelompokan informasi, ia harus mengalir, sehingga informasi yang terkumpul dan terkelompokan tersebut harus dapat terhubung ke orang lain.
c.       Teknologi
Teknologi yang berkembang saat ini di dunia IT berbasis web yang dapat digunakan untuk mengembangkan intranet tersebut yang kita inginkan berupa:
a.       CMS (Content Management System)
b.      Colaborative Tools
c.       Wiki

d.      KM Site Element
Ø  Knowledge
Ø  Resources
Ø  Communication
e.       Staff directories dan Expertise Finder
Fokus utama staff directories dan expertise finder adalah bagaimana data yang dimiliki sistem ini agar terus terkini adalah date.Update secara manual sungguh merupakan pekerjaan yang sulit kalau tidak dapat dikatakan sebagai impossible.
f.       Desain
Pengelolaan knowledge merupakan suatu proses siklus dari output satu mata rantai proses menjadi input untuk mata proses berikutnya.Semua saling kait-mengait.
Knowlede Sharing terjadi dengan komunikasi, sedangkan komunikasi terjadi bermacam-macam dalam bentuk pertemuan formal, informal, dan seminal. Tools yang dapat digunakan untuk berkomunikasi melalui jaringan elektronik,diantaranya adalah :
a.    Blok
Suatu tool, tempat personal organisasi dapat mengaktualisasikan dirinya dengan web, menuangkan ide-ide, menceritakan pengalaman, membangun pemikiran.
b.    Wiki
Mewujudkan proses authoring-collaboration, penuliskan bersama dalam satu tema.
c.    Forum Diskusi
Berbeda dengan blog yang berbasis pada “author” maka forum diskusi berbasis pada “judul/tema” diskusi.
a.       Chatting
b.      Mailling-List
c.       Newsgroups

g.      Beberapa alat bantu Komunikasi dalam KS-Intra
Komunikasi lisan tentu saja dapat dilakukan dengan merekam menggunakan teknologi audio-visual seperti:tape-recorder dan video-recorder yang dipasang pada ruang-ruang rapat dan seminar,atau secara portable dibawa oleh personal knowledge worker.
H.  Analisis Model Berbagi Knowledge (Knowledge Sharing)
Secara umum ada 5 jenis kegiatan berbagi knowledge yaitu:
1.      Di dalam satu kelompok untuk pekerjaan rutin yang serupa dan terus-menerus,
2.      Antar dua atau lebih kelompok yang yang berbeda tetapi melakukan pekerjaan yang hampir sama,
3.      Antar dua atau lebih kelompok,tetapi yang dibagi bersama adalah knowledge tentang pekerjaan non-rutin,
4.      Antar organisasi dalam rangka kelangsungan hidup bersama,
5.      Dari luar kelompok, ketika kelompok tersebut mmenghadapi persoalan yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya.
Enterprise Knowledge Portal yang merupakan pengembangan dari Enterprise Information Portal,tidak hanya menyediakan akses ke informasi,tetapi juga memiliki kemampuan untuk menciptakan,memperoleh,menyimpan,menyebarkan, dan memanfaatkan knowledge di dalam organisasi dapat menerapkan melalui fungsi-fungsi:
1.      Enterprise Portal, yaitu sebagai platform yang menghubungkan informasi dan knowledge organisasi untuk karyawan, masyarakat dan stakeholders.
2.      Business Intelligence, yaitu untuk menganalisis data yang digunakan untuk mengambil keputusan yang bersifat strategis seperti penentuan indikator kinerja.
3.      Collaboration and Communities,yaitu untuk kebutuhan kolaborasi antara pengguna, saling berbagi ide, knowledge,dan pengalaman.
4.      Content Management, yaitu untuk mengelola dan mempublikasikan seluruh informasi organisasi baik yang terstruktur (database) maupun yang tidak terstruktur (dokumen, notulen, e-mail, dsb)seehingga memudahkan dalam pencarian dan penggunaan dokumen yang dibutuhkan.
5.      Learning, yaitu sebagai pendukung proses belajar di organisasi,melalui pendekatan learning by doing.


 

DAFTAR PUSTAKA

Abell, Angela dan Nigel Oxbrow (2001).Computing with Knowledge.
      The Information Professional in the Knowledge Management Age.
      London:Libarary Association Publication.

Bell, Housel (2001).Measuring and Managing Knowledge,McGraw-Hill,
Singapore.

Birkinsaw, Julian (2001).”Making Sense of Knowledge Management” dalam IVEY Business Journal, March/April, pp: 32-36.

Burk, M (1999). “Knowledge Management: Everyone Benefit by Sharing Information”, Public Roads,Vol.63,no.3 Nov/Des 1999. Federal Highway Administration, US Departement of Transportation.

Carl Davidson and Philip Voss (2003). Knowledge Management:An Introduction to creating a competitive advantage from intellectual capital. New Delhi: Vision Books.
Cole,Stephen (1992).Making Science: Between Nature and Society.Cambridege,Mass: Harvard University Press.
Davenport, Thomas H and Prusak,L(1998). Working Knowledge : How Organizations Manage What They Know. Boston: Harvard Business School Press.
Davidson, Carl & Philip Voss (2003). Knowledge Management : An Introduction to creating Competitive Advantage from intellectual capital, Vision Books, New Delhi, India.
Donald Histlop (2005). “The effeck of network size on intra-networt  knowledge processes”. Knowledge Management Research & Practice, Vol.3, No.4, Nov 2005: pp. 244-252.
Dubravka Cecez-Kecmanovic (2004). “A sensemaking model of knowledge in organizations: a way of understanding knowledge management and the role of information technologies”. Knowledge Management Research & Practice, Vol.2, No.3, Dec 2004: pp.155-168.
Efimove, L (2004). “Discovering the Iceberg of Knowledge Work: Weblog Case”, OKLC 2004, https://doc.telin.nl/dscqi/ds.py/get/file-34786
El-Sayed Abou-Zeid (2005). “A culturally aware model of interorganizational knowledge transfer”. Knowledge Management Research & Practice. Vol.3,No.3,August 2005:pp. 146-155.
Elayne Coaks, Anton Bradburn & Gill Sugden, (2004) “Managing and leveraging knowledge for organizational advantage”,Knowledge Management Research & Practice, Vol.2, No.2, August 2004: pp. 118-128.
Erickson, Thomas and Wendy A.Kellogg (2000), “Social Translucence : an approach toDesigning systems that support social process” in ACM Transsaction on Computer Human Interaction, Vol 7,No.1,pp.59-83.
Fu-Sheng Tsai (2005). “Composite diversity, social capital, and group knowledge sharing”. Knowledge Management Research & Practice,Vol.3, No.4, Now 2005: pp.218-228.
Garvin, David (2000). Learing in Action: A Guide to Putting the Learning Organization to Work.Boston: Harvard Business Scholl Press.
Housel, Thomas J and Arthur H.Bell (2001). Measuring and Managing Knowledge.
Boston: Mc Graw-Hill International Edition.
Ido Millet (2005).” Management by issues: an organizational system for processing problems and opportunities”. Knowledge Management Research & Practice, Vol.3, No.3, August 2005:pp. 173-182.
I Nyoman Rudy (2005).Pengembangan Knowledge Management di SMA Kota Baru,Kalimantan Timur (tidak dipublikasikan),40 hal.
James J.Stapleton (2003). Executive’s guide to knowledge management: the last compertitive advantage. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Janszen, Felix (2000). The Age of Innovation: Making Business Creativity a Competence Not a Coincidence. London: Pearson Education Limited.
Jozef Loermans and Dieter Fink (2005).” How organizations evaluate their knowledge management projects: a metastudy of the period 1992-2002”. Knowledge Management Research & Practice, Vol.16, No.3, pp 217-232.
Kling, Rob (2000). “Learning about Information Technology and Social Change: the Constribution of Social Informatics”. The Information Society, Vol.16, No.3, pp 217-232.
Kling, Rob (1998).”Organizational Analysis in Computer Science” dalam International Perspectives on Information System: a Social and Organizational Dimension, edited by Savvas Katsikides and Graham orang.Sydney: Ashgate,pp : 43-66.
Malhotra, Yogesh (2000). “ From Information Management to Knowledge Management: Beyond the “Hi-Tech Hidebound’ Systems” dalam K. Srinantaiah dan MED Koenig (ed). Knowledge Management for the Information Professional. Medford, N.J: Information Today, Inc. pp:37-61.
Miller, F.J (2002). “I=O (Information has no intrinsic meaning).Information Research, 8 (1), paper no.140. http//InformationR.net/ir/8-1/paper140.html
Natarajan, Ganesh & Sandhya Shekar (2001). Knowledge Management: Enabling Business Growth, McGraw-Hill,Malaysia.
Nath Pradosh, N.Mrinalini, G.D. Sandhya (2002). Knowledge Management for R&D Organizations, National Institute of Science Communications (NISCOM), Pusa Gate, KS Krishnan Marg, New Delhi, India.
Ningky Munir (2001). Proses Penciptaan Knowledge di Perusahaan.Jakarta: Seminar Ikatan Pustakawan Indonesia, 14 hal.
Nonaka, Ikujiro and Takeuchi, Hirotaka (1995). The Knowledge- Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford: Oxford University Press.
Orlikowski, WJ and Baroudi, J.J. (1991) “ Atudying Inforamation Technology in Organizations: reseach approaches and assumptions”. Information Systems Research (2): 1-28.
Pendit, Putu Laxman (2001).Manajemen Knowledge dan Kompetensi Profesional Informasi.jakarta:Seminar IMPI,21 hal.
Pradosh-Nath, N.Mrinalini, G.D.Sandhya. (2002). Knowledge Management for R & D Organizations.Nittads, Now Dehli.
Roal, M (2004) “Distributed KM-Improving Knowledge Worker,Produktivity and Organizational Knowledge Sharing with Weblog-based Personal Publishing”. The European Coference on Webligs, Vienna, July 5-6, 2004.
Setiarso, Bambang (2005). “ Knowledge Sharing in Organizations: models and mechanism”. Kualalumpur (Malaysia) : Special Library Conference (Slib 2005), May 15- 17 , 2005.p 14.
Setiarso, Bambang (2005). Strategi Pengelolaan Knowledge untuk Meningkatkan Daya Saing UKM. Proceeding Seminar Ilmiah Nasional PESAT 2005. Jakarta: Universitas Guna Darma, Vol. 1 – Agustus 2005, 9 hal.
Subagyo, H. 2006, “Metodologi Pengukuran Peranan Forum Diskusi dalam Proses Berbagi Knowledge; Kasus Intra PDII-LIPI”, Diklat Peneliti Tingkat I, Juli 2006.
Turban,Mclean,Wetherbe (2002). Information Technology for Management, Transforing Business in the Digital Economy, 3 rd Ed, John Wiley & Sons,Inc,USA.
Wilson, T.D.(2002) “ The Nonsense of knowledge management”.information Research, Vol.8, No.1,pp 49.
Van de Brink, P (2001), “Measurement of conditions for knowledge sharing”, Proceedings 2 nd Eropean Conference on Knowledge Management, Bled.

 

1 comments:

  1. maaf mas/mbak sebelumnya...

    boleh ga saya minta softcopy dari materi ini untuk menjadi bahan referensi tesis saya terkait knowledge management system ?

    ReplyDelete