KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi
Allah SWT yang telah menolong hambanya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Karena tanpa pertolonga-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun
agar pembaca dapat lebih memahami tentang kewirausahaan. Makalah ini disusun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bpk Ridho S,Pd selaku guru mata pelajaran Kewirausahaan
yang telah banyak membantu penyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih.
Kebumen,
26 januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………..……………………………………………
Daftar Isi ………………………......…………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masala .……………..……………………….......................
Metode Pembahasan …...….…………………………………………………
Batasan Masalah ……….…...………………………………………………..
Tujuan …………………..…….………………………………………………
BAB II ISI
Sejarah Singkat ………………………………………………………………
Omset …………………………………………………………………………
Keunggulan ……………..……………………………………………………
BAB III PENUTUP
Kesimpulan …………….…….………………………………………………
Saran ………………………….………………………………………………
Dokumentasi …………..….…………………………………………………
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Wirausaha
merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara
memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produkk barang atau jasa. Dalam
menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki :
1. Skill (kemampuan)
Seorang pelaku
usaha harus memiliki skil (kemampuan) untuk berwirausaha karna tanpa skil
(kemampuan) seorang pelaku usaha tidak akan mungkin bisa berwirausaha. Jadi
skill (kemampuan) adalah modal utama yang harus dimiliki dalam berwirausaha.
2. Tekad (kemauan)
Apabilaseorang
pelaku usaha telah mempunyai skill (kemampuan) tapi tanpa ada tekad (kemauan
yang kuat) untuk berwirausaha maka skill (kemampuan) berwirausaha itu akan
sia-sia karena tidak dapat tersalurkan. Jadi pada dasarnya skill dan tekad itu
harus dimiliki oleh seorang pelaku wirausaha
3. Modal
Modal merupakan
aspek yang sangat menunjag dalam hal memulai dan menjalankan suatu usaha
disamping mempunyai skill dan tekad.
4. Target dan Tujuan
Seorang pelaku
usaha apabila ingin menjalankan suatu usaha maka harus bisa menentukan targer
dan tujuan pemasarannya. Karena apabila target dan tujuan tidak direncanakan
maka usaha yang dijalankan tidak mungkin dapat bertahan lama.
5. Tempat
Tempat
berwirausaha merupakan aspek yang harus dimiliki bila ingin menjalankan
wirausaha. Karena tempat juga sangat menunjang dalam hal wirausaha dan bisa
menjadikan suatu bahan pertimbangan oleh konsumen mengenai wirausaha yang
sedang dijalankan.
B. METODE PEMBAHASAN
Dalam hal ini penulis
menggunakan:
a.
Metode Naratif
Sebagaimana ditunjukan oleh judulnya,
pembahasan ini bertujuan untuk memberikan suatu cerita dari narasumber tentang
suatu usaha yang sedang dijalankan samapi mencapai kesuksesan.
b.
Survai
Proses yang dilakukan melalui wawancara, mengumpulkan data-data dan keterangan dari seorang narasumber yang ada hubungannya dengan usaha yang sedang dijalankan.
Proses yang dilakukan melalui wawancara, mengumpulkan data-data dan keterangan dari seorang narasumber yang ada hubungannya dengan usaha yang sedang dijalankan.
C. BATASAN MASALAH
Agar masalah
pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam
hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya
pada ruang lingkup tentang kisah awal mulanya berwirausaha sampai mencapai
kesuksesan.
D. TUJUAN
Sebagai contoh yang bisa ditiru apabila ingin
menjalankan suatu usaha Untuk memenuhi tugas kedua mata kuliah Kewirausahaan
BAB II
ISI
A. SEJARAH SINGKAT
Ibu Aah adalah
salah seorang dari banyak pemilik kos-kosan yang sukses. Beliau keturunan
Bandung asli sedangkan suaminya Alm. Bapak Peman keturunan tasik. Mereka
mempunyai 7 orang anak dan tinggal di daerah Pasteur yang kala itu belum di
bangun jembatan layang. Singkat cerita setelah beberpa lama kemudian rumahnya
digusur karena pada waktu itu ada proyek pembangunan jalan layang lalu akhirnya
beliau pun membeli rumah yang sederhana yang berukuran 7x10 di daerah Gatot
Subroto jln. maleer 4 No. 24C RT 006/RW002 yang dibeli pada tahun 1982 yang
pada waktu itu beliau membelinya dengan harga Rp. 1.500.000,-. Namun berhubung
suaminya mempunyai warisan rumah dari orang tuanya di Tasikmalaya tepatnya di
daerah Manonjaya maka belia dan, suaminya beserta anak-anknya pindah ke
Tasikmalaya tetapi dan rumah yang baru dibelinya di bandung dbiarkan kosong.
Tak lama setelah pindah rumah ke Tasikmalaya suaminya meninggal dunia dan
akhirnya beliau tinggal bersama bersama anak-anaknya. Beliau pun harus
menghidupkan keluarganya sendiri tanpa suami tercinta.
Kemudian beliau membeli sebuah mesin jahit bekas dari tetanganya untuk membuka usaha jahit pakaian. Walaupun pengasilannya kecil tapi beliau tak penah mengeluh dan selalu menjalankan usahanya dengan penuh semangat dan kesabaran. Singkat cerita setelah 5 anaknya yang telah berkeluarga maka beliau beserta 2 anak yang masih sekolah pindah ke bandung untuk menempati rumah yang pernah dibelinya sekaligus untuk mencoba buka usaha jahit baju di Bandung. Setelah lama tinggal di bandung dengan penghasialan jahit baju yang pas-pasan dan anak-anaknya telah berkeluarga semua, akhirnya sekitar tahun 1998 secara tidak disengaja ada seseorang yang berasal dari Ambon mencari tempat kos dan kebetulan dirumahnya ada 1 kamar ukuran 2x3 yang kosong akhirnya kamar itu pun koskan. Kemudian uang kos yang didapatkan perbulannya selalu beliau sisihkan untuk ditabung. Akhirnya setelah satu tahun kemudian uang yang ditabungkannya itu beliau gunakan untuk memperbaiki rumahnya dan sekaligus membangun 6 kamar ke atas (tingkat) dengan ukuran masing-masing 2x3.
Kemudian beliau membeli sebuah mesin jahit bekas dari tetanganya untuk membuka usaha jahit pakaian. Walaupun pengasilannya kecil tapi beliau tak penah mengeluh dan selalu menjalankan usahanya dengan penuh semangat dan kesabaran. Singkat cerita setelah 5 anaknya yang telah berkeluarga maka beliau beserta 2 anak yang masih sekolah pindah ke bandung untuk menempati rumah yang pernah dibelinya sekaligus untuk mencoba buka usaha jahit baju di Bandung. Setelah lama tinggal di bandung dengan penghasialan jahit baju yang pas-pasan dan anak-anaknya telah berkeluarga semua, akhirnya sekitar tahun 1998 secara tidak disengaja ada seseorang yang berasal dari Ambon mencari tempat kos dan kebetulan dirumahnya ada 1 kamar ukuran 2x3 yang kosong akhirnya kamar itu pun koskan. Kemudian uang kos yang didapatkan perbulannya selalu beliau sisihkan untuk ditabung. Akhirnya setelah satu tahun kemudian uang yang ditabungkannya itu beliau gunakan untuk memperbaiki rumahnya dan sekaligus membangun 6 kamar ke atas (tingkat) dengan ukuran masing-masing 2x3.
Tetapai maksud
beliau membangun kamar tersebut bukan untuk di sewakan untuk jadi koskan
melainkan untuk anak-anaknya apabila datang mengunjunginya agar tidak berebut
kamar karena semua anaknya telah berkeluarga. Namun karena anak-anaknya tidak
setiap hari berkunjung dan tidak selalu berbarengan apabila berkunjung maka
kamarnya selalu kosong dan beliau pun akahirnya berpikir untuk menjadikannya
kamar kosan. Setelah berunding dengan anak-anaknya dan diijinkan untuk dijadikan
kamar kos maka ke 6 kamar barunya pun dijadikan kosan
B. OMSET
B. OMSET
Pada awalnya
pendapatan pertama adalah Rp. 200.000,- perbulan karena pada saat itu hanya ada
satu kamar yang terisi. Tapi beliau tak pernah mengeluh dan selalu bersabar
menunggu kamar kos lainya ada yang mengisi, akhirnya dengan kesabarannya
lama-lama kosannya pun penuh dan selalu ada yang ngisi apabila ada kamar kos
yang kosong. Kebanyakan penghunikosnya adalah mahasiswa dan pegawai.
Pada saat itu
pendapatannya Rp. 1.400.000,-perbulan dan uang hasilnya pun selalu beliau
sisihkan untuk ditabung. Kemudian tahun berikutnya karena ada kenaikan harga
BBM dan listrik harga kosan pun naik menjadi Rp. 250.000,- per bulan dan
pendapatanya bertambah menjadi Rp. 1.750.000,- tapi masih penghasilan kotor.
Untuk penghasilan bersihnya diperkirakan hanya Rp. 1.500.000,-
Setelah beberapa tahun kemudian sekitar tahun 2005 beliau berfikir untuk membangun kamar kosan baru di deerah berbeda tapi pada saat itu yang menjadi kendala utama saat pross pembangunannya adalah modal. Beliau masih kekurangan modal karena uang tabungannya masih kurang untuk membangun kosan baru yang memerlukan modal yang cukup besar. Beliau pun tak pernah putus asa dan akhirnya beliau berfikir untuk meminjam modal tambahan ke bank.
Singkat cerita kamar kos barunya pun selesai dibangun dengan jumlah kamar 22 dengan ukuran 2x3 dengan harga Rp. 400.000,- perkamar perbulan pendapatan kotor dari kosan barunya adalah Rp. 8.800.000,- per bulan. Belum lagi beliau harus bayar cicilan ke bank selama 5 tahun cicilan. Jadi diperkirakan pendapatan bersih perbulanya adalah Rp. 5.000.000,- tapi kini setelah cicilan ke banknya selesai penghasilannya bertambah menjadi Rp. 7.000.000,- per bulan.
Kamar kosan juga akan naik harganya apabila 1 kamar diisi oleh 2 orang. Karna apabila 1 kamar di isi 2 orang maka harga kos menjadi Rp. 500.000,- jadi tiap bertambah 1 orang maka harga kos bertambah Rp. 100.000,-. Misalkan tiap kamar diisi 2 orang maka pendapatannya menjadi Rp. 11.000.000,- tapi itu masih penghasilan kotor di perkirakan penghasilan bersihnya sekitar Rp. 7.000.000,- per bulan dari kosan barunya. Jadi total penghasilan bersih dari kosan lama dan kosan baru diperkirakan mencapai Rp.8.500.000,- perbulan dan kini telah mencapai Rp. 10.000.00,- perbulan seelah cicilan ke banknya selesai.
Setelah beberapa tahun kemudian sekitar tahun 2005 beliau berfikir untuk membangun kamar kosan baru di deerah berbeda tapi pada saat itu yang menjadi kendala utama saat pross pembangunannya adalah modal. Beliau masih kekurangan modal karena uang tabungannya masih kurang untuk membangun kosan baru yang memerlukan modal yang cukup besar. Beliau pun tak pernah putus asa dan akhirnya beliau berfikir untuk meminjam modal tambahan ke bank.
Singkat cerita kamar kos barunya pun selesai dibangun dengan jumlah kamar 22 dengan ukuran 2x3 dengan harga Rp. 400.000,- perkamar perbulan pendapatan kotor dari kosan barunya adalah Rp. 8.800.000,- per bulan. Belum lagi beliau harus bayar cicilan ke bank selama 5 tahun cicilan. Jadi diperkirakan pendapatan bersih perbulanya adalah Rp. 5.000.000,- tapi kini setelah cicilan ke banknya selesai penghasilannya bertambah menjadi Rp. 7.000.000,- per bulan.
Kamar kosan juga akan naik harganya apabila 1 kamar diisi oleh 2 orang. Karna apabila 1 kamar di isi 2 orang maka harga kos menjadi Rp. 500.000,- jadi tiap bertambah 1 orang maka harga kos bertambah Rp. 100.000,-. Misalkan tiap kamar diisi 2 orang maka pendapatannya menjadi Rp. 11.000.000,- tapi itu masih penghasilan kotor di perkirakan penghasilan bersihnya sekitar Rp. 7.000.000,- per bulan dari kosan barunya. Jadi total penghasilan bersih dari kosan lama dan kosan baru diperkirakan mencapai Rp.8.500.000,- perbulan dan kini telah mencapai Rp. 10.000.00,- perbulan seelah cicilan ke banknya selesai.
Menurut ibu Aah,
Rencana tahun kedepannya beliau akan membangun kosan lagi di daerah
Pasteur/Tamansari (daerah tempat tingalnya dulu) dan Tasikmalaya (tempat
kelahiran suaminya) karena beliau berencana ingin pindah lagi dan menetap
selamanya di Tasikmalaya. Tetapi katanya pembangunan kosan itu masih dalam
tahap perencanaan jadi belum dapat dipastikan kapan akan dimulai
pembangunannya, selain itu beliau juga punya rencana untuk pergi haji terlebih
dahulu. Apabila kosan yang beliau rencanakan jadi maka beliau diperkirakan akan
mendapatkan pendapatan sekitar Rp. 30.000.000,- perbulannya untuk kosan baru
yang direncanakanya itu. Tapi meurut beliau kosan barunya itu akan dibangun
setelah selesai melaksanakan haji.
C. KEUNGGULAN
Ada pun
keunggulan kosan ibu Aah adalah:
·
Aman. Maksudnya aman dari tindak kejahatan
pencurian. Misal : pencurian kendaraan bermotor dan pencurian jemuran pakaian.
·
Air bersih
·
Sinar
matahari bisa masuk apabila pagi hari
·
Bayaran kosan
bisa nunggak apabila mepet asal tidak lebih dari 3 bulan
·
Listrik tidak
bayar lagi walaupun banyak membawa barang-barang yangØ menggunakan listrik. Misal: Majicom, TV,
computer/notebook, dispenser, dll.
·
Ada 1 kamar
mandi untuk 2 kamar
·
Lemari pakaian dan kasur telah disediakan
·
Ada dapur
umum jadi penghuni kos bisa masak sendiri tetapi untuk
·
pengisian gas
LPG ditanggung oleh penghuni kos yang suka menggunakannya
·
Tiap kamar
mandi disediakan 2 ember untuk nyuci pakaian atau ngerendem pakaian
·
Dekat dengan warung nasi karna posisinya
berhadap-hadapan
·
Harga relatip terjangkau untuk hunian kos didaerah
tersebut
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi ibu Aah
adalah seorng pemilik kos yang sukses dari sekian banyak pemilik kosan yang
sukses. Walau usianya sudah tua tapi semangat berjuangnya seperti masih berusia
muda tak pernah menyerah, selalu berusaha dan berdoa. Dengan sikapnya yang
ramah terhadap semua orang, penampilan yang sederhana dan rumah yang
ditempatinya sederhana tapi dibalik semua itu beliaulah salah satu dari banyak
pemilik kosan yang sukses dengan pendapatan perbulannya telah mencapai puluhan
juta.
Jadi intinya
kita jangan pernah memandang seseorang hanya dari penampilan luarnya saja
karena penampilan itu bisa menipu selain itu juga kita tidak boleh menyerah
apalagi putus asa dalam melakukan usaha apa pun Karena semua yang kita lakukan
pasti ada jalannya. Mamang kegagalan merupakan cmbuk untuk sebuah kesuksesan
tapi dibalik kegagalan itu pasti ada hikmahnya. Ada pepetah bilang “masih banyak
jalan menuju roma” kita memang harus selalu optimis dengan semuanya. Dalam
segala hal yang kita lakukan pasti ada ujian, cobaan dan tantangannya. Secara
tidak disadari itu merupakan musuh yang tidak kita ketahu darimana datangnya,
arahnya dan tujuanya tapi itu semua memang harus kita hadapi. Bila kita mampu
menghadapinya maka tunggulah kesuksesan telah menunggu. Tapi kita juga jangan
lupa berdoa karena dalam suatu hadis dikatakan “kejerlah akhiratmu maka dunia
akan mengejarmu”jadi dalam melakukan usaha apapun harus diimbangi dengan
keimanan.
B. SARAN
Untuk
penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya, saya mengharapkan adanya saran dari
semua pihak baik dosen maupun seluruh mahasiswa yang membaca makalah
kewirausahaan ini terhadap kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
0 comments:
Post a Comment