Kerjasama Indonesia-Australia
Pemerintah
Australia dan Indonesia hari Senin menandatangani proyek kerjasama untuk
mencegah masalah perdagangan manusia di kawasan Asia Tenggara. Proyek ini
menitikberatkan pemberian bantuan pada aparat hukum Indonesia dalam menangani
kejahatan perdagangan manusia. Menurut Kepolisian Indonesia, program kerasama
ini penting karena masalah perdagangan manusia tidak bisa diselesaikan hanya
oleh satu negara. Indonesia adalah negara ke 5 yang terlibat dalam program
kerjasama memerangi masalah perdagangan manusia yang dipelopori pemerintah
Australia, setelah Malaysia, Kamboja, Laos dan Birma.
Program yang disiapkan untuk kawasan
Asia ini rencananya akan berlangsung selama 5 tahun ke depan.
Manfaat Kerjasama Kepala Badan
Reskrim Polri Komisaris Jendral Polisi Bambang Hendarso, yang bertanggungjawab
dalam menangani kasus perdagangan manusia lintas batas, menjelaskan dalam
menanggulangi penyelundupan manusia yang modus operandinya memiliki kesamaan
antar satu negara dengan negara lain, apabila tidak ada kerjasama dalam rangka
pencegahan akang mengalami kendala.
Kerjasama Indonesia – Thailand
Pemerintah
Indonesia dan Thailand sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertanian,
terutama alih teknologi informasi dan teknologi, perdagangan, pelatihan, teknik
dan penelitian dalam bidang pertanian. Kesepakatan itu dituangkan dalam MoU
yang ditandatangi oleh Menteri Pertanian Anton Apriyantono dan Menteri
Pertanian dan Koperasi Thailand, Khunying Sudarat Keyuprahan, Jumat siang.
Penandatangan yang dilakukan di Ruang Purple di Thai Koo Fah Building (gedung
pemerintahan Thailand) di Bangkok, disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan PM Thailand Thaksin Shinawatra. Menurut informasi Departemen
Pertanian, bentuk kerja sama yang akan dilaksanakan menurut isi nota
kesepahaman itu antara lain menyangkut promosi perdagangan komoditi pertanian;
pengelolaan dan perlindungan keragaman hayati pertanian; pengembangan dan
penyuluhan pertanian; kerja sama teknik dan peningkatan SDM; serta pengelolaan
dan perlindungan lahan-lahan pertanian dan air. Untuk mendukung pencapaian
kerja sama, kedua pihak sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja Pertanian
Bersama (JAWG), yang diketuai oleh seorang pejabat tinggi dari masing-masing
negara.
Kerjasama Indonesia – Malaysia
Indonesia
dan Malaysia memandang perlunya peningkatan kerjasama di bidang perdagangan,
investasi dan energi, termasuk kerjasama sub regional melibatkan kerjasama
dalam kerangka segitiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura dan Indonesia-Malaysia-Thailand
(IMS dan IMT-GT).
Di masa datang, kerjasama bidang perdagangan, investasi dan energi diharapkan bisa lebih berkembang lagi sekaligus meningkatkan perekonomian kedua negara serta membuka lapangan kerja yang memang dibutuhkan untuk mengurangi pengangguran yang terus meningkat dewasa ini. kedua pemimpin negara sepakat tidak hanya dilakukan antara Pertamina dengan Petronas saja, tetapi juga di bidang kelapa sawit untuk kepentingan minyak sawit (CPO) maupun pengembangan sumber energi dari kepala sawit (bio-energy). Dalam konteks investasi Indonesia akan terus mengembangkan iklim investasi yang lebih baik menyangkut kepastian hukum, kebijakan ekonomi yang lebih kondusif bagi investasi termasuk kebijakan tenaga kerja, sehingga investasi bisa berjalan dengan baik.
Kerjasama Sosial . Di bidang sosial dan kesejahteraan, kedua pemimpin negara juga bersepakat terus
Di masa datang, kerjasama bidang perdagangan, investasi dan energi diharapkan bisa lebih berkembang lagi sekaligus meningkatkan perekonomian kedua negara serta membuka lapangan kerja yang memang dibutuhkan untuk mengurangi pengangguran yang terus meningkat dewasa ini. kedua pemimpin negara sepakat tidak hanya dilakukan antara Pertamina dengan Petronas saja, tetapi juga di bidang kelapa sawit untuk kepentingan minyak sawit (CPO) maupun pengembangan sumber energi dari kepala sawit (bio-energy). Dalam konteks investasi Indonesia akan terus mengembangkan iklim investasi yang lebih baik menyangkut kepastian hukum, kebijakan ekonomi yang lebih kondusif bagi investasi termasuk kebijakan tenaga kerja, sehingga investasi bisa berjalan dengan baik.
Kerjasama Sosial . Di bidang sosial dan kesejahteraan, kedua pemimpin negara juga bersepakat terus
Kerjasama Militer Indonesia-Amerika
Serikat
Beberapa
waktu yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menerima kunjungan
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Donald Rumsfeld, meminta dan berharap agar
normalisasi hubungan militer Indonesia-AS yang sudah berjalan penuh dapat
berlangsung permanen.
Harapan ini bisa dipahami mengingat, pertama, hubungan kerja sama bidang pertahanan kedua negara memang dinamis. Kecenderungan ini bisa dilihat dari pengalaman, saat Presiden Soekarno menyatakan perang dengan Belanda untuk pembebasan Irian Barat, AS tidak memenuhi permintaan Indonesia. Penolakan ini disebabkan sikap politik AS lebih berpihak ke Belanda sebagai bagian dari NATO.
Tahun 1970 sampai 1980-an peralatan persenjataan AS mulai masuk Indonesia. Namun, karena kerusuhan Dili, November 1991, AS mengeluarkan kebijakan menghentikan pasokan alat pertahanan ke Indonesia. Kebijakan ini diperkuat kebijakan embargo militer AS terhadap Indonesia pasca jajak pendapat Timor Timur tahun 1999.
Pada tahun 2001, meski embargo militer AS belum dicabut, hubungan militer Indonesia-AS sempat membaik. Ini terlihat dari komitmen George W Bush mengeluarkan dana segar 400 juta dollar AS untuk mendukung pendidikan masyarakat sipil Indonesia di bidang pertahanan melalui kegiatan perluasan pelatihan dan pendidikan militer internasional (expanded international military education and training).
Harapan ini bisa dipahami mengingat, pertama, hubungan kerja sama bidang pertahanan kedua negara memang dinamis. Kecenderungan ini bisa dilihat dari pengalaman, saat Presiden Soekarno menyatakan perang dengan Belanda untuk pembebasan Irian Barat, AS tidak memenuhi permintaan Indonesia. Penolakan ini disebabkan sikap politik AS lebih berpihak ke Belanda sebagai bagian dari NATO.
Tahun 1970 sampai 1980-an peralatan persenjataan AS mulai masuk Indonesia. Namun, karena kerusuhan Dili, November 1991, AS mengeluarkan kebijakan menghentikan pasokan alat pertahanan ke Indonesia. Kebijakan ini diperkuat kebijakan embargo militer AS terhadap Indonesia pasca jajak pendapat Timor Timur tahun 1999.
Pada tahun 2001, meski embargo militer AS belum dicabut, hubungan militer Indonesia-AS sempat membaik. Ini terlihat dari komitmen George W Bush mengeluarkan dana segar 400 juta dollar AS untuk mendukung pendidikan masyarakat sipil Indonesia di bidang pertahanan melalui kegiatan perluasan pelatihan dan pendidikan militer internasional (expanded international military education and training).
Kerjasama Indonesia-singapura
donesia
dan Singapura menjalin kerja sama di berbagai bidang. Indonesia mengekspor
minyak mentah,timah,gas alan,sayur-sayuran,daging,dan kayu lapis ke
singapura.Sementara itu Indonesia juga bekerja sama dalam bidang pertahanan dan
kemanan, serta sosial dan budaya. Dalam pertahanan dan keamanan Indonesia,
Malaysia dan Singapura saling menjaga Selat Malaka, Karena Selat Malaka
merupakan lalu-lintas laut Internasional. Dalam perdagangan, hubungan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura membentuk kawasan Segitiga Emas yang
terkenal dengan nama Sijori (Singapura, Johor, dan Riau). Kerjasama yang
dibentuk oleh Indonesia pada pemerintahan Presiden SBY dengan Singapura
bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateralnya,pemerintah mengadakan
kerjasama dalam bidang pertahanan perjanjian ekstradisi,dan perjanjian kontrak
terorisme, perjanjian tersebut di bicarakan pada tahun 2006 dimana Presiden SBY
berkunjung ke singapura dan membahas perjanjian tersbut. Selain bergabung
bersama-sama dalam organisasi kesehatan dunia (WHO), kedua negara ini juga
bekerjasama dalam bidang sosial, seperti jika ada bencana alam di salah satu
negara yang bekerja sama ini, maka negara-negara ini akan membantu satu sama
lainnya.
Kerjasama Indonesia-filipina
Hubungan
antara Indonesia dengan Fillipina berpusat pada kerja sama di bidang
perdagangan ekspor-impor.Indonesia mengekspor minyak bumi, baja, besi, dan
alumunium ke Filipina.Sementara Filipina mengekspor gla dan kopra ke Indonesia.
Selain bekerjasama dalam perdagangan, Indonesia dan Filipina juga memiliki
kesepakatan dalam bidang energi yang diwakili oleh Departemen Luar Negeri kedua
negara.masalah hoetherma, kerjasama yang lain dalam hal
perikanan,pertanian,kehutanan,pendidikan,dan, kebudayaan dalam rencana jangka
panjang.Adapun kerja sama ini akan tetap diperluas seiring berjalannya
pemerintahan.
Kerjasama Indonesia-brunei
Darussalam
Indonesia
mengekspor sayur-sayuran, buah-buahan, pakaian jadi, dan kendaraan ke Brunei
Darussalam. Selain itu Indonesia juga mengirimkan tenaga pengajar dan tenaga
ahli lainnya ke Brunei Darussalam. Pada bulan Juli 2006, Indonesia dengan
Brunei Darussalam juga membahas kerjasama dalam bidang, ESDM (energi dan sumber
daya mineral). Perdana menteri Brunei Darussalam juga membahas kemungkinan
kerjasama di bidang industri migas. Pada kunjungan balasan pihak Indonesia
menawarkan pelatihan migas di Pusdiklat Migas Cepu. Penawaran itu ditujukan
untuk negara Brunei Darussalam agar memanfaatkan pelatihan tersebut dengan 19
program pelatihan.
Kerjasama Indonesia-kamboja
Kerja
sama antara Indonesia dengan Kamboja terlihat dengan nyata ketika Indonesia
membantu menyelesaikan konflik di Kamboja.Adapun ketika itu Indonesia
memprakarsai penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting,yang bertujuan untuk
membahas masalah di Kamboja. Pada saat ini Indonesia mencoba merealisasikan
gagasan untuk membentuk Joint Agricultural Working Group. Kamboja selama ini
dianggap sebagai penghasil beras berkualitas baik dan sebagian besar di ekspor
dalam bentuk gabah. Oleh sebab itu pemerintah Indonesia berharap dengan kerja
sama ini bisa meningkatkan kualitas pangan yang semakin baik.
Kerjasama Indonesia-myanmar
Myanmar
adalah salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang berideologi
komunis.Negara ini sebelumnya bernama Burma.meskipun terdapat perbedaan
ideologi yang mencolok antara Indonesia dan Myanmar, namun tidak menyurutkan
tekad kedua negara ini untuk tetap menggalang kerja sama yang harmonis. Setelah
Myanmar masuk menjadi anggota Asean, hubungan antara Indonesia dengan Myanmar
semakin erat. Adapun Indonesia dan Myanmar mengutamakan kerja sama di bidang
ekonomi,sosial,dan budaya. Di sisi lain Indonesia dengan Myanmar akan membahas
kerja sama dalam bidang transportasi demi memperkuat sektor ekonomi dan bisnis,
terutama bidang perkereta apian sebagai contoh kerja sama yang direncanakan
Indonesia.
Kerjasama Indonesia-RRC
emerintah
Indonesia dan China menyepakati empat poin kerja sama ekonomi, yakni
pembiayaan, perdagangan, investasi, serta pembangunan infrastruktur.
Kesepakatan
kedua negara dalam kerja sama itu dituangkan dalam nota kesepahaman yang
ditandatangani perwakilan kedua negara dan disaksikan oleh Wakil Presiden
Boediono di Beijing,Rabu.
Empat nota kesepahaman yang ditandatangani tersebut adalah kesepakatan memperluas dan mempererat kerja sama ekonomi dan
Empat nota kesepahaman yang ditandatangani tersebut adalah kesepakatan memperluas dan mempererat kerja sama ekonomi dan
perdagangan
kedua negara, kesepakatan pembiayaan bagi perdagangan dan investasi antara
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Bank Exim Indonesia dengan Bank
Exim China.
Kerjasama Indonesia-korea selatan
Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Korea (Korea Selatan) telah
menyepakati 8 (delapan) proyek kerjasama hasil inisiatif kedua negara.
Proyek-proyek itu di antaranya adalah Jembatan Selat Sunda, pembangunan real
kerata api di Bengkulu – Muara Enim, dan pembangunan pembangkit batubara di
Sumatera Selatan. Kesepakatan untuk melaksanakan kerjasama hasil inisiatif
kedua negara itu merupakan hasil pertemuan delegasi pemerintah RI yang dipimpin
oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa dengan delegasi pejabat Korsel dalam Korea-Indonesia
Jeju Initiative, di Halla Hall, International Conventiton Center,
Jeju, Korsel, Kami – Jumat (11-12 Oktober) lalu.
Kerjasama Indonesia-russia
Indonesia
Utamakan Kerjasama Pertahanan Dengan Rusia. Di bidang pertahanan ini, selain
pembelian senjata kerjasama akan didorong pada teknologi, industri dan teknik
pertahanan. Pembelian senjata yang akan dilakukan dengan Rusia, katanya, akan
diupayakan juga menguntungkan Indonesia dengan mengusahakan ahli teknologi,
kerjasama investasi, kerjasama desain, kerjasama penelitian dan kerjasama
produksi. Selain soal pertahanan, menurut Presiden juga akan dibahas soal
kedirgantaraan atau teknologi roket karena Rusia juga sudah sangat maju di
bidang ini. Sektor energi, pendidikan, pariwisata dan budaya, lanjut presiden
juga akan dibahas dengan presiden Vladimir Putin siang nanti. Di sektor
pendidikan, Presiden mengatakan, akan mendorong generasi muda Indonesia untuk
menimba ilmu di Rusia seperti yang banyak dilakukan negara lain seperti
Malaysia dan India. Kerjasama di bidang pembinaan olahraga, kata Presiden juga
akan dibicarakan mengingat prestasi olahraga Indonesia yang belum memuaskan
selama ini.
0 comments:
Post a Comment