Monday, 17 November 2014

Bambang Irawan



 Irawan adalah putra Arjuna dengan Dewi Ulupi (putri Begawan Kanwa dari pertapaan Yasarata). Ia lahir dan tumbuh besar di Yasarata. Irawan menikah dengan Dewi Titisari, putri Kresna.


Kemunculan

Irawan versi Mahabharata muncul pertama kali ketika para Pandawa menjalani masa pembuangan di hutan selama 12 tahun. Suatu ketika Arjuna diutus Yudistira, kakak sulungnya, untuk bertapa mencari pusaka sebagai bekal untuk menghadapi para Korawa. Ia akhirnya mendapatkan pusaka bernama Pasupati pemberian Dewa Siwa. Arjuna kemudian diundang oleh Dewa Indra untuk tinggal di kahyangan untuk beberapa waktu karena jasa-jasanya menumpas para asura musuh dewata. Pada saat itulah Irawan datang menyusul. Ia naik ke kahyangan dan mengaku sebagai putra Arjuna. Setelah mendapatkan bukti-bukti yang jelas, Arjuna pun mengakui Irawan sebagai putranya.


Irawan versi Jawa muncul ketika para Pandawa masih berkuasa di Kerajaan Amarta. Saat itu ia menyamar dengan nama Gambiranom dan berhasil mengalahkan sekutu Pandawa yang bernama Jayasantika raja Nrancang Kencana. Setelah itu, ia membawa pasukan Nrancang Kencana untuk menyerang Kerajaan Hastina. Para Korawa kewalahan menghadapi serangan mendadak tersebut sehingga mereka pun meminta bantuan para Pandawa. Ketika bertempur melawan para Pandawa, Gambiranom akhirnya membuka jati diri sebagai anak Ulupi yang telah dinikahi Arjuna. Ia mendapat pesan dari kakeknya bahwa untuk mengaku sebagai putra Pandawa harus terlebih dahulu menunjukkan keunggulan. Itulah sebabnya ia pun menyerang dan menaklukkan Nrancang Kencana untuk dipakainya menyerang Hastina.

Kematian

Mahabharata bagian keenam atau Bhismaparwa mengisahkan Irawan gugur dalam perang besar di Kurukshetra pada hari kedelapan. Ia berperang di pihak Pandawa dan sempat membunuh banyak sekutu Korawa, antara lain adik-adik Sangkuni. Irawan akhirnya tewas dipenggal kepalanya oleh seorang raksasa bernama Alambusa putra Resyasrengga. Alambusa sendiri akhirnya tewas pada hari ke-14 di tangan Gatotkaca.

Kisah perang di Kurukshetra yang disadur dalam naskah berbahasa Jawa Kuna berjudul Kakawin Bharatayuddha mengisahkan Irawan tewas di tangan raksasa bernama Srenggi. Srenggi kemudian mati di tangan Gatotkaca.

Versi pewayangan Jawa mengisahkaan kematian Irawan dengan lebih panjang. Irawan dikisahkan cemburu pada Abimanyu karena sebagai sesama putra Arjuna, ia tidak diajak ikut serta dalam perang Baratayuda. Irawan kemudian berangkat menuju padang Kurusetra untuk terjun ke dalam peperangan meskipun tanpa izin dari orang tuanya. Di dalam pertempuran ia berjumpa dengan raja raksasa bernama Kalasrenggi dari Kerajaan Selamangleng. Kalasrenggi memihak Korawa karena ayahnya yang bernama Jatagimbal tewas dibunuh Arjuna. Irawan pun tampil menghadapi Kalasrenggi demi untuk memamerkan bahwa kesaktiannya tidak kalah dibandingkan Abimanyu, ataupun Gatotkaca. Pasukan Selamangleng ditumpasnya habis seorang diri. Akibatnya, ia pun merasa letih dan dapat ditangkap oleh Kalasrenggi. Kalasrenggi kemudian menggigit leher Irawan sampai putus. Namun, Irawan sempat menusuk jantung Kalasrenggi menggunakan keris. Keduanya pun tewas bersama saat itu juga.


Versi lain mengisahkan pertempuran Irawan dengan Kalasrenggi terjadi sebelum perang Bharatayuda, yaitu ketika Irawan dalam perjalanan ke Amarta untuk bergabung dengan keluarga Pandawa bertemu dengan Kalasrenggi. Dan terjadilah pertempuran tersebut.


BAMBANG IRAWAN adalah putra Arjuna, salah satu dari lima satria Pandawa, dengan Dewi Ulupi, putri Bagawan Kanwa (Bagawan Jayawilapa-pedalangan Jawa), dari pertapaan Yasarata.
Bambang Irawan mempunyai 13 orang saudara lain ibu, bernama; Abimanyu, Sumitra, Bratalaras, Kumaladewa, Kumalasakti, Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabukusuma, Wijanarka, Antakadena dan Bambang Sumbada.
Irawan lahir di pertapaan Yasarata dan sejak kecil tinggal di pertapaan bersama ibu dan kakeknya.
Irawan berwatak tenang, jatmika, tekun dan wingit.
Menurut kisah pedalangan Irawan tewas dalam peperangan melawan Ditya Kalasrenggi putra Prabu Jatagempol dengan Dewi Jatagini dari negara Gowabarong, menjelang pecah perang Bharatayuda.
Sedangkan menurut Mahabharata, Irawan gugur dalam awal perang Bharatayuda melawan Ditya Kalaseringgi, raja negara Gowabarong yang berperang di pihak keluarga Kurawa/Astina.

BAMBANG IRAWAN
Bambang Irawan putra Raden Arjuna dan perkawinannya dengan Dewi Ulupi, putri Resi Kanwa, seorang pendeta di Gunung Yasarata.
Irawan selalu tinggal di pertapaan dengan ibunya. Hanya bila perlu ia datang ke negara Pendawa. Karena saktinya pernah ia menjadi raja, bernama Prabu Gambiranom dan sewaktu menjadi raja berhasil membawa panah pusaka Arjuna, bernan’a Ardadedali dan oleh karenanya kesaktian Irawan bertambah.
Sewaktu menjadi Prabu Gambiranom, ia mempunyai prajurit wanit yang disebut Ladrangmungkung. Prajurit ini sakti dan dapat mengalahkan Raden Arjuna.
Irawan diminta ibunya menawan Raden Arjuna. Dapat dilaksanakanlah permintaan Dewi Ulupi mi, tetapi Arjuna dimatikan dan oleh prajuritprajui-it wanita dibawa ke hadapan Dewi Ulupi. Setelah Arjuna kena raba tangan Dewi Ulupi, hidup kembali]ah ia. Beginilah memang adat Arjuna.
Ketika di dalam perang Baratayuda Irawan pergi ke rnedan perang, di tengah jalan ia berjumpa dengan raja raksasâ Kaasrenggi. Terjadilah perang dan kedua-duanya tewas.
Kematian ksatria ini sangat disesalkan oleh keluarga Pendawa, karena ia mati sebelum sampai di medan perang.
Bambang Irawan bermata jaitan, berhidung mancung. Bersanggul kadal menek. Bersunting kembang kluwih. Berkalung putran bentuk bulan sabit. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain katongan dan bercelana cindai.
Untuk menggambarkan Prabu Gambiranom, digunakan wayang Raja Seberang bagus. Ia beristrikan Dewi Titisari, putri Prabu Kresna.

Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982

0 comments:

Post a Comment