BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan formal di lingkungan sekolah mulai jenjang
prasekolah (TK), SD, SLTP sampai SLTA memiliki kurikulum yang memuat pelajaran
dan materi yang akan diajarkan, salah satu pelajaran tersebut adalah
matematika. Sebagian besar siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang
sukar dan menakutkan, sehingga menjadi momok bagi siswa. Hal tersebut
sebenarnya bertolak belakang dengan keadaan sebenarnya. Matematika dijadikan
tolak ukur kelulusan siswa (SLTP dan SLTA) melalui diujikannya matematika dalam
ujian nasional dan diajarkan di semua jenjang pendidikan dan jurusan.
Permasalahan belum diterimanya matematika secara sukarela
atau senang hati oleh siswa menjadi pekerjaan atau tugas khusus bagi guru
sebagai pendidik khususnya guru matematika. Hal ini dapat diminimalisir dengan
memberikan wawasan dan arahan serta pendekatan yang tepat kepada siswa.
Khususnya tentang penggunaan atau aplikasi matematika dalam bidang ilmu lain
dalam kehidupan sehari-hari. Secara sengaja atau tidak sengaja maupun langsung
atau tidak langsung, masyarakat atau siswa menerapkan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Selain melalui arahan dan pendekatan yang tepat, dapat
juga dengan merevisi kurikulum yang disesuaikan kondisi dan keadaan.
Perubahan kurikulum telah dilakukan oleh pemerintah melalui
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Kurikulum terbaru dinamakan
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) yang disesuaikan dengan kondisi dan
keadaan sekolah. Selain disesuaikan dengan jenjang dan program keahliannya.
Setiap materi matematika diarahkan untuk dapat diterapkan atau diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari melalui soal-soal aplikasi.
Matematika memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang lain dan mampu menjawab permasalahan-permasalahan kehidupan
dengan cepat dan tepat serta dapat dipertanggungjawabkan.
- Memahami Matematika
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pendidikan diartikan
sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses,
perbuatan dan cara mendidik. Menurut John Dewey, pendidikan diartikan sebagai
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia. Sedangkan menurut S.A. Subrata,
pendidikan diartikan sebagai usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun
tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai
kedewasaannya. Berdasarkan beberapa pengertian tentang pendidikan tersebut maka
pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilaksanakan secara langsung
maupun tidak langsung dalam upaya memberikan perubahan seseorang kearah
kedewasaan yang dilihat dari segi pola berpikir (kognitif), segi sikap
(afektif), dan segi tingkah laku (psikomotor).
Pengertian matematika menurut kamus besar Bahasa Indonesia
adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Dalam
perkembangannya bilangan ini diaplikasikan ke bidang ilmu-ilmu lain sesuai
penggunaannya. Menurut James dan James (1976), matematika diartikan sebagai
ilmu logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling
berubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang terbagi ke dalam tiga bidang
yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sedangkan menurut Reys dkk. (1984),
matematika diartikan sebagai analisis suatu pola dan hubungannya, suatu jalan
atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Berdasarkan
pengertian-pengertian tentang matematika tersebut maka matematika dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari bilangan dan bangun serta
konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika menggunakan
simbol-simbol yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya. Pendidikan
matematika dapat diartikan sebagai proses perubahan baik kognitif, afektif, dan
kognitif kearah kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika.
Ada
beberapa karakteristik matematika, antara lain :
1. Objek yang dipelajari abstrak.
Sebagian besar yang dipelajari dalam matematika adalah angka
atau bilangan yang secara nyata tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak
manusia.
2. Kebenaranya berdasarkan logika.
Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran secara logika
bukan empiris. Artinya kebenarannya tidak dapat dibuktikan melalui ekserimen
seperti dalam ilmu fisika atau biologi. Contohnya nilai √-2 tidak dapat
dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika ada jawabannya sehingga
bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal).
3. Pembelajarannya secara bertingkat
dan kontinu.
Pemberian atau penyajian materi matematika disesuaikan
dengan tingkatan pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam
mempelajari matematika harus secara berulang melalui latihan-latihan soal.
4. Ada keterkaitan antara materi yang
satu dengan yang lainnya.
Materi yang akan dipelajari harus memenuhi atau menguasai
materi sebelumnya. Contohnya ketika akan mempelajari tentang volume atau isi
suatu bangun ruang maka harus menguasai tentang materi luas dan keliling bidang
datar.
5. Menggunakan bahasa simbol.
Dalam matematika penyampaian materi menggunakan
simbol-simbol yang telah disepakati dan dipahami secara umum. Misalnya
penjumlahan menggunakan simbol "+" sehingga tidak terjadi dualisme
jawaban.
6. Diaplikasikan dibidang ilmu lain.
Materi matematika banyak digunakan atau diaplikasikan dalam
bidang ilmu lain. Misalnya materi fungsi digunakan dalam ilmu ekonomi untuk
mempelajari fungsi permintan dan fungsi penawaran.
Berdasarkan karakteristik tersebut maka matematika merupakan
suatu ilmu yang penting dalam kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Hal ini yang harus ditekankan kepada siswa sebelum mempelajari
matematika dan dipahami oleh guru.
Dari sisi siswa, pemahaman tentang manfaat matematika dalam
kehidupan sangat berperan penting. Ada pepatah "Tak kenal maka tak sayang,
tak sayang maka tak cinta". Artinya dalam proses belajar khususnya belajar
matematika, siswa harus mengenal dulu apa itu matematika ? bagaimana proses
matematika ? untuk apa itu matematika ?. Motivasi tersebut harus diberikan
sehingga minat atau kemauan siswa untuk mempelajari matematika muncul, sehingga
pada proses belajarnya mereka akan fokus dan dapat menerima dengan baik materi
yang dipelajari.
Sedangkan dari sisi guru, dalam memberikan atau mengajar
matematika dituntut memenuhi beberapa aspek yaitu latar belakang pendidikan dan
penguasaan materi dan teknik penyampaian materi. Artinya guru matematika harus
memiliki latar belakang pendidikan sarjana (S-1) pendidikan matematika. Namun
dalam penerapannya masih banyak guru matematika dengan latar belakang
non-pendidikan matematika. Pengusaan materi berkaitan dengan penguasaan
kurikulum pendidikan khususnya kurikulum pelajaran matematika. Kurikulum
memiliki pengertian sebagai sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan dan harus
ditempuh atau dipelajari siswa untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan dan
memperoleh ijazah. Memahami kurikulum adalah mampu mengorganisasikannya.
Menurut Tyler, merumuskan organisasi kurikulum yang efektif adalah :
7. Berkesinambungan (continuity),
artinya pelaksanaan kurikulum hendaknya tidak terputus ditengah jalan, tidak
nyambung, loncat sana loncat sini, sebab keterkaitan materi pelajaran
matematika adalah adanya hubungan satu sub kompetensi (materi) dengan sub kompetemensi
lainnya. Materi yang sukar jangan dilewati atau hanya memberikan materi-materi
yang mudah atau sudah dikuasai saja walaupun dalam satu kompetensi yang sama.
Pemberian materi jangan terputus karena guru sering tidak hadir.
8. Berurutan (sequence), artinya
penyampaian materi harus bertahap dan berjenjang. Mulai dari yang konkret ke
yang abstrak, dari yang mudah ke yang sulit, materi yang menjadi dasar atau
prasyarat materi lain harus diajarkan lebih dahulu. Salah satu contohnya untuk
mempelajari materi matematika keuangan di kelas XI SMK semester dua harus
menguasai materi tentang barisan dan deret di kelas XI SMK semester satu.
9. Keterpaduan (integration), artinya
materi yang satu dengan materi yang lain ada keterkaitan atau materi yang
sesuai atau relevan dapat digunakan untuk menyelesaikan soal materi yang
lainnya dalam pelajaran matematika. Contohnya untuk menyelesaikan matriks dapat
diselesaikan dengan sistem persamaan linier melalui metode eliminasi dan
substitusi. Bahkan materi matematika dapat diintegrasikan dengan materi
pelajaran lain yang disebut aplikasi matematika. Contohnya menyelesaikan materi
fungsi permintaan dan penawaran dalam pelajaran ekonomi dapat diselesaikan
dengan materi fungsi dalam matematika. Menghitung kecepatan atau percepatan dapat
diselesaikan dengan materi limit. Masih banyak penggunaan materi matematika
dalam ilmu pengetahuan yang lain, hal ini berkaitan dengan istilah matematika
sebagai "mother of science". Artinya matematika membantu dalam
perkembangan ilmu pengetahuan yang lain.
Kurikulum bagi guru berfungsi sebagai pedoman guru untuk
menyusun, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengadakan remedial / pengayaan
program menurut / sesuai materi pelajaran yang diajarkan.
Guru juga harus memahami psikologi belajar siswa, dalam
belajar siswa harus dalam kondisi senang dan tidak tertekan sehingga siswa akan
respek terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Penampilan dan pembawaan sikap
guru pun harus baik dan bersahabat. Sebagian besar siswa menganggap guru
matematika itu galak dan menakutkan, hal ini yang harus diubah oleh guru dengan
melakukan pedekatan lebih baik kepada siswa dan tidak memberikan ganjaran atau
hukuman dengan fisik tetapi dengan kegiatan yang bermakna. Contohnya ketika
siswa tidak mengerjakan PR maka berikan hukuman dengan memberi tugas mencatat
materi yang baru, jangan diberikan hukuman dengan kekerasan seperti disuruh ke
luar kelas dan lari di lapangan. Hal tersebut tidak mendidik, karena akan
memberikan respon yang kurang baik dari siswa sehingga mereka akan enggan untuk
belajar.
Guru pun harus memiliki kreatifitas khususnya dalam hal
metode pengajaran. Metode pengajaran yang dilakukan harus disesuaikan dengan
karakteristik dan bobot materinya. Materi matemetika dapat diberikan melalui
peragaan atau percobaan maupun pengamatan ke lapangan. Misalnya materi bangun
ruang dapat disajikan melalui model-model bangun ruang, materi trigonometri
mengukur ketinggian suatu benda dapat dilakukan dengan praktek di lapangan.
Sehingga tuntutan agar guru kreatif harus dilaksanakan karena dengan metode
konvensional (ceramah) penyampaian materi kurang efektif. Artinya pengajaran
matematika dapat melalui alat-alat modern sesuai perkembangan zaman.
Selain itu, guru harus tegas dalam konsep dimana konsepsi
matematika berorientasi pada :
10. Formalistis; pengertian modern,
campuran, hubungan, fungsi, kelompok, vektor yang diperkenalkan dan dimasukan
dengan definisi dan dihubungkan satu sama lain dalam sistem yang disusun secara
deduktif.
11. Dunia di sekelilingnya dengan titik
tolak dari tema yang diambil dari jangkauan pengalaman siswa. Siswa mempunyai
tugas untuk mematematiskan keadaan sekeliling artinya menyelidiki sekeliling
mengenai kadar matematika, penggunaannya, terutama dalam contoh sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
12. Heuristik, yaitu sistem yang
pelajarnya dilatih untuk menemukan sesuatu secara mandiri. Menurut Poyla,
upaya-upaya untuk mengalami permulaan pemecahan masalahnya terutama cara
pemikiran yang dalam proses ini secara khusus dapat digunakan, mengarah pada
cara-cara penemuan, merangsang penelitian, perekaan sehingga meningkatkan minat
terhadap matematika.
13. Matematika sebagai perkakas yaitu
sebagai kesiapan teknis, lalu dipahami dan dinilai kemungkinan penerapannya
serta penerapannya dapat dilakukan ke segala bidang.
Peran serta pendidikan matematika dalam pendidikan secara
keseluruhan sangat luas tidak hanya berkaitan tentang hal yang teknis dan
ilmiah saja. Buktinya bahwa persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari
dapat diuraikan dalam model matematika sehingga penyelesaiannya lebih cepat dan
sederhana. Hal ini sesuai dengan tujuan pengajaran matematika di sekolah yang
tertuang dalam kurikulum bahwa matematika melatih siswa untuk berpikir kritis,
kreatif, inovatif, dan mampu menyelesaikan masalah dengan tepat dan singkat
serta dapat dipertanggungjawabkan. Menurut H. Winter (1972), siswa seharusnya
belajar berargumentasi, mengerti apa yang dibicarakan, memahami lalu dapat
mengabstraksikannya sehingga menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan otak kanan
(otak kiri digunakan untuk menghitung dan otak kanan untuk kreatifitas) untuk
mematematisasikan situasi di sekelilingnya. Sehingga guru harus mampu
berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan pembelajaran agar materi atau konsep
yang disampaikan tidak disalahterimakan siswa. Hal ini agar pengajaran
matematika tidak membosankan, menarik, dan menyenangkan.
Menurut Cockroft (1982), matematika sulit dipelajari dan
sulit diajarkan karena objek yang dipelajari bersifat abstrak yaitu angka atau
bilangan dan memiliki hirarki yang tegas serta banyak manipulasi lambang. Guru
harus dapat mengembangkan kualitas pribadi dan siswanya secara keseluruhan,
yaitu :
14. Kebiasaan bekerja dengan baik
seperti : imajinatif, kreatif, dan fleksibel, sistematik, independen dalam
berpikir dan bertindak, bekerja sama, dan cermat.
15. Sikap positif terhadap matematika
antara lain : terpesona dengan matematika; berminat dan termotivasi; gembira
dan menyukai matematik; menghargai maksud, kekuatan, dan relevansi matematika
dalam kehidupan; kepuasan yang tumbuh dari keberhasilan dan keyakinan akan
kemampuannya mengerjakan matematika.
Guru pun
harus mengevaluasi setiap program pengajaran baik materi maupun metode
mengajarnya. Apakah sudah sesuai atau belum dengan tujuan pengajaran. Hal ini
dapat dilihat dari nilai matematika siswa, apabila di atas rata-rata maka perlu
adanya pengayaan dan apabila di bawah rata-rata maka perlu adanya remedial.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Mesir Kuno
- Mengenal rumus untuk menghitung luas dan isi
- Mengenal sistem bilangan dan symbol pada tahun 3100 SM
-Mengenal tripel Pythagoras
- Sitem angka bercorak aditif dan aritmatika
- Tahun 300 SM menggunakan sistem bilangan berbasis 10
- Mengenal rumus untuk menghitung luas dan isi
- Mengenal sistem bilangan dan symbol pada tahun 3100 SM
-Mengenal tripel Pythagoras
- Sitem angka bercorak aditif dan aritmatika
- Tahun 300 SM menggunakan sistem bilangan berbasis 10
2. Yunani Kuno
- Pythagoras membuktikan teorema Pythagoras secara matematis (terbaik)
- Archimedes mencetuskan nama parabola, yang artinya bagian sudut kanan kerucut
- Hipassus penemu bilangan irrasional
- Diophantus penemu aritmatika (pembahasan teori-teori bilangan yang isinya merupakan pengembangan aljabar yang dilakukan dengan membuat sebuah persamaan)
- Archimedes membuat geometri bidang datar
- Mengenal bilangan prima
- Pythagoras membuktikan teorema Pythagoras secara matematis (terbaik)
- Archimedes mencetuskan nama parabola, yang artinya bagian sudut kanan kerucut
- Hipassus penemu bilangan irrasional
- Diophantus penemu aritmatika (pembahasan teori-teori bilangan yang isinya merupakan pengembangan aljabar yang dilakukan dengan membuat sebuah persamaan)
- Archimedes membuat geometri bidang datar
- Mengenal bilangan prima
3. India
- Brahmagyupta lahir pada 598-660 Ad
- Aryabtha (4018 SM) menemukan hubungan keliling sebuah lingkaran
- Memperkenalkan pemakaian nol dan desimal
- Brahmagyupta menemukan bilangan negatif
- Rumus a2+b2+c2 telah ada pada “Sulbasutra”
- Geometrinya sudah mengenal tripel Pythagoras,teorema Pythagoras,transformasi dan segitiga pascal
- Brahmagyupta lahir pada 598-660 Ad
- Aryabtha (4018 SM) menemukan hubungan keliling sebuah lingkaran
- Memperkenalkan pemakaian nol dan desimal
- Brahmagyupta menemukan bilangan negatif
- Rumus a2+b2+c2 telah ada pada “Sulbasutra”
- Geometrinya sudah mengenal tripel Pythagoras,teorema Pythagoras,transformasi dan segitiga pascal
4. China
- Mengenal sifat-sifat segitiga siku-siku tahun 3000 SM
- Mengembangkan angka negatif, bilangan desimal, sistem desimal, sistem biner, aljabar, geometri, trigonometri dan kalkulus
- memecahkan beberapa jenis persamaan yaitu persamaan kuadrat, kubikdan qualitik
- Aljabarnya menggunakan sistem horner untuk menyelesaikan persamaan kuadrat
- Mengenal sifat-sifat segitiga siku-siku tahun 3000 SM
- Mengembangkan angka negatif, bilangan desimal, sistem desimal, sistem biner, aljabar, geometri, trigonometri dan kalkulus
- memecahkan beberapa jenis persamaan yaitu persamaan kuadrat, kubikdan qualitik
- Aljabarnya menggunakan sistem horner untuk menyelesaikan persamaan kuadrat
1. Thales (624-550 SM)
Matematikawan pertama yang merumuskan teorema atau proposisi, tradisi ini menjadi lebih jelas setelah dijabarkan oleh Euclid.
Matematikawan pertama yang merumuskan teorema atau proposisi, tradisi ini menjadi lebih jelas setelah dijabarkan oleh Euclid.
A.
Albert Einstein
Mengemukakan teori
relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum,
mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam
Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan
“pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”.
Pada tahun 1999, Einstein dinamakan “Tokoh Abad Ini” oleh majalah Time. Kepopulerannya juga membuat nama “Einstein” digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagangan lain, dan akhirnya “Albert Einstein” didaftarkan sebagai merk dagang.
Pada tahun 1999, Einstein dinamakan “Tokoh Abad Ini” oleh majalah Time. Kepopulerannya juga membuat nama “Einstein” digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagangan lain, dan akhirnya “Albert Einstein” didaftarkan sebagai merk dagang.
Untuk
menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur
kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.
Rumus Einstein yang paling terkenal adalah E=mc²
Rumus Einstein yang paling terkenal adalah E=mc²
B.
Diophantus (250-200 SM)
Ia merupakan
“Bapak Aljabar” bagi Babilonia yang mengembangkan konsep-konsep aljabar
Babilonia. Seorang matematikawan Yunani yang bermukim di Iskandaria. Karya
besar Diophantus berupa buku aritmatika, buku karangan pertama tentang sistem
aljabar. Bagian yang terpelihara dari aritmatika Diophantus berisi pemecahan
kira-kira 130 soal yang menghasilkan persamaan-persamaan tingkat pertama
C.
Archimedes (287-212 SM)
Agan2 yg pernah
belajar fisika pasti tau nih org. Dia mengaplikasikan prinsip fisika dan
matematika. Dan juga menemukan perhitungan ? (pi) dalam menghitung luas
lingkaran. Ia adalah ahli matematika terbesar sepanjang zaman dan di zaman
kuno. Tiga kaaarya Archimedes membahas geometri bidang datar, yaitu pengukuran
lingkaran, kuadratur dari parabola dan spiral.
D.
Ecluides (325-265 SM)
Mungkin namanya
kurang dikenal, tapi beliau disebut sebagai “Bapak Geometri” gan karena
menemukan teori bilangan dan geometri. Subyek-subyek yang dibahas adalah
bentuk-bentuk, teorema Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran,
tangen,geometri ruang, teori proporsi dan lain-lain. Alat-alat temuan Eukluides
antara lain mistar dan jangka yang agan2 pake sekarang di sekolah.
1. Mesopotamia
·
Menentukan system bilangan pertama kali
·
Menemukan system berat dan
ukur
·
Tahun 2500 SM system
desimal tidak lagi digunakan dan lidi diganti oleh notasi berbentuk baji
2. Babilonia
·
Menggunakan sitem desimal
dan ?=3,125
·
Penemu
kalkulator pertama kali
·
Mengenal geometri sebagai
basis perhitungan astronomi
·
Menggunakan pendekatan
untuk akar kuadrat
·
Geometrinya bersifat
aljabaris
·
Aritmatika tumbuh dan
berkembang baik menjadi aljabar retoris yang berkembang
·
Sudah mengenal teorema
Pythagoras
3. Mesir Kuno
·
Sudah mengenal rumus untuk
menghitung luas dan isi
·
Mengenal system bilangan
dan symbol pada tahun 3100 SM
·
Mengenal tripel Pythagoras
·
Sitem angka bercorak aditif
dan aritmatika
·
Tahun 300 SM menggunakan
system bilangan berbasis 10
4. Yunani Kuno
·
Pythagoras membuktikan teorema
Pythagoras secara matematis (terbaik)
·
Pencetus awal konsep[ nol
adalah Al Khwarizmi
·
Archimedes mencetuskan nama
parabola, yang artinya bagian sudut kanan kerucut
·
Hipassus penemu bilangan irrasional
·
Diophantus penemu aritmatika (pembahasan teori-teori bilangan yang
isinya merupakan pengembangan aljabar yang dilakukan dengan membuat sebuah
persamaan)
·
Archimedes membuat geometri
bidang datar
·
Mengenal bilangan prima
5. India
·
Brahmagyupta lahir pada
598-660 Ad
·
Aryabtha (4018 SM)
menemukan hubungan keliling sebuah lingkaran
·
Memperkenalkan pemakaian
nol dan decimal
·
Brahmagyupta menemukan
bilangan negative
·
Rumus a2+b2+c2 telah ada
pada “Sulbasutra”
·
Geometrinya sudah mengenal
tripel Pythagoras,teorema Pythagoras,transformasi dan segitiga pascal
6. China
·
Mengenal sifat-sifat
segitiga siku-siku tahun 3000 SM
·
Mengembangkan angka
negatif, bilangan desimal, system desimal, system biner, aljabar, geometri,
trigonometri dan kalkulus
·
Telah menemukan metode
untuk memecahkan beberapa jenis persamaan yaitu persamaan kuadrat, kubikdan
qualitik
·
Aljabarnya menggunakan
system horner untuk menyelesaikan persamaan kuadrat
Berdasarkan Tokoh
1. Thales (624-550 SM)
Dapat disebut
matematikawan pertama yang merumuskan teorema atau
proposisi, dimana tradisi ini menjadi lebih jelas setelah dijabarkan oleh
Euclid. Landasan matematika sebagai ilmu terapan
rupanya sudah diletakan oleh Thales sebelum muncul Pythagoras yang membuat
bilangan.
2. Pythagoras (582-496 SM)
Pythagoras
adalah orang yang pertama kali
mencetuskan aksioma-aksioma, postulat-postulat yang perlu dijabarkan ter lebih
dahulu dalam mengembangkan geometri. Pythagoras bukan orang yang menemukan
suatu teorema Pythagoras namun dia berhasil membuat pembuktian matematis.
Persaudaraan Pythagoras menemukan ?2 sebagai bilangan irrasional.
3. Socrates (427-347 SM)
Ia merupakan
seorang filosofi besar dari Yunani. Dia juga menjadi pencipta ajaran serba
cita, karena itu filosofinya dinamakan idealisme. Ajarannya lahir karena
pergaulannya dengan kaum sofis. Plato merupakan ahli piker pertama
yang menerima paham adanya alam bukan benda.
4. Ecluides (325-265 SM)
Euklides
disebut sebagai “Bapak Geometri” karena menemuka teori bilangan dan geometri.
Subyek-subyek yang dibahas adalah bentuk-bentuk, teorema Pythagoras, persamaan
dalam aljabar, lingkaran, tangen,geometri ruang, teori proporsi dan lain-lain.
Alat-alat temuan Eukluides antara lain mistar dan jangka.
5. Archimedes (287-212 SM)
Dia mengaplikasikan
prinsip fisika dan matematika. Dan juga menemukan perhitungan ? (pi) dalam menghitung
luas lingkaran. Ia adalah ahli matematika terbesar sepanjang zaman dan di zaman kuno. Tiga kaaarya
Archimedes membahas geometri bidang datar, yaitu pengukuran lingkaran,
kuadratur dari parabola dan spiral.
6. Appolonius (262-190 SM)
Konsepnya
mengenai parabola, hiperbola, dan elips banyak memberi sumbangan bagi astronomi
modern. Ia merupakan seorang matematikawan tang ahli dalam geometri. Teorema
Appolonius menghubungkan beberapa unsur dalam segitiga.
7. Diophantus (250-200 SM)
Ia merupakan
“Bapak Aljabar” bagi Babilonia yang mengembangkan konsep-konsep aljabar
Babilonia. Seorang matematikawan Yunani yang bermukim di Iskandaria. Karya
besar Diophantus berupa buku aritmatika, buku karangan pertama
tentang system aljabar. Bagian yang terpelihara dari aritmatika Diophantus
berisi pemecahan kira-kira 130 soal yang menghasilkan persamaan-persamaan
tingkat pertama.
BAB III
PEMBAHASAN
Matematika dalam Kehidupan Sehari-Hari dan Prospeknya di
Masa Depan
Salah satu karakteristik matematika adalah diterapkan atau
diaplikasikan dalam bidang ilmu lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari peranan
matematika. Ketika ada sebuah penelitian untuk membuat sesuatu yang baru atau
untuk mengembangkan suatu hal yang telah ada, maka matematika digunakan ketika
melakukan penelitian. Mulai perumusan masalah, pengumpulan data dan fakta,
penggambaran dan pengolahan data serta penganalisisan data sampai penarikan
kesimpulannya. Ketika ada masalah belajar maka perlu adanya penyelesaian atau
solusi. Kondisi seperti ini matematika digunakan melalui investigasi dan
problem solving. Kedua hal tersebut merupakan jantungnya matematika untuk
membantu siswa meningkatkan kemampuan menemukan, menganalisis, dan membuktikan
serta dapat memebantu siswa menyelesaiakan masalah yang berbeda-beda sesuai
dengan situasinya. Ada lima langkah penyelesaian masalah :
1. Menyajikan penyelesaian masalah
dalam bentuk umum.
2. Menyajikan kembali masalah dalam
dalam bentuk operasional.
3. Menentukan strategi atau prosedur
menyelesaikan masalah.
4. Menyelesaikan masalah.
5. Menganalisis dan mengevaluasi
strategi penyelesaian masalah serta menemukan strategi penyelesaian masalah
yang baru.
Matematika dapat digunakan untuk menyeleksi atau menyaring
data yang ada. Seperti tes seleksi calon PNS, Polisi, TNI, pelajar, mahasaiswa
atau karyawan menggunakan tes tulis dengan materi matematika (biasanya logika
dan berhitung) untuk mengetahui kemampuan berpikir cepat dan dapat menyelesaikan
masalah. Dalam bidang teknik matematika digunakan seperti teknik informatika
atau komputer menggunakan konsep bilangan basis, teknik industri atau mesin
matematika digunakan untuk menentukan ketelitian suatu alat ukur atau perkakas
yang digunakan. Menurut Andrea J. O'Connor bahwa "Mathematic is used by
engineers to solve a very wide range of problem, including design calculations
for building, machines, electronic components or chemical plants". Bidang
ekonomi menggunakan konsep fungsi untuk memprediksikan produksi maupun
penjualan.
Ada pepatah " Siapa yang menguasai matematika dan
bahasa maka ia akan menguasai dunia". Artinya matematika sebagai media
melatih untuk berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri, dan mampu
menyelesaikan masalah, sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide atau
gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Selain itu ada istilah "Di
zaman komputer yang digunakan adalah otak bukan otot". Di lingkungan
masyarakat pun secara tidak langsung orang sudah menggunakan matematika.
Seperti ketika orang menghitung penghasilan, hasil panen, jumlah belanja, luas
tanah, luas rumah, ongkos, hak waris, dan masih banyak yang lainnya. Jelas
bahwa matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga apabila
ada siswa yang mengatakan ingin menghindari matematika sebenarnya itu tidak
dapat dilakukan. Karena mau tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas
sehari-harinya.
Berdasarkan fenomena tersebut maka proses matematika di masa
datang sangat bagus. Khususnya di dunia pendidikan, berdasarkan kurikulum yang
terbaru matematika memiliki jam pelajaran yang paling banyak (tingkat SD
rata-rata 6 jam; tingkat SLTP rata-rata 4-5 jam per minggu; tingkat SMK
rata-rata 5 jam pelajaran per minggu; tingkat SMA atau MA progran IPA 8 jam,
IPS 4 jam, Bahasa 3 jam). Hal ini membuat sebagian orang tertarik untuk terjun
dalam dunia pendidikan untuk menjadi guru matematika. Orang yang telah lulus
sarjana (S-1) non-pendidikan matematika melanjutkan kembali ke pendidikan
matematika atau sekedar memperoleh Akta IV. Selain di lembaga pendidikan
formal, matematika memiliki peluang yang bagus di lembaga non formal seperti
lembaga kursus atau privat. Matematika tidak pernah kering peminat karena
prospek di masa datang sangat bagus. Dibandingkan dengan kerja sebagai karyawan
perusahaan yang menggunakan sistem kontrak lebih baik menjadi guru matematika
karena tidak ada istilah guru di PHK. Penghasilan guru matematika walaupun
kecil tapi kontinu dan jelas karena selama masih ada manusia maka pendidikan
akan berjalan terus seperti halnya pepatah "Pendidikan sepanjang
hayat".
Hal tersebut menggugah lembaga perguruan tinggi kependidikan
untuk membuka program studi pendidikan matematika. Karena peminatnya selain
guru-guru yang telah mencapai gelar diploma dan karyawan perusahaan swasta,
anak-anak muda yang baru lulus SLTA pun mulai tertarik dengan matematika.
Banyak lulusan SLTA semua program masuk ke pendidikan matematika. Bagi yang
kurang menyukai matematika harus merubah pandanganya terhadap matematika karena
mau tidak mau setiap hari ia akan berhadapan dengan matematika. Selain itu
prosek matematika sangat bagus di masa mendatang. Hal ini yang menjadi daya
tarik tersendiri, sehingga ada trend bahwa banyak orang beralih profesi menjadi
guru khususnya guru matematika baik di lembaga pendidikan formal maupun
non-formal.
BAB IV
PENUTUP
1. Simpulan
Kesimpulan yang dapat dikemukan sesuai dari paparan
data dan temuan penelitian yang telah diuraikan adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran dengan menggunakan
media komik yang dapat memahamkan siswa terhadap materi pecahan di kelas IV SD
Semen Gresik dilakukan dengan menggunakan tiga tahap yaitu: tahap awal, tahap
inti, dan tahap akhir. Selain menggunakan media komik pembelajaran juga
disertai dengan alat peraga manipulatif untuk membantu pemahaman siswa terhadap
konsep. Sedangkan strategi yang digunakan adalah dengan bermain peran.
Tahap awal digunakan untuk menyampaikan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran, menjelaskan tugas siswa dan tugas kelompok yang
disampaikan secara lisan, serta membangkitkan pengetahuan awal dan materi
prasyarat yang diperlukan.
Tahap inti ditujukan untuk membantu siswa memahami
materi pecahan, didahului dengan menyuruh siswa membaca cerita yang ada pada
komik. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk menceritakan, memberikan
komentar atau tanggapan terhadap isi cerita. Dalam upaya memahami isi cerita
guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada siswa. Selanjutnya guru membagikan
alat peraga kepada masing-masing kelompok dan siswa dapat melakukan diskusi dan
bermain peran dengan mengikuti peragaan pada komik. Dengan melakukan diskusi
dan bermain peran tersebut siswa dapat bekerjasama, berbagi pengalaman dan
pengetahuan yang diperoleh, serta untuk melatih siswa berani mengemukakan
pendapat, bersedia mendengar pendapat orang lain (teman), dan mau menerima
perbedaan pendapat.
Kemudian untuk membentuk pemahaman siswa tentang
materi yang telah dipelajari guru memandu diskusi kelas.
Tahap akhir membimbing siswa untuk membuat rangkuman
pelajaran.
2. Hasil pembelajaran siswa
dengan menggunakan media komik pada siklus I adalah terdapat 84% siswa yang
mendapatkan skor lebih dari 65 dan pada siklus II terdapat 75% siswa
mendapatkan skor lebih dai 65.
3. Respon siswa dan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran pecahan dengan menggunakan media komik adalah positif.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam
penelitian ini, dikemukakan saran sebagai berikut.
1. Perlu mengalokasi waktu
secara baik, karena kegiatan membaca komik apabila tidak dibatasi waktunya akan
lama. Dengan waktu yang tidak dibatasi, siswa akan menggunakan waktu itu untuk
saling cerita antar teman. Disamping itu guru hendaknya selalu memantau
kegiatan membaca siswa.
2. Dalam menyusun komik, perlu
diupayakan memilih komik yang sudah dikenal oleh siswa sehingga siswa terbiasa
dengan pelaku-pelaku yang ada didalamnya. Selain itu perlu diupayakan agar
tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit dan panjang. Sehingga siswa
terhambat dalam memahami isi cerita.
3. Mengelola kelas dengan cara
membentuk siswa secara kelompok dengan memperhatikan tingkat kemampuan
masing-masing siswa.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment