Penerapan Metode Karyawisata Untuk
Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Anak Dalam Pembelajaran Menggambar
Bebas Dan Mewarnai Bagi Anak Kelompok B Tk Tarbiyatul Masyitoh Bojongsari Alian Kebumen
Tahun Pelajaran 2013/2014
Oleh : MUSTAQIM
NIM : 822877822;EMAL. mustaqimmuhamad686@gmail.com
ABSTRAK
Muchtaromah, Penerapan Metode
Karyawisata untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Anak dalam
Pembelajaran Menggambar Bebas dan Mewarnai Bagi Anak TK Tarbiyatul Masyitoh
Bojongsari, Alian, Kebumen.
Di Taman Kanak-kanak Tarbiyatul
Masyitoh Bojongsari, ditemukan masalah rendahnya kreativitas dan hasil belajar
anak dalam pembelajaran menggambar bebas dan mewarnai. Hal tersebut ditandai
dengan kondisi awal anak yang mampu
hanya 5 anak dari jumlah anak didik 18 anak (27,78%).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kreativitas dan hasil belajar anak dalam pembelajaran menggambar bebas dan
mewarnai bagi anak TK Tarbiyatul Masyitoh Bojongsari, melalui penerapan metode
karyawisata.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
di TK Tarbiyatul Masyitoh Bojongsari, dalam dua siklus.Tiap siklus terdiri
dari beberapa tahapan, yaitu menyusun
rencana kegiatan, mengadakan pelaksanaan atau tindakan, observasi, dan
refleksi.
Dalam penelitian berkolaborasi
dengan guru untuk mengadakan observasi dan diskusi refleksi.Tiap siklus
dilakukan karyawisata di lingkungan TK.
Hasil penelitian tindakan kelas
menunjukan peningkatan kreativitas dan hasil belajar anak pada siklus I sebanyak 11 anak (61,11%) dan
pada siklus II meningkat menjadi 16 anak (88,89%).
Dengan demikian, disimpulkan bahwa
penerapan metode karyawisata dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
anak dalam pembelajaran menggambar bebas dan mewarnai bagi anak TK Tarbiyatul
Masyitoh Bojongsari.
Kata
kunci : Menggambar Bebas, Mewarnai, Metode Karyawisata
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
1.
Identifikasi Masalah
Taman
Kanak-kanak merupakan usia pra sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang diantaranya adalah bermain sambil belajar atau belajar seraya
bermain. Hal tersebut menjadikan pembelajaran yang sangat berarti bagi anak
didik.
Namun tidak semua guru memiliki kemampuan untuk
memilih metode yang tepat dalam pembelajaran anak didik di TK, sehingga
mayoritas anak didik tidak tertarik dan tidak memperhatikan penjelasan dari
guru.
Hal demikian terjadi di TK Tarbiyatul Masyitoh
Bojongsari,, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen yaitu dalam pembelajaran
menggambar bebas dan mewarnai anak didik kurang berminat dan tidak tertarik,
sehingga dalam pembelajaran tersebut hasil belajar anak masih rendah.
Dalam lingkup perkembangan fisik motorik halus
(menggambar bebas dan mewarnai) salah satu indikatornya adalah menggambar bebas
dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, dan bahan-bahan alam) dengan rapi dan
mewarnai bentuk gambar sederhana dengan rapi.
Pada pembelajaran ini, guru mengajak anak didik ke
luar kelas untuk melihat pemandangan di sekitar area kemudian kembali lagi ke
dalam kelas untuk menuangkan gagasan kreativitas menggambar bebas dan mewarnai.
Berdasarkan pengamatan pembelajaran anak TK
Tarbiyatul Masyitoh Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen ditemukan
adanya masalah rendahnya hasil belajar anak didik pada pembelajaran menggambar
bebas dan mewarnai, dibuktikan dengan anak yang bisa mengerjakan hanya 5 anak
dari 18 anak didik (27,78%)
dan anak yang belum dapat mengerjakan dengan baik 13 anak dari 18 anak
didik (72,22%).
Kegiatan
pembelajaran di TK mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar sambil
bermain.Secara alamiah bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih
mendalam, dan secara spontan anak mengembangkan kemampuannya.
Pembelajaran yang
paling efektif untuk anak TK adalah melalui suatu kegiatan yang berorientasi
bermain.Menurut Froebel, bermain sebagai bentuk kegiatan belajar di TK adalah
bermain yang kreatif dan menyenangkan. Pembelajaran di TK selain menekankan
pada pembelajaran bermain juga menekankan pembelajaran yang berorientasi
perkembangan. David Weikar (Eliason dan Jenkins,1999) mengemukakan, bahwa
pembelajaran yang berorientasi perkembangan mempunyai arti bahwa pendekatan
yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran adalah pembelajaran yang
berorientasi pada anak itu sendiri.Ini berarti bahwa guru TK harus memenuhi
kebutuhan dan karakteristik perkembangan setiap anak secara kelompok maupun
secara individual.
2. Analisis
Masalah
Dari hasil
pengamatan dan penelitian yang telah diidentifikasi maka penelitian
menganalisis :
1. Ketika
sedang pembelajaran menggambar dan mewarnai ternyata mayoritas anak didik
tidak tertarik dan tidak berminat
2. Pembelajaran
dengan media yang kurang menarik minat anak, jadi anak ramai sendiri tidak mau
memperhatikan penjelasan dari ibu guru.
3. Motivasi
guru masih kurang dalam mengembangkan pembelajaran menggambar bebas dan mewarnai.
4. Guru
belum menggunakan metode yang tepat.
3. Alternatif dan
Prioritas Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi
permasalahan tersebut peneliti melakukan tindakan perbaikan pembelajaran PTK.Adapun alternatif untuk pemecahan masalah yang dapat
dilaksanakan dalam PTK ini adalah meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
anak melalui penerapan metode karyawisata.Dengan penerapan metode karyawisata
ini diharapkan dapat mengatasi proses pembelajaran menggambar bebas dan
mewarnai dengan mengembangkan semua aspek perkembangan anak.Dengan demikian
kreativitas dan hasil belajar anak akan meningkat.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Apakah penerapan
metode karyawisata dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar anak dalam
pembelajaran menggambar bebas bagi anak TK Tarbiyatul Masyitoh Bojongsari,
Alian, Kebumen, Kelompok B tahun
pelajaran 2013/2014 ?
2. Apakah
penerapan metode Karyawisata dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
anak dalam pembelajaran mewarnai bagi anak TK Tarbiyatul Masyitoh, Bojongsari,
Alian, Kebumen, kelompok B tahun
pelajaran 2013/2014 ?
C.
Tujuan
Penelitian
Perbaikan Pembelajaran / Kegiatan Pengembangan
Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan yang akan
dicapai melalui penelitian ini secara umum ialah :
1. Untuk mengetahui peningkatkan kreativitas dan hasil
belajar anak dalam pembelajaran menggambar bebas melalui penerapan metode karyawisata.
2. Untuk mengetahui peningkatkan kreativitas dan hasil
belajar anak dalam pembelajaran mewarnai
melalui penerapan metode karyawisa
D.
Manfaat
Penelitian
Perbaikan Pembelajaran / Kegiatan Pengembangan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat :
1.
Bagi Guru
a. Untuk
pemacu agar terbiasa melakukan penelitian.
b. Untuk perbaikan
pembelajaran agar lebih inovatif.
c. Untuk
meningkatkan intelektualitas guru.
2.
Bagi Anak
a. Meningkatkan proses
pembelajaran supaya lebih
baik dan menarik.
b. Mengembangkan
seluruh aspek perkembangan anak.
c. Memberikan
kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pengetahuan baru dan menambah
wawasannya dengan metode pembelajaran yang tepat.
3.
Bagi Sekolah
a. Untuk bahan masukan
dalam kegiatan belajar mengajar di TK.
b. Untuk meningkatkan
kesuksesan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang unggul.
c. Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
di TK.
II. KAJIAN
PUSTAKA
1. Kreativitas
a. Pengertian
Kreativitas
Menurut Clark Moustakis (1967), ahli psikologi
humanistic menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan
mengaktualisasikan identitas
individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, alam dan
dengan orang lain.
Menurut Hulbeck (1945), “Creative Action is an
imposing of one’s own whole personality
on the environment in an unique and characteristic why”. Dimana tindakan
kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Menurut Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara
tiga atribut psikologis yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
Menurut Baron (1966) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.
Menurut
Haefele (1962), kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna
sosial.
Berdasarkan
beberapa pendapat tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kreativitas
adalah kemampuan untuk mengaktualisasikan kondisi di lingkungan sekitar
berdasarkan kepribadian dan intelegen memungkinkan gagasan-gagasan yang
disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari
trauma yang merupakan upaya tak sadar
untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Sehingga
biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas kreativ meskipun
kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreativ, namun justru
mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.
2. Hasil
Belajar
a. Pengertian
Hasil Belajar
Menurut Bloom (2011 : 17) hasil belajar
mencangkup kemampuan kognitif,
afektif,
dan psikomotorik.
1)
Hasil Belajar
Kognitif
Tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan
atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan
ketrampilan intelektual (Jarlolimek dan Foster dalam Dimyati (2009 : 202).
Taksanomi atau penggolongan tujuan ranah kognitif
oleh Bloom, mengemukakan adanya enam kelas/tingkat yakni pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
2)
Hasil Belajar
Afektif
Tujuan ranah afektif berhubungan dengan
hirarki perhatian, sikap, penghargaan, nilai, perasaan dan emosi dalam Dimyati
(2009 : 205).
Ranah pembelajaran afektif berkaitan
dengan perasaan, emosi atau respon peserta didik terhadap pengalaman belajarnya
(Learning Experience).
Menurut Kratwohl dalam Dimyati (2009 :
205) perilaku yang terkait dengan emosi (Emosional Behavisur) ini memiliki lima
tingkatan, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, yakni :
menerima, merespon,
menilai, mengorganisasikan,
dan karakterisasi
3)
Hasil Belajar
Psikomotorik
Tujuan ranah psikomotorik berhubungan
dengan ketrampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan
koordinasi saraf dan koordinasi badan.
Tujuan tersebut menurut Davies dalam
Dimyati (2009 : 207). Menurut Elizabeth Simpson dalam Hamalik (2007 : 82)
mengemukakan struktur hierarki tujuan-tujuan psikomotorik meliputi aspek-aspek
persepsi, kesepian, respons, terbimbing, mekanisme dan respon yang unik.
Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di
atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap perilaku
seseorang yang diterimanya dalam belajar yang mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
3. Menggambar
Pengertian
Menggambar
Menggambar
( Inggris : drawing ) adalah kegiatan–kegiatan membentuk imaji dengan
menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula berarti membuat
tanda-tanda tertentu di atas
permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar.
Menurut
Hajar Pamadhi, dkk (2012 : 2.5) menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini
dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam atau benda
lain dan memberi warna, sehingga menimbulkan gambar.
Dari
teori tersebut dapat disimpulkan bahwa menggambar adalah kegiatan menggores
dengan teknik dan alat untuk membentuk gambar menurut daya imajinasinya.
4. Menggambar Bebas dan Manfaatnya
a. Pengertian
menggambar bebas
Menggambar bebas adalah membiarkan anak membuat gambar dengan sesuka hatinya. Untuk mengembangkan kemampuan
motorik dan imajinasinya. Menggambar dapat meningkatkan kemampuan otak kanan
untuk visualisasi yang pada akhirnya memiliki peranan yang sangat penting untuk
menigkatkan semua aktivitas intelektual.
b. Manfaat menggambar
bebas
Beberapa
manfaat menggambar bebas diantaranya:
1) Perkembangan
motorik, koordinasi tangan , mata , ketika mencoret anak melatih mengendalikan
gerakan organ tubuh.
2) Ekpresi emosi,
menjajal sensori
Pada
usia anak satu tahun anak bisa merasakan berbagai sensori melalui panca
inderanya. Kemampuan itu mendorong anak untuk bereksperimen dengan cara
menjajal berbagai permukaan materi untuk dicorat-coret.
3) Pengenalan awal
menulis
Tahapan
awal mencoret yang dilakukan anak dimulai dari sebuah titik , kemudian garis
lurus, patah-patah, hingga menjadi kumpulan garis melengkung yang mirip benang
kusut
Bila kemampuan menggambar seseorang anak tidak
sesuai dengan tahapan usianya, tidak perlu kita langsung berkesimpulan bahwa ia
mengalami keterlambatan ataupun ketidakmampuan dalam menggambar.
Banyak
faktor yang mempengaruhi kemampuan menggambar seseorang anak, antara lain :
1)
Faktor Pendidik
a)
Kritik orang tua
maupun orang-orang di sekitarnya terhadap hasil karya anak dapat membuat
hatinya terluka, merasa gagal dan malu melakukan aktivitas menggambarnya
kembali.
b)
Kurangnya
dorongan dari pendidik untuk anak beraktivitas, mengeksplorasi alam sekitar dan
menuangkan imajinasinya ke dalam gambar.
c)
Metode
pengajaran yang diterapkan justru menghambat kreativitas anak. Salah satunya
dengan cara selalu memberikan contoh gambar dan warna yang baku untuk diikuti
oleh anak. Hal ini membuat anak tidak bisa mengekspresikan apa yang
dipikirkannya secara bebas.
5.
Mewarnai
a. Pengertian
mewarnai
Mewarnai adalah memberi warna, mencoret-coret
secara bebas dan menjadikan
gambar untuk lebih indah. Dalam kegiatan mewarnai gambar anak-anak diberi
kebebasan untuk memilih warna memadukan tehnik memberi warna.
b. Manfaat
mewarnai bagi anak antara
lain :
Kegiatan mewarnai merupakan cara
anak mengungkapkan berbagai perasaannya, sehingga mewarnai mempunyai manfaat
untuk anak sebagai berikut :
1)
Berekspresi
2) Membantu
Mengenal Perbedaan Warna.
3) Melatih Anak
Memegang Alat Tulis yang Benar.
4) Melatih
Kemampuan Koordinasi
5) Mengembangkan Ketrampilan Motorik.
6) Meningkatkan Konsentrasi
6.
Metode Karyawisata
a. Pengertian
metode karyawisata
Menurut Winda,dkk (
2012 : 2.5 ) metode karyawisata adalah suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung
meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya. Pengamatan
ini diperoleh melalui panca indra.
Bagi
anak usia dini,karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi,
memperoleh informasi atau mengkaji segala sesuatu secara langsung ( Hildebran,
1986 ).Karyawisata juga berarti membawa anak usia dini keobjek-objek tertentu
sebagai pengayaan pengajaran,pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin
diperoleh anak di dalam kelas (Welton & Malton, 1981 ) dan juga memberikan
kesempatan anak untuk mengobservasi dan mengalami sendiri dari dekat (Foster
& Headley’s,1959).
Melalui
metode karyawisata, pendidik mengajak anak ke suatu tempat (objek) tertentu
untuk mempelajarinya lebih jauh. Berbeda dengan wisata biasa, dimana anak sekedar
pergi kesuatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi anak untuk
membantu mereka memahami kehidupan riil dalam lingkungan beserta segala
masalahnya. Misalnya, anak diajak kemusium, kantor, percetakan, bank,
pengadilan, kebun binatang atau ke suatu tempat yang mengandung nilai
sejarah atau kebudayaan tertentu.
Menurut
Catherine Landreth (hildebrand, 1986), proses belajar anak usia dini lebih
ditekankan pada “berbuat” dari pada mendengarkan ceramah maka pembelajaran pada
anak usia dini lebih merupakan pemberian aktivitas yang mengarahkan anak untuk
belajar menurut pengalamanya sendiri dan membuat kesimpulan dengan pikiranya
sendiri. Hal ini sesuai dengan para digma belajar kontruktivisme yang
menekankan bahwa anak membangun sendiri pengetahuanya.
b. Manfaat dan Tujuan Metode Karyawisata
1)
Manfaat
karyawisata
Karyawisata bagi anak
usia dini dapat dipergunakan untuk merangsang minat mereka terhadap sesuatu,
memperluas informasi yang telah diperoleh di kelas, memberikan pengalaman
mengenai kenyataan yang ada dan dapat menambah wawasan (Hildebrand, 1986).
2)
Tujuankaryawisata
Tujuan
karyawisata dapat diarahkan pada pengembangan aspek perkembangan anak usia dini yang sesuai. Ada beberapa
aspek perkembangan anak usia dini yang cocok dikembangkan dengan program
kegiatan belajar melalui karyawisata, antara lain pengembangan aspek fisik,
kognitif, kreativitas,
bahasa, seni, moral-agama, sosial-emosi, kehidupan bermasyaarakat, serta
penghargaan pada karya dan jasa orang-orang tertentu. Tujuan karyawisata juga
perlu dikaitkan dengan tema-tema yang sudah ditetapkan pada program kegiatan
belajar anak usia dini.
Dengan menggunakan tema-tema yang terdapat dalam kurikulum
belajar bagi anak usia 3-4 tahun maka metode karyawisata telah menunaikan
fungsinya sebagai alat mencapai tujuan pendidikan anak usia dini yang sesuai.
B. Kerangka
Berpikir
Anak dalam jenjang usia TK berada pada fase berfikir kongkrit
(nyata) artinya anak belum mampu berpikir di luar
batas kemampuan panca indra (secara abstrak). Dengan demikian penerapan metode
karyawisata sebagai salah satu metode pembelajaran dapat meningkatkan
kreativitas dan
hasil belajar anak. Dengan menggunakan metode yang tepat dapat menimbulkan rasa
ketertarikan anak-anak dalam pembelajaran menggambar bebas dan mewarnai.
Apabila perhatian anak meningkat, maka kreativitas dan hasil belajar anak juga
meningkat.
Kreativitas dan hasil
belajar anak rendah
|
Kondisi
awal
|
Guru belum menggunakan metode yang
tepat
|
Siklus I dan II
Penerapan metode karyawisata
|
1.
Kreativitas dan hasil belajar anak meningkat dalam pembelajaran menggambar bebas.
2.
Kreativitas dan hasil belajar anak meningkat dalam pembelajaran mewarnai.
|
Tindakan perbaikan
|
Gambar Bagan Kerangka Berpikir
Dalam
rangka dan melakukan tindakan perbaikan pembelajaran peneliti mempunyai kekuatan sebagai berikut:
1. Menentukan
media yang akan dipergunakan dalam perbaikan pembelajaran.
2. Membuat
rencana kegiatan harian.
3. Menentukan
sekenario perbaikan.
4. Merancang
pengelolaan kelas.
C. Hipotesis tindakan
Berdasarkan
kerangka berpikir di atas dan merujuk pada teori-teori yang telah dipaparkan,
peneliti menyusun hipotesis tindakan sebagai berikut :
1.
Penerapan metode
karyawisata dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar anak dalam
pembelajaran menggambar bebas bagi
anak TK Tarbiyatul Masyitoh.
2. Penerapan
metode karyawisata dapat meningkatkan hasil belajar anak dalam pembelajaran mewarnai bagi anak TK Tarbiyatul
Masyitoh.
D. Indikator dan Kriteria Keberhasilan
1.
Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan dalam
penelitian perbaikan tindakan kelas ini adalah :
a. Indikator yang
digunakan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan
kreativitas dan hasil belajar anak dalam pembelajaran menggambar bebas adalah
tingkat keaktifan anak didik dalam mengikuti pembelajaran.
b. Indikator yang digunakan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan anak didik dalam pembelajaran mewarnai adalah pemahaman
anak didik dalam pembelajaran mewarnai.
2.
Kriteria Keberhasilan
Kriteria
keberhasilan yang digunakan dalam penelitian perbaikan tindakan kelas ini
adalah :
a.
Proses perbaikan dinyatakan mencapai keberhasilan jika
hasil belajar anak mencapai di atas 75%.
b.
Simbol yang digunakan yaitu :
1) Kurang
(K) berupa lingkaran kosong (O) = anak yang belum berhasil.
2) Cukup
(C) berupa tanda
centang (√) = anak yang berhasil tapi belum sempurna.
3) Baik
(B) berupa lingkaran penuh (●) = anak yang sangat berhasil.
III. Pelaksanaan Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
A. Subjek
, Tempat, dan Waktu Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah anak didik dan guru di
kelompok B TK Tarbiyatul Masyitoh
Bojongsari tahun pelajaran 2013 /2014 yang berjumlah 18 anak. Tempat penelitian
ini dilaksanakan di TK Tarbiyatul Masyitoh Bojongsari Kecamatan Alian Kabupaten
Kebumen.
Adapun
waktu yang dibutuhkan peneliti dalam hal ini ada 3 bulan yaitu: September,
Oktober, dan November 2013. Tindakan perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada minggu kedua dan minggu ketiga di bulan
September 2013 yang terdiri dari dua siklus yaitu siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 16 September sampai dengan 20 September
2013 dan siklus kedua pada tanggal 23 September sampai dengan 27 September
2013.
B.
Desain Prosedur Perbaikan
Pembelajaran / Kegiatan Pengembangan
Penelitian tindakan
kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahap adalah
perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi.
C.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis
data dengan menggunakan diskriptif komparatif, yang menggambarkan
keterlaksanaan tindakan pada proses pebelajaran dengan mendiskripsikan
aktifitas anak-anak dalam mengikuti pembelajaran, menggambarkan proses dan
masalah-masalah yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran. Peneliti juga
menganalisis dan menggambarkan pencapaian kompetensi
hasil belajar anak.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran/Kegiatan Pengembangan
Deskripsi kondisi awal di TK Tarbiyatul Masyitoh
dalam satu siklus dari 18 anak diduk yang mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran hanya 5 anak (27,78%) dan yang belum mampu melaksanakan 13 anak
(72,22%).
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus
1 kreativitas dan hasil belajar anak dalam menggambar bebas dan mewarnai belum berhasil sesuai dengan harapan
karena anak yang mampu 11 anak
(61,11%).Anak-anak senang dengan kegiatan tersebut karena mengenal langsung
alam yang nyata sesuai dengan karakteristik anak dalam pembelajaran yaitu
melalui materi karya wisata di sekitar
lingkungan TK.Pada pelaksanaan siklus II,anak didik melaksanaan pembelajaran
menggambar bebas dan mewarnai dengan area yang lebih menarik yaitu melihat
pemandangan di sawah, alat peraga, dan media yang digunakan juga lebih menarik
minat anak,sehingga pada siklus II kreativitas dan hasil belajar anak sudah
tercapai sesuai dengan harapan terbukti dengan anak yang berhasil meningkat
menjadi 16 anak ( 88,89 % ) dan yang belum berhasil hanya 2 anak ( 11,11 % ).
B. Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran / Kegiatan Pengembangan.
1.
Pembahasan Hasil
Tiap Siklus.
a. Siklus
I
Melalui
4 tahapan siklus perencanaan, pelaksanaan tindakan,pengamatan / observasi, dan
refleksi pada pelaksanaan siklus I belum berhasil karena yang berhasil baru 11
anak ( 61,11 ). Dengan demikian peneliti melanjutkan perbaikan pembelajaran
pada siklus II.
b.
Siklus II
Dalam perbaikan pembelajaran siklus II dari 18 anak,
jumlah anak yang berhasil 16 anak ( 88,89 % ) maka perbaikan pembelajaran
berakhir pada siklus II.
2. Hasil Pengolahan Data
Peneliti
dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II diperoleh
kreativitas dan hasil belajar anak yang dicapai seperti pada tabel rekapitulasi
di bawah ini.
Rekapitulasi Tingkat Keberhasilan
No
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Anak Yang Berhasil
|
Jmlh anak
|
|||||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
||||||
Jmlh
|
%
|
Jmlh
|
%
|
Jmlh
|
%
|
|||
1
|
Kondisi
Awal
|
5
|
22,78
|
7
|
38,89
|
6
|
33,33
|
18
|
2
|
Siklus
I
|
11
|
61,11
|
4
|
22,22
|
3
|
16,67
|
18
|
3
|
Siklus
II
|
16
|
88,89
|
1
|
5,55
|
1
|
5,55
|
18
|
Dengan memperhatikan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari
kondisi awal anak sampai siklus kedua ada hasil perbaikan yang meningkat dalam
hal penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran menggambar bebas dan
mewarnai.
Diagram Batang
Prosentase Peningkatan Kreativitas
dan Hasil Belajar
Anak Dalam Perbaikan Pembelajaran
Menggambar Bebas Dan Mewarnai.
Siklus
II
|
Diagram Grafik
Anak yang Berhasil dalam Pembelajaran
Menggambar
Bebas dan Mewarnai
V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
1.
Simpulan.
Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan selama melakukan siklus
perbaikan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran menggambar bebas
dan mewarnai melalui penerapan metode karyawisata di TK Tarbiyatul Masyitoh
Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dapat meningkatkan kreativitas
dan hasil belajar anak.
Pada siklus kesatu tingkat keberhasilannya baru 11 anak dari 18
anak (61,11%) dan pada siklus kedua meningkat menjadi 16 anak (88,89%). Bentuk
peningkatan ini dapat diketahui dengan meningkatnya kreativitas dan hasil
belajar anak dalam perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dengan cara perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode
karyawisata anak didik menjadi aktif dan semangat dalam mengikuti kegiatan,
karena anak-anak berkunjung ke suatu tempat (objek) tertentu sehingga anak
mempelajari suatu hal secara lebih mendalam dan nyata, karena perkembangan anak
diusia TK ini pada tahap operasional konkret.
Pada pelaksanaan pembelajaran menggambar bebas dan mewarnai melalui
penerapan metode karyawisata dapat diambil kesimpulan diantaranya :
1.
Penerapan
metode karyawisata dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar anak dalam
pembelajaran menggambar bebas.
2.
Penerapan
metode karyawisata dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar anak dalam
pembelajaran mewarnai.
2.
Saran dan Tindak Lanjut.
1.
Pembelajaran
yang dilaksanakan hendaknya menggunakan metode yang tepat agar dapat
meningkatkan kreativitas dan haasil belajar anak
2.
Pembelajaran
dengan karyawisata dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar anak
3.
Untuk
mengetahui keberhasilan Rencana Kegiatan Harian (RKH) guru melaksanakan
pengamatan, evaluasi dari refleksi dalam pembelajaran di kelasnya.
4.
Pembelajaran
yang dilakukan oleh guru didalam kelas diharapkan selalu menggunakan alat
peraga yang menarik supaya anak didik dalam hasil belajarnya dapat berhasil
dengan optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
B.E.F. Montolalu, dkk 2007 Bermain dan Permainan Anak. Jakarta
Universitas Terbuka
Hajar Pamadhi,
dkk 2012 Seni Ketrampilan Anak. Jakarta Universitas Terbuka.
Http://elearningpendidikan.com/e-learning-ilmu-pendidikan.html
pada
13.23 15 Maret 2012.
Igak Wardhani,
dkk 2013 Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas
Terbuka.
Musrifah, Tadkirotun, 2012 Pengembangan
Kecerdasan Majemuk. Jakarta Universitas Terbuka.
Sri Tatminingsih, dkk 2013 Panduan
Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta Universitas Terbuka.
Tim PKP PG-PAUD, 2012 Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta Universitas Terbuka.
Winda Gunarti,
dkk 2012 Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar
Anak Usia Dini.
0 comments:
Post a Comment