Saturday 7 December 2013

BAB I KARYA TULIS MONAS



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan tercantum untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Selanjutnya dalam pasal 4 UU No.20 Tahun 2003 tentang system Pendiddikan Nasional di tegaskan bahwa,
Pembangunan Nasional dibidang pendidikan adalah mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Kepada Tuhan Yang Maha Esa,serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatrif, mandiri, dan menjadi warga yang demokrartis serta bertanggung jawab. Sumber Daya manusia yang memiliki kecerdasan tinggi, yang ditunjang oleh adanya sikap dan prilaku yang tawa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta budi pekerti yang luhur, sangat diharapkan dalam rangka tujuan nasional.
Bila tuntutan yang termaktub dalam undang Undang Sisdiknas tersebut dapat direalisasikan maka out put yang dihasilkan lebih optimal bila didukung dengan diberikannya ruang untuk berekspresi. Oleh karena itu perlu ditambahkan motivasi yang kuat untuk meraih sesuatub yang dicita-citakan.
Adapun langkah yang harus ditempuh dalam upaya membantu mewujudkan tujuan diatas adalah dengan menumbuhkan dan membina motivasi para pelaku, terutama motivasi para siswa yang merupakan harapan bangsa untuk memacu prestasi dalam segala bidang, agar menjadi generasi-generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa yang akan datang.
Ciri pelajar salah satunya diantaranya dilihat dari pada kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa makin tinggi pula peluang berhasilnya pengajaran.
Untuk mendukung tujuan pendidikan nasional oleh karena itu penyusun memilih Monumen Nasional Jakarta sebagai objek karya tulis ini. Karena penyusun menyadari bahwa Monumen Nasional Jakarta sangat menarik untuk dipelajari dan diketahui tentang kebenarannya. Disamping itu, Monumen Nasional Jakarta menyimpan pusat sejarah yang sangat popular dan akrab bagi kota Jakarta serta kota-kota lain di Indonesia, bahkan Luar Negri.Konsepnya menyajikan fasilitas secara rekreatif, informatife dan edukatif.

B.     Rumusan Masalah
Untuk memfokuskan pembahasn masalah dalam karya tulis ini, maka masalah dalam karya tulis ini dirumuskan sebagai berikut;
1.      Bagaimana sejarah berdirinya Monument Nasional
2.      Bagaimana fasilitas yang terdapat pada Monument Nasional

C.     Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan karya tulis ini, maka tujuan dari penulisan adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan sejarah Monumen Nasional
2. Mendeskripsikan fasilitas yang terdapat di Monumen Nasional
3. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh UAS/UN pada SMP N 1 Alian


BAB II
PEMBAHAAN MASALAH

A.    Sejarah
Monumen nasional ini memiliki tinggi 132 meter dengan emas yang berada di puncaknya.
Sejarah monas ini dimulai setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta pada tahun 1950 setelah adanya pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949. Lalu Presiden Soekarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka.
Monumen Nasional terletak dipusat kota Jakarta. Monumen Nasional ini merupan icon kota Jakarta, yang menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi para wisatawan. Monumen Nasional didirikan pada tahun 1959 dan diresmikan 2 tahun kemudian pada tahun 1961.
Didalam Monumen Nasional ini kita dapat menikmati segarnya hutan kota seluas ± 80 hektare ditengah kota Jakarta. Adapun bagian bagian dari Monas yang tak kalah menarik. Bagian tersebut yaitu Lidah api, pelataran puncak, pelataran bawah, dan museum sejarah perjuangan Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955. Sekitar 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan oleh komite. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tetapi tetap tak satupun yang memenuhi kriteria. Lalu ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Soekarno.
Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan oleh Silaban biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, kemudian Soekarno meminta arsitek R.M. Soedarsono melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, angka 8 dan angka 45, untuk melambangkan 17 Agustus 1945 di dalam rancangan monumen itu. Pembangunan monas yang di arsiteki Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono dibangaun pada 17 Agustus 1961.
Pembangunan terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama, dimulai secara resmi oleh Presiden Soekarnoyang secara seremonial menancapkan pasak beton pertama. Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada Maret 1962. Dan dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk akhirnya rampung pada bulan Agustus 1963.
Lalu pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968 karena adanya Gerakan 30 September 1965, tahap ini sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969 sampai 1976 dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. Meski pembangunan telah selesai, masalah masih terjadi, yaitu kebocoran air yang menggenangi museum. Sejarah monas dimulai sejak Monumen secara resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden Soeharto
Gagasan awal pembangunan Monumen Nasional muncul setelah sembilan tahun Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan. Atas dasar keinsyafan beberapa orang, selang beberapa hari setelah perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, dibentuklah “ panitia Tugu Nasional” yang bertugas mengusahakan berdirinya Tugu Monas tersebut. Panitia ini dipimpin oleh Sarwoko Martokusumo, S. Suhud selaku Penulis, Sunali Prawirosudirjo selaku Bendahara dan dibantu oleh 4 orang anggota masing-masing Supeno, K.S wijoto, E.F. Wenas dan Sudiro.
Tugas panitia adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penbagunan Monumen Nasional yang akan didirikan di tengah-tengah Lapangan Medan Merdeka Jakarta. Termasuk mengumplkan biaya pembangunan yang harus dikumpulkan dari masyarakat sendiri.
Adapun maksud dan tujuan pembangunan Monumen Nasional adalah:
  1.  Memperingati dan mengabadikan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang mewujudkan Revolusi Nasional;
  2. Mencerminkan jiwa dan perjuangan dalam menegakan semangat dan mempertinggi keagungan Revolusi Kemerdekaan Bangsa Indonesia (Ditampilkan dalam bentuk Tuguyang menjulang ke angkasa dengan puncak api yang tak kunjung padam);
  3. Memberikan inspirasi dalam mendidik generasi sekarang dan akan datang mengenai arti kebesaran perjuangan, kepribadian, kebudayaan dan martabat Bangsa Indonesia;
  4. Memperkenalkan Tugu Nasional kepada dunia Internasional, secara keseluruhan sebagai salah unsur objek wiasata.
B.     Program Bagi Pengunjung
Ø  Program Utama: Memperlihatkan berbagai miniatur yang dapat menjelaskan tentang peristiwa sejarah banga Indonesia.
Ø  Kegiatan pengunjung: Belajar sambil berwisata dengan menikmati keindahan yang terdapat dikota Jakarta dari pelataran puncak Monas.
Ø  Kegiatan Lainnya: Sebagai tempat berekreasi dan belajar bagi siswa.

C.     Manfaat Bagi Pengunjung
-          Mengunggah kesadaran dan menumbuhkan apresiasi anak didik dan masyarakat terhadap sejarah bangsa Indonesia.
-          Mengenal keindahan kota Jakarta dari pelataran puncak monas
-          Mendorong timbulnya rasa keingintahuan anak didik dan masyarakat terhadap sejarah perjuangan bangsa Indoneia.
-          Memberi gambaran tentang bagaimana para pahlawan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
-          Menmgenang dan melestarikan sejarah perjuangan pada masa revolusi kemerdekaan 1945.

D.    Fasilitas
Ø  12 Diaorama(jendela peraga)
Ø  Lift
Ø  Tangga darurat
Ø  Air mancur
Ø  Laser
Ø  Lapangan olahraga
Ø  Taman
Ø  Ruang museum





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Didalam Monumen Nasional terdapat berbagai macam bagian yang berisi nilai-nilai bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia. Diaroma/Jendela peraga yang disajikan sangatlah menarik untuk bahan pembelajaran sejarah bagi para pelajar kita.
Hal ini disebabkan karena diaroma memudahkan bagi para pelajar atau wisatawan untuk mendapatkan pengertian dan pemahman akan suatu kejadian sejarah bangsa Indonesia dalam Monumen Nasional.

B.     Kesan

Setelah mengunjungi Monumen nasional penyusun benar-benar terkesan akan berbagai macam sejarah dan keindahan didalamnya. Penyusun mendapatkan pengalaman yang sangat menarik setelah berbagai macam diaroma yang menjelakan tentang sejarah bangsa Indonesia dan para wisatawan dapat melihat keindahan kota Jakarta.

C.     Saran

Penyusun mengharapkan saran dari para pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini penulis mengharapkan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi adik kelas dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan karya tulis yang akan dating. Kunjungilah Monumen Nasional untuk menambah pengetahuan dan wawasan.


LAMPIRAN-LAMPIRAN




0 comments:

Post a Comment